Share This Article
Pandemi COVID-19 sedikit banyak mengubah kebiasaan atau rutinitas harian. Salah satunya mungkin adalah kebiasaan mandi.
Sebelum pandemi, mandi dua kali sehari sudah jadi kebiasaan rutin. Namun selama pandemi di mana semua kegiatan dilakukan di rumah, kebiasaan mandi juga bisa ikut berubah.
Lalu, adakah dampak negatif dari penurunan intensitas mandi bagi kesehatan?
Apa yang terjadi pada tubuh kalau kita jarang mandi?
Terlalu jarang mandi dapat menyebabkan ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat pada kulit. Terlalu banyak bakteri jahat pada kulit membuat kamu berisiko terkena infeksi kulit.
Salah satunya dapat menyebabkan dermatitis neglecta, di mana bercak plak berkembang di kulit karena pembersihan yang tidak memadai.
Mandi juga berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati. Jadi, ketika kamu jarang mandi, sel-sel ini dapat menempel pada kulit dan menyebabkan hiperpigmentasi.
Berikut beberapa dampak ke tubuh kalau kamu jarang mandi:
- Bau badan meningkat
- Munculnya jerawat di badan
- Flare-up kondisi kulit seperti eksim, psoriasis, dan dermatitis
- Infeksi kulit
- Area kulit menjadi gelap atau berubah warna
- Dalam kasus ekstrem, dapat terjadi dermatitis neglecta atau bercak tebal kulit bersisik
Lalu, apakah kita harus mandi sesering mungkin?
Beberapa orang mungkin berpegang dengan prinsip harus mandi, seperti apapun kondisi yang terjadi. Namun, apakah mandi sesering mungkin itu diperlukan?
Selain menganggapnya lebih sehat, orang bisa memilih mandi lebih sering karena sejumlah alasan, termasuk:
- Kekhawatiran tentang bau badan
- Membantu bangun di pagi hari
- Rutinitas pagi yang mencakup berolahraga
Namun, ketika menyangkut masalah kesehatan, sama sekali belum bisa dipastikan bahwa mandi terlalu sering memberi banyak manfaat. Bahkan, mandi terlalu sering justru berisiko bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kulit yang normal dan sehat memiliki lapisan minyak dan keseimbangan antara bakteri baik dan mikroorganisme lainnya. Mencuci dan menggosok tubuh terlalu sering dapat menghilangkan ini, terutama jika airnya panas. Dampak lainnya yakni:
- Kulit bisa menjadi kering, teriritasi, atau gatal
- Kulit yang kering dan pecah-pecah memungkinkan bakteri dan alergen menembus penghalang yang seharusnya disediakan oleh kulit, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi kulit dan reaksi alergi
- Sabun antibakteri sebenarnya dapat membunuh bakteri normal. Ini dapat mengganggu keseimbangan mikroorganisme pada kulit dan mendorong munculnya organisme yang lebih keras dan kurang ramah yang lebih resisten terhadap antibiotik
- Sistem kekebalan kita membutuhkan sejumlah rangsangan oleh mikroorganisme normal, kotoran, dan paparan lingkungan lainnya untuk menciptakan antibodi pelindung
Berapa kali kita harus mandi agar tetap sehat?
Melansir Self, sebenarnya tidak ada aturan universal yang menyebut seberapa banyak kita harus mandi dalam sehari. Begitu pula pendapat Mary L. Stevenson, asisten profesor di Ronald O. Perelman Department of Dermatology.
Berapa banyak kita harus mandi didasarkan pada kecenderungan alami kamu terhadap sifat berminyak, berkeringat, serta aktivitas dan lingkungan harian kamu.
Dengan demikian, ada konsensus dermatologis yang cukup jelas bahwa mandi setiap hari tidak diperlukan bagi kebanyakan orang. Ini benar-benar tergantung pada gaya hidup dan kecenderungan alami terhadap sifat berminyak dan berkeringat.
Sesuaikan frekuensi mandi dengan rutinitas harian
Tentunya, jika kamu berolahraga hingga berkeringat di gym setiap hari, kamu mungkin ingin mandi setiap hari. Sama halnya dengan orang yang terpapar bahan kimia atau bau yang kuat saat bekerja (seperti di pabrik atau dapur cepat saji).
Musim dan iklim juga berperan. Orang yang sama yang mandi setiap hari selama musim panas yang lembap dan panas, dapat memilih untuk mandi dua hari sekali selama musim dingin yang kering dan dingin.
Jika kamu seharian hanya beraktivitas di rumah dan minim berkeringat, kamu tidak harus mandi dua kali sehari.
Tips mandi yang sehat
Jika kamu punya kebiasaan mandi setiap hari atau ingin memastikan rutinitas mandi kamu sudah baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jangan mandi terlalu lama. Mandi atau berendam terlalu lama secara teratur dapat menghilangkan minyak alami dari pelindung lipid kulit, yakni lapisan luar berlemak yang menjaga kelembapan kulit. Ini bisa menyebabkan kekeringan dan iritasi.
- Jangan gunakan air yang terlalu panas dan sabun yang keras, sebab keduanya dapat menghilangkan minyak alami yang membentuk penghalang lipid esensial. Gunakan air hangat dan pembersih lembut yang diformulasikan tanpa bahan-bahan seperti pewangi atau sodium lauryl sulfate, bahan berbusa yang dapat mengeluarkan minyak dari kulit.
- Gunakan moisturaizer setelah mandi di seluruh tubuh.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kebiasaan sehat? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!