Share This Article
Dulu, asam urat sering dikaitkan dengan penyakit usia lanjut saja. Padahal kenyataannya saat ini asam urat pada pekerja kantoran mulai menghantui, apalagi mereka yang sibuk dan masih berada di puncak usia produktif. Tuntutan kerja, mobilitas rendah, serta konsumsi makanan cepat saji dengan kandungan purin menjadi pemicu yang kerap diabaikan. Tanpa disadari, gaya hidup modern di balik meja kerja justru menjadi penyebab paling utama.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab asam urat pada pekerja kantoran dari sudut pandang yang jarang dibicarakan yaitu budaya kerja dan kesehatan mental.
Asam Urat pada Pekerja Kantoran
Asam urat adalah hasil pemecahan dari zat purin yang ada di dalam makanan maupun yang telah diproduksi secara alami oleh tubuh. Ketika kadar asam urat terlalu tinggi dalam darah dan tidak dikeluarkan dengan baik oleh ginjal, ia akan mengendap menjadi kristal tajam di persendian dan menyebabkan nyeri yang luar biasa.
Pekerja kantoran menjadi kelompok rentan karena gaya hidup yang minim aktivitas fisik, pola makan tinggi purin, dan kebiasaan kurang minum air putih. Selain itu, lingkungan kerja yang kurang mendukung gaya hidup sehat membuat kondisi ini semakin sering terjadi pada usia produktif.
Asam Urat & Kesehatan Mental: Hubungan yang Jarang Dibahas
Jarang diketahui bahwa stres kerja yang berlebihan juga bisa menjadi pemicu asam urat pada pekerja kantoran. Stres kronis dapat meningkatkan kadar hormon kortisol, yang jika terus-menerus meningkat, tentu akan mengganggu metabolisme tubuh termasuk pembuangan limbah seperti asam urat.
Sebuah studi berskala nasional yang diterbitkan dalam Medicine (Baltimore) dilansir dari website PMC menemukan bahwa penderita asam urat ternyata memiliki risiko 1,18 kali lebih tinggi untuk mengalami gangguan depresi dibandingkan populasi umum.
Selain itu, stres juga memicu pola makan yang tidak terkendali di mana seseorang akan lebih sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam. Beberapa jenis makanan tersebut umumnya memiliki kandungan purin yang tinggi sehingga akan memperburuk kinerja ginjal dalam menyaring zat sisa. Akibatnya, tubuh terpapar risiko peningkatan asam urat secara tidak langsung.
Tanpa disadari kesehatan mental yang buruk tersebut juga akan berdampak pada gangguan tidur dan pola hidup tidak teratur. Semua ini saling berkaitan terhadap sistem metabolik dan meningkatkan risiko asam urat pada pekerja kantoran.
Peran Budaya Kantor dalam Menekan Risiko Penyakit Asam Urat pada Karyawan
Budaya kerja yang tidak sehat seringkali tidak disadari turut memperburuk kondisi kesehatan karyawan. Misalnya, kebiasaan bekerja tanpa jeda, makan siang sambil menatap layar, serta minimnya dorongan untuk bergerak aktif di sela jam kerja.
Kemudian, lingkungan kantor yang tidak menyediakan ruang terbuka untuk bergerak atau tidak memiliki program promosi kesehatan turut menjadi penyebab masalah metabolik. Karyawan pun jarang mengambil waktu istirahat yang cukup atau melakukan peregangan ringan, yang seharusnya dapat membantu sirkulasi tubuh dan menurunkan risiko penyakit sendi.
Budaya ‘kerja keras tanpa henti’ memang mendongkrak produktivitas jangka pendek, tapi berdampak buruk pada kesehatan karyawan jangka panjang. Namun, jika perusahaan sadar akan pentingnya keseimbangan antara budaya kerja dan kesehatan karyawannya, tentu dapat menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan mendukung kemajuan bisnis.
Fakta Medis: Bukti Ilmiah di Balik Gaya Hidup Kantoran yang Memengaruhi Asam Urat
Sebuah studi dari Harvard Health Publishing menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat memperlambat metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko penyakit metabolik. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa salah satu kebiasaan pekerja kantoran adalah duduk dengan jangka waktu yang cukup lama di depan layar komputer, dan tanpa disadari hal itu menyebabkan kadar asam urat dalam tubuh semakin meningkat.
Fakta dan penjelasan di atas menunjukkan bahwa solusi pencegahan asam urat pada pekerja kantoran tidak harus rumit. Anda bisa mulai dengan mengganti beberapa kebiasaan kecil seperti rutin bergerak, memilih makanan dengan kandungan rendah purin, dan memaksimalkan penggunaan aplikasi kesehatan. Aktivitas-aktivitas tersebut tentu dapat memberikan dampak besar bagi pekerja kantoran jika diterapkan secara rutin dan kualitas hidup pun meningkat secara nyata.
Mengapa HR Perlu Peduli untuk Cegah Risiko Asam Urat pada Pekerja Kantoran?
Selama ini, program kesehatan di perusahaan lebih fokus pada vaksinasi, medical check-up umum, atau kampanye berhenti merokok. Padahal, gangguan metabolik seperti asam urat juga tidak kalah penting untuk dimasukkan dalam agenda preventif HRD. Cara satu ini tentu saja akan membantu mencegah asam urat pada pekerja kantoran.Â
Baca Juga Article Terkait Lainnya : Gejala Asam Urat pada Pekerja Kantoran Bikin Produktivitas Turun
Pemeriksaan kadar asam urat secara berkala, edukasi nutrisi yang sesuai, hingga penyediaan konsultasi gizi atau dokter umum secara daring adalah bentuk nyata dukungan terhadap kesehatan karyawan. Dengan mengambil langkah ini, perusahaan tentu saja tidak hanya menjaga kesehatan karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan menurunkan angka absensi akibat sakit. Hal ini pun akan sangat berdampak langsung pada kemajuan bisnis, karena karyawan mampu bekerja secara maksimal dengan kondisi fisik dan mental yang sepenuhnya sehat.
Teknologi Tepat untuk Pencegahan Penyakit pada Karyawan
Di era digital, menjaga kesehatan karyawan menjadi lebih praktis dan efisien berkat dukungan teknologi. Salah satu solusi yang kini banyak digunakan adalah layanan telemedisin, yang memungkinkan pekerja kantoran berkonsultasi langsung dengan tenaga medis mengenai pola makan, kualitas tidur, hingga manajemen stres. Semua ini bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus meninggalkan meja kerja, sehingga tidak mengganggu produktivitas harian.
Selain itu, penggunaan perangkat wearable seperti smartwatch juga semakin populer di kalangan profesional. Alat ini dapat memantau aktivitas fisik harian dan memberikan pengingat untuk berdiri atau bergerak secara berkala. Fitur ini sangat bermanfaat, terutama bagi mereka yang duduk dalam waktu lama, untuk menjaga sirkulasi tubuh tetap lancar dan menurunkan risiko penyakit metabolik seperti asam urat.
Tak hanya itu, perusahaan juga dapat memanfaatkan platform kesehatan digital untuk mengadakan skrining berkala, webinar edukatif, dan program wellness yang disesuaikan dengan kebutuhan tim. Dengan sistem monitoring yang terintegrasi, HR bisa memantau tren kesehatan karyawan secara menyeluruh dan merancang strategi preventif yang lebih efektif. Pendekatan ini bukan hanya mencerminkan kepedulian terhadap kesejahteraan tim, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan.
Platform telemedisin seperti Good Doctor tentu menjadi jawaban paling tepat karena menyediakan akses konsultasi dokter, edukasi gizi, hingga pemantauan kondisi metabolik secara berkala, tentu saja semua itu bisa dilakukan tanpa harus meninggalkan meja kerja. Inilah solusi kesehatan modern yang sejalan dengan gaya hidup pekerja digital.
Kini Anda tidak perlu lagi bingung mencari layanan kesehatan yang sesuai untuk para pekerja kantor. Good Doctor hadir dengan solusi kesehatan terpadu yang mudah diakses dan terpercaya. Mulai dari pemeriksaan kadar asam urat, konsultasi dokter, hingga edukasi gizi dan manajemen stres, semuanya sudah tersedia dalam satu platform.
Good Doctor siap membantu perusahaan Anda menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aktif, dan bebas dari mencegah risiko asam urat pada pekerja kantoran. Yuk, konsultasikan kebutuhan kesehatan tim Anda sekarang juga melalui Good Doctor, dan mulai investasi kesehatan dari tempat kerja!
Referensi: