Share This Article
Asam urat yang sering dikenal sebagai penyebab nyeri sendi adalah kondisi yang semakin banyak diderita oleh pekerja kantoran di era digital ini. Meningkatnya penggunaan teknologi dan digitalisasi dalam dunia kerja, pekerja semakin terpapar pada gaya hidup yang cenderung lebih sedentari. Dampaknya, masalah kesehatan seperti asam urat yang semula hanya terkait dengan faktor usia atau pola makan, kini turut dipengaruhi oleh kebiasaan kerja dan kecanggihan teknologi. Artikel ini akan membahas kaitan antara asam urat karena kerjaan dengan penggunaan teknologi serta bagaimana langkah-langkah preventif dapat diambil oleh perusahaan dan pekerja untuk mencegahnya.
Asam Urat karena Kerjaan
1. Perubahan Dunia Kerja dan Dampaknya terhadap Kesehatan
Seperti yang kita tahu bahwa dunia kerja saat ini telah berubah dengan sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Puncaknya saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu, yang memaksa banyak perusahaan untuk beralih ke model kerja jarak jauh, di mana teknologi semakin mendominasi proses kerja sehari-hari. Pekerja kantoran kini lebih sering menghabiskan waktu di depan layar, baik untuk rapat virtual, menyelesaikan tugas administratif, atau berkomunikasi melalui platform digital. Perubahan ini membawa berbagai kemudahan, namun juga memicu beberapa masalah kesehatan yang baru.
Pekerjaan yang mengharuskan duduk dalam waktu lama tersebut, seringkali tanpa diimbangi aktivitas fisik yang cukup, sehingga menimbulkan risiko gangguan metabolisme, termasuk penumpukan kadar asam urat dalam tubuh. Jika kadarnya semakin tinggi maka dapat menyebabkan kristal terbentuk di sendi, yang memicu rasa sakit dan peradangan. Oleh karena itulah, asam urat menjadi salah satu penyakit yang semakin umum di kalangan pekerja kantoran.
2. Asam Urat Karena Kerjaan, Bukan Hanya Soal Nyeri Sendi
Asam urat bukan hanya masalah pada sendi. Beberapa orang mungkin juga mengalami gejala non-fisik yang bisa berdampak lebih luas pada kegiatan sehari-hari. Pada tahap awal, gejala asam urat memang seringkali tidak terlalu mencolok, yaitu pekerja kantoran mungkin hanya merasa lelah setelah duduk lama atau mengalami kesulitan bergerak saat bangun pagi.
Kebanyakan pekerja akan menganggap bahwa kondisi tersebut hanya sebagai efek samping dari rutinitas kerja yang padat. Padahal, tanda-tanda ini bisa menjadi peringatan dini dari masalah asam urat yang lebih serius. Selain itu, mood yang buruk, mudah marah, dan gangguan tidur juga dapat menjadi gejala tidak langsung dari tingginya kadar asam urat dalam tubuh, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja dan produktivitas kerja.
Seperti dilansir dari Rheumatology Advisor, sejumlah penelitian penting tentang asam urat dan depresi telah dipublikasikan selama beberapa tahun terakhir. Salah satu penelitian tersebut, yang dipublikasikan di Medicine pada tahun 2015, menyimpulkan bahwa asam urat secara signifikan meningkatkan risiko gangguan depresi.
4. Risiko Asam Urat Pada Pekerja Kantoran
Dampak asam urat pada pekerja kantoran tidak hanya dirasakan pada level individu, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi perusahaan. Biaya pengobatan asam urat, terutama jika sudah berkembang menjadi penyakit kronis, dapat menjadi beban bagi perusahaan. Pengobatan untuk asam urat melibatkan biaya jangka panjang, termasuk biaya obat-obatan, pemeriksaan medis, dan terapi yang seringkali harus dilakukan secara rutin.
Selain itu, ketidakhadiran pekerja yang menderita asam urat atau gejala terkait dapat mengganggu kinerja tim. Pekerja yang sering absen atau kesulitan bekerja dengan maksimal akan mempengaruhi seluruh proses kerja tim. Deadline pekerjaan bisa terlambat, dan proyek yang semula berjalan lancar bisa terhambat hanya karena satu anggota tim tidak dapat bekerja secara optimal.
Biaya pengobatan ini juga bisa meningkatkan klaim kesehatan yang harus ditanggung oleh perusahaan, baik melalui asuransi atau biaya perawatan medis lainnya. Dalam jangka panjang, perusahaan juga dapat kehilangan klien atau pelanggan jika kinerja tim menurun akibat absennya karyawan yang sedang berjuang dengan masalah kesehatan ini.
Baca Juga Article Terkait Lainnya : Manfaat Program Vaksin Karyawan di Perusahaan
Teknologi sebagai Solusi: Mencegah Asam Urat Melalui Aplikasi Good Doctor
Walaupun di sisi lain teknologi dapat menjadi salah satu penyebab utama gangguan kesehatan seperti asam urat, namun jika digunakan secara tepat juga dapat berperan dalam pencegahan dan pemantauan kondisi pekerja kantoran. Salah satunya adalah penggunaan smartwatch, tidak hanya membantu mengingatkan pekerja untuk beristirahat atau bergerak setiap beberapa jam, tetapi juga dapat melacak jumlah langkah, hidrasi, dan bahkan pola tidur.
Selain itu, ada juga aplikasi kesehatan yang menyediakan layanan telemedisin seperti Good Doctor, di mana Anda akan diberikan kemudahan untuk memeriksa kesehatan tanpa harus meninggalkan kantor. Telemedisin ini memungkinkan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter melalui platform online, yang dapat membantu mendeteksi gejala asam urat sejak dini dan memberikan saran medis yang sesuai.
Membangun Kebiasaan Sehat dengan Teknologi di Tempat Kerja
Dalam hal ini, untuk mempromosikan gaya hidup sehat di tempat kerja, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi. Salah satu cara efektif adalah mengimplementasikan program Corporate Wellness yang sudah berbasis teknologi. Program ini dapat mencakup berbagai kegiatan, seperti pelacakan kebiasaan makan sehat, olahraga rutin, atau pemeriksaan kesehatan berkala yang diintegrasikan dengan aplikasi seperti Good Doctor. Selain itu, perusahaan juga dapat memberikan insentif bagi karyawan yang berpartisipasi aktif dalam program, karena secara langsung membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Selain fasilitas fisik, perusahaan juga bisa memanfaatkan platform digital untuk menyediakan edukasi kesehatan secara berkelanjutan. Contohnya seperti memberikan video interaktif tentang pola makan, aktivitas ringan di sela-sela pekerjaan, lalu pastikan bisa diakses kapan saja oleh karyawan melalui perangkat digital mereka. Dengan memanfaatkan media ini, perusahaan tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran serta mendorong perubahan perilaku sehat di lingkungan kerja. Strategi edukasi berbasis teknologi seperti ini telah terbukti efektif dalam studi promosi kesehatan korporat, di mana keterlibatan aktif dan aksesibilitas menjadi kunci keberhasilannya.
Lebih jauh lagi, teknologi dapat membantu perusahaan untuk melakukan monitoring kesehatan karyawan secara lebih sistematis dan juga akurat. Adanya aplikasi kesehatan yang merekam data aktivitas fisik, pola tidur, asupan nutrisi, hingga kadar asam urat, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko kesehatan sejak dini. Data tersebut bisa menjadi dasar bagi perusahaan untuk memberikan intervensi personal yang lebih tepat sasaran, seperti rekomendasi pola makan, rencana olahraga, hingga layanan konsultasi medis. Inisiatif berbasis data ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan individu, tetapi juga berdampak langsung pada produktivitas, efisiensi kerja, dan kesejahteraan tim secara keseluruhan.
Yuk, jangan tunggu sampai gejala asam urat muncul, lebih baik segera gunakan teknologi untuk mulai menjaga kesehatan Anda agar tetap produktif dan sehat sepanjang karier. Mulailah memanfaatkan telemedisin dari Good Doctor hari ini dan cek kesehatan Anda secara rutin untuk mencegah masalah asam urat karena kerjaan yang berisiko mengganggu performa dan karier di masa depan.
Referensi: