Share This Article
Jakarta, 29 Oktober 2021 – Hidup dalam kenormalan baru dimasa pandemi COVID-19, telah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengambil langkah preventif dalam penatalaksanaan kesehatan yang menyeluruh. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kesehatan mental dan fisik sebagai aspek penting dalam kesehatan seseorang, dimana intervensi kesehatan sejak dini akan membantu masyarakat Indonesia sadar dan peduli terhadap kondisi kesehatannya secara umum. Untuk memperjuangkan pentingnya tatalaksana kesehatan yang menyeluruh, Good Doctor Technology Indonesia (GDTI) berkolaborasi dengan The London School of Public Relations (LSPR) Communication & Business Institute meluncurkan program edukasi “Good Knowledge, Good Health” atau “Pengetahuan yang Baik, Kesehatan yang Baik” untuk meningkatkan literasi kesehatan dan menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi generasi muda di Indonesia.
Kolaborasi edukasi kesehatan ini berlangsung selama 6 bulan, sejak September 2021 hingga Februari 2022. Program ini mencakup seminar daring tematik yang didisain untuk menciptakan diskusi seputar topik kesehatan yang relevan bagi masyarakat. Topik-topik kesehatan dihadirkan setiap bulannya, seperti pentingnya deteksi dini dari penyakit kronis seperti diabetes, tips sebelum dan sesudah mendapatkan, vaksinasi COVID-19, kesehatan mental, pengaturan makan sehat untuk mendukung sistem imun tubuh dan lain-lain.
Hadir dalam seremoni penandatanganan kerja sama, Direktur Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO menyampaikan apresiasi atas komitmen bersama Good Doctor dan LSPR untuk mempelopori inisiatif penyebaran informasi kesehatan dan mengadvokasi pentingnya membentuk pemikiran generasi muda melalui program edukasi kesehatan. “Dengan banyaknya informasi kesehatan yang beredar di media tradisional maupun sosial, kami menyadari ancaman beredarnya penyebaran informasi kesehatan yang kurang tepat yang dapat membingungkan masyarakat terutama di masa pandemi COVID-19 ini,” ujarnya.
Managing Director Good Doctor, Danu Wicaksana mengatakan, “Dengan lebih dari setengah pengikut media sosial kami dari kelompok usia milenial, kami menyadari pentingnya pemberdayaan kaum muda dengan menyerahkan tanggung jawab kesehatan ke tangan masing-masing dan menutup kesenjangan akses melalui teknologi digital. Dengan bermitra dengan LSPR, semakin banyak kaum muda yang dapat mengakses aplikasi kami dan bersama-sama, kami berkomitmen untuk menyediakan informasi kesehatan yang terpercaya yang dapat meningkatkan literasi digital dan memperkuat pemikiran dari kaum muda. Pemberdayaan kaum muda akan mendorong mereka untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang kesehatan mereka untuk jangka panjang.”
Dr. Andre Ikhsano, Rektor LSPR Communication & Business Institute menyebutkan LSPR juga memiliki semangat yang sama. “Kami sadar betul kesehatan adalah investasi penting untuk negara. Karena itu sebagai institusi pendidikan kami harus terlibat aktif dalam meningkatkan literasi kesehatan generasi muda. Kolaborasi ini adalah salah satu cara efektif untuk mewujudkannya.”
Di bulan Oktober ini bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kesehatan Mental Sedunia, topik webinar yang diangkat adalah “Kesehatan Mental untuk Semua: Mari Kita Wujudkan!”, yang diakui oleh Kementerian Kesehatan sebagai topik kesehatan yang penting untuk disampaikan kepada kaum muda, terkait meningkatnya prevalensi masalah kesehatan mental terutama di masa pandemi ini. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan adanya lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami masalah mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Saat ini, prevalensinya di Indonesia meningkat tajam, yaitu 1 dari 5 orang atau 20% dari populasi berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Artinya masalah kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak muda.
Menurut Jenyffer, M.Psi, Psikolog Klinis, situasi pandemi Covid-19 membuat milenial sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan ansietas. Situasi pandemi membuat mereka sering kali merasa diabaikan, terbatasnya ruang untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi.
“Adapun yang dapat dilakukan anak muda agar kuat mental selama pandemi menurut Jennyfer adalah: melihat rasa cemas sebagai alat bantu untuk mengambil tindakan agar tetap bisa berkembang dalam situasi sulit, temukan cara baru untuk berinteraksi dengan teman, fokus pada diri sendiri agar bisa menemukan cara produktif untuk bertahan di masa pandemi,” jelasnya.
Dengan berkembangnya layanan kesehatan mental di Indonesia, banyak yang masih perlu dilakukan untuk menurunkan stigma yang diasosiasikan dengan kesehatan mental dan mendorong diskusi tentang kesehatan mental. Dari sekitar 10 ribu puskesmas di Indonesia, baru 60% puskemas yang memberikan layanan kesehatan mental.
Dari sisi tenaga profesional yang menangani kesehatan mental, Indonesia juga masih kekurangan. Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) menyebutkan jumlah psikolog klinis yang tersebar di Indonesia saat ini hanya sebanyak 2.782 orang. Artinya, hanya ada 1 psikolog untuk 90 ribu orang di Indonesia, sementara standard yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 1 tenaga psikolog melayani 30 ribu orang. Sebanyak 70 persen berada di pulau Jawa, 20 persen terkonsentrasi di Jakarta.
Sedangkan sampai hari ini jumlah psikiater untuk pelayanan kesehatan jiwa hanya mempunyai 1.053 orang.
Artinya, satu psikiater melayani sekitar 250 ribu penduduk.
“Maka telemedis juga menjadi solusi atas keterbatasan penanganan kesehatan mental di Indonesia. Terutama untuk milenial yang akrab dengan dunia digital, akses pengobatan kesehatan mental jadi lebih riil dan terjangkau,” papar Jennyfer yang juga dikenal sebagai content creator dalam bidang psikologi di Instagram @jen.psikolog.
Telemedis: Tingkatkan Akses untuk Menghapus Stigma Kesehatan Mental
Dalam aplikasi kesehatan digital Good Doctor, tersedia layanan telekonsultasi psikolog sejak April 2020. dr. Adhiatma Gunawan, Head of Medical Management GoodDoctor menjelaskan, “Dengan adanya fitur telemedicine atau konsultasi online membuat milenial bisa mengakses pengobatan kesehatan mental dengan lebih mudah. “Kebanyakan anak muda tidak nyaman menceritakan masalah emosional dan mental mereka kepada orang tua karena adanya stigma, maka telemedismenjadi solusi terbaik bagi milenial untuk berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog tanpa takut dicap negatif. Dengan berbicara kepada tenaga kesehatan professional, mereka akan mendapatkan bimbingan untuk mengatasi kondisi mereka dibandingkan dengan mengandalkan pada informasi generik yang didapatkan secara daring yang dapat mengarah ke swadiagnosis yang berbahaya. Di masa peningkatan kasus COVID-19 di antara bulan Mei dan Agustus, kami mencatat peningkatan jumlah konsultasi harian terkait kesehatan mental hingga 80%, yang menjadi indikator bahwa semakin banyak kaum milenial yang mau berbicara terbuka tentang kondisi kesehatan mental yang dihadapi.”
Episode pertama serial edukasi kesehatan ini mengangkat topik “Kiat hidup sehat sebelum dan sesudah vaksinasi” yang menyanggah mitos dan kesalahpahaman tentang vaksin. Masyarakat masih bisa mengikuti beberapa topik seminar daring kolaborasi GDTI dan LSPR #GoodKnowledgeGoodHealth yang akan digelar di bulan-bulan mendatang melalui akun instagram Good Doctor @gooddoctorid.
Tentang Good Doctor Technology Indonesia
Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) adalah penyedia layanan kesehatan terpadu berbasis teknologi yang memiliki visi ‘Satu Dokter untuk Setiap Keluarga di Indonesia’. Good Doctor bekerja sama dengan Grab untuk menyediakan layanan telemedis terpadu, yaitu GrabHealth powered by Good Doctor dengan misi memberikan akses akan layanan kesehatan berkualitas untuk para pengguna di Indonesia. Dengan didukung oleh lebih dari 10.000 dokter siaga di 70 kota dan 2.000 apotek resmi terpercaya, Good Doctor siap untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat. Good Doctor adalah mitra resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam usaha percepatan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia sejak tahun 2020 lalu. Setelah sukses bermitra dengan Grab
Indonesia dalam menghadirkan solusi layanan kesehatan, Good Doctor meluncurkan aplikasinya pada Maret 2021 sebagai wujud komitmen berkelanjutan untuk memajukan layanan kesehatan berbasis aplikasi dan membangun ekosistem digital di bidang kesehatan. Layanan Good Doctor memberikan solusi perawatan kesehatan 24 jam yang lengkap melalui fitur Konsultasi Medis, layanan e-commerce Obat dan Produk Kesehatan untuk pembelian dan pengiriman mitra dengan lebih dari 2.000 apotek, serta Appointment Booking, yang telah bekerjasama dengan lebih dari 1.000 rumah sakit, klinik, dan laboratorium, dan Artikel Kesehatan, konten tentang kesehatan, tip, dan gaya hidup yang dikurasi oleh tim dokter. Sebagai platform penyedia layanan kesehatan online terkemuka, Good Doctor memiliki lebih dari 600 spesialis medis dalam platformnya dari 26 departemen spesialisasi klinis yang berbeda, serta ribuan dokter umum.
Good Doctor juga telah meluncurkan aplikasi Good Doctor yang dapat diunduh secara gratis di Google PlayStore maupun iOS App Store. Kunjungi kami di www.gooddoctor.co.id.
Tentang LSPR
LSPR–Jakarta berdiri sejak 1 Juli 1992 adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang menyelenggarakan program sarjana ilmu komunikasi yang terbagi atas enam konsentrasi pilihan yaitu, Public Relations, International Relations, Marketing, Mass Communication, Digital Media Communication & Advertising dan Performing Arts Communication, serta program pasca sarjana yang terbagi menjadi empat konsentrasi yaitu Corporate Communication, Marketing Communication, International Relations Communication dan Mass Media Management. Saat ini LSPR–Jakarta memiliki 20.000 lulusan serta sebanyak 6.536 mahasiswa dan mahasiswi aktif.
Data LSPR Career Centre menunjukkan tingkat serapan lulusan LSPR-Jakarta di dunia kerja mencapai 90% lulusan. LSPR Career Centre selain menyelenggarakan seminar dan pelatihan, menyediakan informasi lowongan pekerjaan, juga membantu menyalurkan alumni ke bidang pekerjaan yang mereka inginkan baik di dalam maupun luar negeri.
Sejak tahun 2002, LSPR selalu mendapat pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional dengan nilai A. Untuk program S1 LSPR telah mendapat pengakuan internasional dari lembaga akreditasi internasional yakni The London Chamber of Commerce and Industry Examination Board (LCCI) United Kingdom dan City and Guilds UK sedangkan untuk Program S2, LSPR menjalin kerjasama dengan Edith Cowan University Australia dan City and Guilds UK.
Pada 9 November 2016, LSPR telah menerima surat keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 345/M/KPT/2016 mengenai penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada lingkup program studi Ilmu Komunikasi. LSPR juga mendapatkan tiga penghargaan dari KEMENRISTEK DIKTI pada tanggal 30 November 2016 dengan predikat Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kelembagaan, Peringkat I di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Kemahasiswaan dan Peringkat II di Kalangan Sekolah Tinggi untuk Aspek Ketenagaan.
Kemudian LSPR bertransformasi menjadi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR atau LSPR Communication & Business Institute berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Nomor 1035/KPT/I/2019. Surat keputusan tersebut diberikan oleh Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T (Plt. Kepala Lembaga LLDIKTI Wilayah III) dan diterima oleh LSPR Manajemen pada Hari Selasa, 12 November 2019 di Kantor LLDIKTI Wilayah III Jakarta. LSPR kini menyelenggarakan 7 (tujuh) Program Studi, yaitu Ilmu Komunikasi Program Magister, Ilmu Komunikasi Program Sarjana, Ilmu Komunikasi Program Sarjana Program Pendidikan Jarak Jauh yang diselenggarakan di Provinsi Bali, Desain Komunikasi Visual Program Sarjana, Manajemen Program Sarjana, Pariwisata Program Sarjana, dan Bisnis Jasa Program Sarjana.
Kontak Media:
Tim Media Relation GDTI: media@gooddoctor.co.id
Prasanti Dhewi – 082299712737
Revi Renita – 08158083748