Share This Article
Moms, melakukan hubungan intim di tengah kehamilan adalah hal yang aman dan wajar dilakukan oleh pasangan suami istri. Bahkan sebagian pasangan melakukan hubungan intim hingga hari persalinan.
Namun pada masa kehamilan, seks tidak akan terasa sama seperti sebelum hamil. Tubuh wanita dapat memberikan reaksi yang berbeda ketika melakukan hubungan intim saat hamil. Salah satunya adalah muncul kontraksi.
Lantas apakah kontraksi setelah berhubungan intim itu normal? Bagaimana dengan bayi di dalamnya? Kenali penyebab serta cara mengatasi kontraksi setelah berhubungan intim lewat ulasan di bawah ini.
Apakah kontraksi setelah berhubungan intim normal?
Munculnya kontraksi setelah berhubungan intim adalah hal yang normal. Kontraksi bisa muncul disertai kram di area perut dan selangkangan.
Namun perlu diingat, dilansir dari WebMD, kontraksi setelah seks sebenarnya tidak akan terasa sama dengan kontraksi persalinan. Meski begitu keduanya akan terasa menyakitkan.
Kontraksi setelah orgasme akan terasa lebih ringan dan tidak teratur. Sementara kontraksi saat persalinan akan lebih kuat, lebih lama dan lebih intens.
Kontraksi dan kram ini juga bisa terjadi kapan saja sepanjang masa kehamilan. Tetapi di trimester kedua dan ketiga mungkin rasanya akan semakin tidak nyaman karena rahim sudah semakin membesar.
Baca juga: Khawatir Berhubungan Seks saat Hamil? Ini Posisi Seks yang Aman dan Apa yang Harus Dihindari
Apa penyebab kontraksi setelah berhubungan intim?
Ketika melakukan seks di tengah kehamilan, Moms mungkin mengalami kontraksi selama dan setelah berhubungan seks. Kontraksi bahkan bisa terjadi saat orgasme.
Kondisi tersebut normal dan disebabkan oleh berbagai alasan, seperti:
- Orgasme. Tubuh melepaskan oksitosin (hormon perangsang kontraksi) sehingga otot berkontraksi
- Paparan sperma. Sperma dapat mengandung prostaglandin, yakni senyawa yang dapat memicu kontraksi rahim
- Rangsangan pada puting. Selama masa kehamilan puting akan lebih sensitif, sehingga memberi rangsangan di payudara dapat memicu kontraksi
- Tubuh yang banyak bergerak. Gerakan atau posisi seks juga dapat memicu kontraksi karena melibatkan aktivitas fisik
Baca juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Berhubungan Seks Saat Hamil Muda
Bagaimana cara mengatasi kontraksi setelah berhubungan intim?
Setelah orgasme, tubuh akan mengirimkan aliran darah ke rahim yang dapat menyebabkan kram maupun kontraksi dan berbagai perasaan tidak nyaman di area selangkangan. Meski begitu, kontraksi setelah berhubungan seks biasanya ringan dan akan hilang dalam beberapa jam.
Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan beberapa cara. Mulai dari berbaring, tidur sejenak, bersantai, mandi air hangat, atau minum segelas air. Biasanya kontraksi akan hilang setelah tubuh terasa lebih rileks.
Jangan terlalu khawatir, kontraksi ini umumnya tidak berbahaya dan biasanya tidak menyebabkan persalinan prematur.
Namun bila kontraksi terus terjadi dan semakin parah segeralah hubungi dokter.
Adakah cara mencegah kontraksi setelah berhubungan intim?
Untuk mencegahnya, Moms perlu mengenali tubuh Moms sendiri. Bila orgasme menyebabkan kram dan kontraksi yang sangat mengganggu, Moms bisa melakukan aktivitas seksual lainnya tanpa penetrasi.
Seperti berpelukan atau berciuman. Keintiman fisik seperti itu dapat berarti lebih besar daripada seks.
Kapan harus ke rumah sakit?
Pada dasarnya, kram atau kontraksi setelah berhubungan seks selama masa kehamilan adalah hal yang normal. Bahkan jika Moms tidak pernah mengalami kram setelah berhubungan seks sebelumnya.
Namun di sisi lain, kontraksi setelah berhubungan seks juga bisa menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Segeralah kunjungi rumah sakit atau hubungi dokter bila gejala-gejala berikut muncul:
- Demam atau kedinginan
- Bercak atau pendarahan berat, terutama pendarahan yang tidak kunjung reda
- Sakit kepala yang menyakitkan
- Nyeri atau terbakar saat buang air kecil
- Pandangan kabur
- Pusing
- Pingsan
- Lebih dari empat kontraksi dalam satu jam dan kram yang menyakitkan, ini bisa jadi tanda-tanda melahirkan
Pada dasarnya melakukan hubungan intim di tengah kehamilan adalah hal yang boleh dilakukan. Penetrasi atau hubungan seks juga tidak akan membahayakan bayi dalam kandungan karena ia terlindungi oleh perut, dinding otot rahim, juga cairan ketuban.
Bila Moms mengalami kontraksi setelah berhubungan seks, perhatikan gejala lain yang menyertainya. Segeralah minta pertolongan medis jika gejala yang muncul parah atau mengkhawatirkan.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kehamilan? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Caranya, buka aplikasi Grab kemudian pilih fitur Kesehatan, atau langsung klik di sini.