Share This Article
Bagi ibu hamil, makanan bernutrisi sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan janin. Karena itu, ibu hamil terkadang lebih selektif. Beberapa mungkin akan bertanya-tanya bolehkah ibu hamil makan jengkol, yang dikenal sebagai makanan dengan bau menyengat?
Sayangnya, hingga saat ini belum ada penelitian yang secara khusus membahas pengaruh jengkol untuk janin atau ibu hamil. Tapi secara umum, jengkol adalah makanan yang aman dikonsumsi, selama dalam porsi yang tidak berlebihan.
Jengkol dan kandungan nutrisinya
Jengkol adalah makanan yang aman dan mengandung sejumlah nutrisi. Menurut Panganku.org, dalam 100 gram jengkol, mengandung:
- Air: 52.7 gram
- Energi: 192 kalori
- Protein: 5.4 gram
- Lemak: 0.3 gram
- Karbohidrat: 40.7 gram
- Serat: 1.5 gram
- Kalsium 4 miligram
- Fosfor: 150 miligram
- Zat besi: 0.7 miligram
- Natrium: 60 miligram
- Kalium: 241 miligram
- Zinc: 0.6 miligram
- Tembaga: 0.30 miligram
- Vitamin B1: 0.05 miligram
- Vitamin B2: 0.20 miligram
- Niacin: 0.5 miligram
- Vitamin C: 31 miligram
Dari kandungan yang terdaftar, beberapa di antaranya adalah nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil.
Nutrisi yang didapat jika ibu hamil makan jengkol
Ibu hamil membutuhkan kandungan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan sebelum mengandung. Misalkan saja, ibu hamil membutuhkan kalsium, folat, zat besi dan protein untuk menunjang tumbuh kembang janinnya.
Sementara jengkol mengandung sejumlah kalsium, zat besi dan protein yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Sehingga ketika ibu hamil makan jengkol tentu saja dapat membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan.
Namun, karena belum ada penelitian yang mendukung sebaiknya konsumsi jengkol secukupnya saja. Karena sebuah penelitian, menemukan adanya kasus yang disebut dengan djenkolism.Â
Djenkolism adalah cedera ginjal akut yang terjadi setelah mengonsumsi jengkol atau yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum atau Archidendron jiringa.
Masih belum diketahui pasti bagian dari jengkol yang menyebabkan cedera ginjal, tetapi cedera ginjal muncul ditandai dengan nyeri dan penyumbatan saluran kemih.
Apakah ada pengaruh pada janin jika ibu hamil makan jengkol?
Sebuah penelitian menyebutkan, salah satu daerah di Riau, memasukkan jengkol ke dalam daftar makanan yang tidak boleh dimakan ibu hamil. Terutama jika sudah memasuki trimester ketiga.Â
Alasannya, bau jengkol yang sangat kuat dapat masuk ke dalam air ketuban. Kemudian akan membuat air ketuban berbau tidak sedap. Sayangnya kepercayaan ini tidak diikuti dengan penelitian ilmiah lebih lanjut.
Pertimbangan saat akan mengonsumsi jengkol
Di luar boleh atau tidaknya ibu hamil makan jengkol, nyatanya tanaman ini memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan. Secara umum, jengkol memiliki manfaat seperti:
- Mencegah kanker: Karena jengkol memiliki kandungan antioksidan yang baik. Sehingga mampu melawat penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya.Â
- Mencegah diabetes: Penelitian pada tikus, menunjukkan hasil bahwa jengkol berpotensi untuk menangkal penyakit diabetes.Â
- Membantu mengatasi anemia: Kandungan zat besi yang ada di dalam jengkol, membantu mencukupi kebutuhan zat besi untuk memproduksi darah dan membantu mengatasi anemia.
- Menguatkan tulang dan gigi: Kandungan fosfor dan kalsium adalah dua nutrisi yang dikenal baik untuk tulang dan gigi.
Selain yang sudah disebutkan, jengkol juga mungkin membantu pembentukan jaringan tubuh dan membantu menjaga kesehatan pembuluh darah. Sehingga bisa dikatakan, meski berbau menyengat, jengkol adalah pilihan yang baik untuk menunjang kesehatan tubuh.
Nah, jika kamu masih bingung dan bertanya-tanya tentang bolehkah ibu hamil makan jengkol, sebaiknya konsultasikan langsung dengan dokter kandunganmu. Atau konsultasi online melalui Good Doctor.
Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!