Share This Article
Tidak semua kehamilan bisa berjalan lancar. Misalnya, kondisi ibu yang tidak mendukung sehingga memiliki alasan medis untuk aborsi. Selain itu, bisa juga ada kondisi janin yang tidak memungkinkan untuk ibu melanjutkan kehamilan.
Aborsi dengan kondisi kesehatan yang tidak mendukung itu disebut juga dengan aborsi medis terapeutik. Untuk lebih lanjut memahami alasan medis untuk aborsi, berikut ulasannya.
Apa itu aborsi?
Aborsi adalah prosedur untuk mengakhiri kehamilan. Aborsi hanya dapat dilakukan di bawah perawatan rumah sakit atau klinik berlisensi serta oleh dokter yang berkualifikasi.
Di Amerika Serikat, aborsi sering dilakukan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak direncanakan. Ini termasuk ke dalam aborsi elektif. Sementara ada alasan medis untuk aborsi yang juga disebut dengan aborsi medis terapeutik.
Alasan medis untuk aborsi
Bagi pasangan yang sudah menantikan momongan, kabar harus melakukan aborsi pastinya menyedihkan. Namun alasan medis untuk aborsi umumnya fatal jika tidak dilakukan.
Alasan medis untuk aborsi yang paling umum adalah masalah pada janin atau pada ibu. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
Masalah pada janin yang menjadi alasan medis untuk aborsi
Tidak ada kondisi yang mewajibkan ibu hamil untuk melakukan aborsi, tapi dokter akan menawarkan aborsi jika dianggap kondisi janin berpotensi fatal apabila kehamilan terus dilakukan.
Beberapa kondisi janin yang berakibat fatal antara lain:
- Anencephaly. Cacat pembentukan tabung saraf dan berakibat gagalnya perkembangan otak, tengkorak dan kulit kepala. Jika kehamilan tetap dilanjutkan, bayi yang dilahirkan hanya dapat bertahan dalam beberapa jam atau hari.
- Masalah pada kromosom. Perubahan genetik menyebabkan adanya kelainan kromosom. Jika ini terjadi dapat mengakibatkan keguguran atau kematian janin.
- Hidrosefalus. Ini adalah kondisi saat adanya kumpulan cairan di otak bayi. Meski tidak mengancam jiwa, tapi diperlukan evaluasi lebih lanjut.
- Sindrom Meckel-Gruber. Ini salah satu kelainan genetik langka dan biasanya berakibat fatal. Misalnya seperti fontanel atau bagian antar tengkorak yang terlalu besar hingga polidaktili atau kelebihan jari tangan atau kaki.
- Pentalogy of Cantrell. Kelainan genetik langka dan dapat mengancam jiwa. Dapat berupa cacat dinding perut yang membuat usus menonjol keluar, organ bawah masuk rongga dada, celah tulang dada, jantung menonjol keluar hingga lubang atau cacat di dinding jantung.
Selain yang sudah disebutkan, masih ada beberapa kondisi janin yang membuat seorang ibu hamil direkomendasikan melakukan aborsi. Namun kembali lagi, rekomendasi itu bisa dilakukan atau tidak, tergantung keputusan ibu hamil itu sendiri.
Masalah pada ibu hamil yang menjadi alasan medis untuk aborsi
Kondisi kesehatan yang fatal yang biasanya menjadi alasan medis untuk aborsi. Dari beberapa kemungkinan, berikut kondisi yang umum terjadi.
Amniotic Band Syndrome
Sindrom ini dapat menyebabkan jari janin yang menyatu, bibir sumbing hingga hilangnya jari tangan atau kaki.
Riwayat medis yang berat
Penyakit jantung yang parah atau terdiagnosis kanker dan penyakit lain yang bisa menyebabkan stres biologis bisa membahayakan kehamilan. Selain itu, bahkan bisa berakibat kematian.
Dokter mungkin saja menawarkan aborsi medis jika dianggap kondisi kesehatan ibu hamil tidak memungkinkan. Walaupun ada juga ibu hamil dengan kanker yang tetap mempertahankan kehamilan sambil menjalani perawatan medis kemoterapi.
Ketuban pecah dini
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan ketuban pecah dini. Jika ini terjadi sebelum 24 minggu kehamilan, dokter dapat merekomendasikan aborsi medis karena kekurangan cairan dapat memengaruhi perkembangan organ janin.
Selain itu ada juga risiko infeksi pada sang ibu. Jika ibu terinfeksi, maka aborsi adalah kemungkinan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Preeklampsia berat
Jika kondisinya sangat parah dan mengancam jiwa ibu, dokter mungkin akan merekomendasikan aborsi. Alasan aborsi ini biasanya akan dianjurkan karena preeklampsia parah dapat menyebabkan gagal ginjal, stroke, komplikasi hati hingga kematian.
Bagaimana proses melakukan aborsi?
Ada dua jenis utama aborsi, yaitu:
- Aborsi menggunakan pil atau yang disebut aborsi medis. Obat yang digunakan adalah mifepristone dan misoprostol.
- Aborsi bedah, dengan melakukan prosedur bedah untuk mengangkat janin. Ada dua prosedur umum yaitu aspirasi vakum manual serta dilatasi dan evakuasi.
Setelah proses aborsi dilakukan, biasanya membutuhkan beberapa hari untuk masa pemulihan. Perdarahan vagina dan kram juga akan dirasakan selama beberapa hari.
Demikian ulasan tentang alasan aborsi yang terkait dengan kondisi keseharan janin dan juga ibunya. Ingat, keputusan medis terkait aborsi hanya boleh direkomendasikan oleh dokter, ya.
Punya pertanyaan lain seputar kesehatan? Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!