Share This Article
Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi ancaman serius di Indonesia, termasuk di lingkungan sekolah. Hal ini menjadi alasan utama mengapa vaksin DBD untuk sekolah tidak boleh disepelekan. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini tidak hanya membahayakan kesehatan individu, tetapi juga dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar. Apalagi kondisi cuaca tropis di Indonesia sangat mendukung penyebaran nyamuk.Â
Oleh karena itu, sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang tentu harus mengambil langkah preventif, dengan menyediakan vaksin DBD. Namun, bagaimana sekolah bisa menerapkannya dengan efektif? Yuk simak pembahasan di bawah untuk memahami lebih jelas.
Mengapa Vaksin DBD Penting untuk Sekolah?
Dilansir dari data Kemenkes, pada 26 Maret 2024 kasus DBD di Indonesia dilaporkan telah mencapai 53.131 kasus dengan angka kematian sebanyak 404 orang. Tidak sampai disitu, kasus DBD mengalami peningkatan pada pekan berikutnya sebanyak 60.296 kasus dengan angka kematian sebanyak 455.
Bahkan beberapa wilayah kabupaten/kota juga memiliki kasus demam berdarah tertinggi tahun 2024 lalu seperti Kabupaten Tangerang dengan jumlah kasus sebanyak 2.540. Kota Bandung sebanyak 1.741 kasus, Kabupaten Bandung Barat berjumlah 1.422 kasus, Kabupaten Lebak 1.326, Kota Depok 1.252, Kota Kendari 1.195, Kota Bogor 939 kasus, dan Kabupaten Subang sebanyak 909 kasus.
Tidak hanya itu saja, beberapa kasus di atas juga diikuti dengan jumlah kasus kematian akibat DBD yang cukup mengkhawatirkan. Sehingga dengan melihat peningkatan jumlah kasus DBD yang terus meningkat setiap tahunnya tersebut akibat cuaca dan beberapa faktor lain tentu akan menyebabkan banyak dampak negatif bagi kesehatan banyak orang termasuk guru dan siswa.
Apalagi lingkungan sekolah yang dinamis dengan mobilitas tinggi membuatnya rentan terhadap penyebaran penyakit, termasuk penyebaran DBD. Berikut adalah beberapa alasan mengapa vaksinasi DBD menjadi langkah preventif yang sangat penting:
1. Mencegah Wabah di Lingkungan Sekolah
Ketika seorang siswa atau guru terinfeksi DBD, potensi penyebaran penyakit meningkat. Tetapi jika lebih awal mengambil langkah pencegahan dengan memberikan vaksinasi kepada seluruh warga sekolah, risiko terjadinya wabah pun dapat diminimalisir.
2. Melindungi Kesehatan Siswa dan Guru
Siswa dan guru yang sehat dapat menjalankan aktivitas belajar mengajar dengan optimal. Vaksin DBD membantu melindungi mereka dari risiko penyakit yang dapat menyebabkan absen panjang.
3. Menjamin Kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar
DBD dapat menyebabkan absensi massal yang berdampak pada terganggunya proses pembelajaran. Maka penyediaan vaksinasi, sekolah dapat memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan lancar tanpa gangguan kesehatan.
4. Mengurangi Beban Biaya Kesehatan
Biaya pengobatan DBD bisa menjadi beban yang cukup besar bagi orang tua siswa maupun sekolah yang memiliki program asuransi kesehatan. Tapi hal itu bisa dikurangi secara signifikan apabila pihak sekolah menyediakan vaksinasi DBD, karena risiko biaya rawat inap pun berkurang.
Apa Itu Vaksin DBD dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, kini pengendalian dengue nasional memiliki inovasi baru, yaitu dengan pengembangan vaksin dengue dan teknologi Wolbachia. Seperti yang diketahui bahwa pengembangan vaksin telah dilakukan sejak tahun 2016. Saat itu vaksin yang dikembangkan adalah DENGVAXIA untuk mencegah demam berdarah akibat virus dengue serotipe 1,2, 3 dan 4, pada anak-anak berusia 9 hingga 16 tahun.
Kemudian vaksin kedua adalah vaksin QDENGA yang tujuannya untuk mencegah demam berdarah akibat virus dengue serotipe 1,2, 3 dan 4 dengan target sasaran usia 6-45 tahun. Vaksin ini juga telah mendapatkan izin edar dari Badan POM pada Agustus 2022.
Manfaat Vaksin DBD
- Memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi virus dengue.
- Mengurangi risiko komplikasi berat akibat DBD.
- Menurunkan angka absensi akibat penyakit di lingkungan sekolah.
Syarat Penerima Vaksin DBD
- Usia: Vaksin DBD direkomendasikan untuk anak sekolah berusia 9 hingga 16 tahun. Dan untuk usia dewasa sampai 45 tahun.
- Kondisi Fisik: Anak yang akan divaksin harus berada dalam kondisi sehat, tidak sedang demam atau mengalami infeksi akut.
- Riwayat Infeksi: Vaksin ini lebih efektif diberikan kepada anak yang sebelumnya telah terpapar virus dengue. Oleh karena itu, pemeriksaan riwayat medis sangat disarankan.
Dosis yang Dibutuhkan
Vaksin Dengvaxia diberikan dalam tiga dosis yang terpisah dengan interval waktu enam bulan antara setiap dosis. Ini berarti anak yang menerima vaksin memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikan seluruh rangkaian vaksinasi. Sedangkan untuk vaksin QDENGA akan diberikan sebanyak 2 dosis dengan selang waktu atau jeda pemberian 3 bulan antar dosisnya.
Cara Sekolah Menerapkan Program Vaksinasi DBD
Agar program vaksinasi berjalan efektif, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil oleh pihak sekolah:
1. Berkolaborasi dengan Layanan Kesehatan Terpercaya
Sekolah dapat bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan seperti Good Doctor untuk menyelenggarakan vaksinasi massal di lingkungan sekolah. Good Doctor menyediakan layanan vaksinasi yang mudah diakses dan aman.
2. Sosialisasi dan Edukasi
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, penting bagi sekolah untuk memberikan edukasi kepada siswa, orang tua, dan guru tentang manfaat serta keamanan vaksin DBD. Edukasi yang baik akan meningkatkan partisipasi dan kepercayaan.
3. Penjadwalan yang Efektif
Agar tidak mengganggu kegiatan belajar, vaksinasi dapat dijadwalkan secara bertahap berdasarkan kelas atau tingkat pendidikan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Setelah vaksinasi dilakukan, sekolah perlu memonitor kondisi kesehatan siswa dan guru serta mengevaluasi efektivitas program vaksinasi.
Dampak Positif Vaksinasi DBD di Sekolah
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat dirasakan setelah program vaksinasi diterapkan:
1. Lingkungan Sekolah yang Lebih Sehat
Dengan berkurangnya risiko penyebaran DBD, lingkungan sekolah menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman.
2. Peningkatan Konsentrasi Belajar
Siswa yang sehat memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
3. Mengurangi Kekhawatiran Orang Tua
Orang tua merasa lebih tenang ketika anak-anak mereka mendapatkan perlindungan dari risiko DBD.
4. Peningkatan Reputasi Sekolah
Sekolah yang peduli terhadap kesehatan siswa dan guru akan memiliki citra positif di mata masyarakat. Jadi, tidak hanya sekadar mencegah penyebaran penyakit DBD dan menjaga lingkungan sekolah tetap sehat, pemberian vaksinasi juga meningkatkan reputasi yang baik.
Melindungi kesehatan siswa dan guru dari risiko DBD adalah langkah strategis yang perlu diambil oleh sekolah. Dengan vaksinasi DBD, sekolah tidak hanya menjaga kesehatan warganya tetapi juga memastikan proses belajar mengajar berjalan lancar tanpa gangguan.
Good Doctor kini hadir dengan layanan vaksinasi DBD yang praktis, aman, dan mudah diakses untuk sekolah Anda. hadirnya tim medis profesional serta proses yang terjamin keamanannya, Good Doctor dapat menjadi mitra terbaik dalam menjaga kesehatan siswa dan guru. Program vaksinasi ini dapat diatur sesuai kebutuhan sekolah Anda, mulai dari jadwal yang fleksibel hingga pelayanan langsung di lingkungan sekolah.
Yuk, pastikan lingkungan belajar tetap sehat dan produktif dengan layanan vaksin DBD untuk sekolah dari Good Doctor. Hubungi kami di sini untuk informasi lebih lanjut dan jadwalkan program vaksinasi demi mewujudkan sekolah yang bebas dari risiko DBD ya!
Referensi:
sehatnegeriku.kemkes.go.id (2023) diakses pada 1 Februari 2025. Atasi Dengue, Kemenkes Kembangkan Dua Teknologi ini
p2p.kemkes.go.id (2022) diakses pada 1 Februari 2025. LAPORAN TAHUNAN 2022 Demam Berdarah Dengue
sehatnegeriku.kemkes.go.id (2024) diakses pada 1 Februari 2025. Ketika Demam Berdarah Kembali Merebak