Share This Article
Antidepresan merupakan obat yang ampuh untuk menangani berbagai gangguan mental. Namun, pada ibu hamil, kondisinya bisa menjadi berbeda. Sebab, ada kemungkinan obat tersebut akan berdampak pada janin di dalam kandungan.
Lantas, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi antidepresan? Apakah ada bahaya dan risiko yang bisa ditimbulkan? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Apa itu antidepresan?
Antidepresan adalah golongan obat untuk mengatasi gejala depresi, gangguan kecemasan, serta masalah pada suasana hati lainnya.
Dilansir dari Medical News Today, antidepresan bekerja dengan memperbaiki ketidakseimbangan kimiawi neurotransmiter di otak, yang bertanggung jawab atas perubahan suasana hati dan perilaku.
Data yang dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan, penggunaan antidepresan lebih banyak ditemukan pada wanita ketimbang pria. Persentasenya bahkan mencapai dua kali lipat dari konsumsi oleh pria.
Baca juga: 4 Alasan Kenapa Ibu Hamil Sering Sakit Kepala, Berbahayakah?
Depresi dan kehamilan
Wanita yang sedang hamil sangat rentan mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan masalah suasana hati lainnya. Belum jelas apa yang menyebabkan kondisi tersebut. Ketidakstabilan hormon di dalam tubuh diyakini menjadi faktor utamanya.
Meski begitu, faktor lain bisa saja menjadi pemicu, seperti tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitar atau hubungan yang tidak baik dengan pasangan.
Mengutip dari Mayo Clinic, ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa seorang wanita hamil sedang mengalami depresi, di antaranya adalah:
- Cemas berlebih pada janin di kandungan
- Merasa tidak siap dan tidak mampu menjadi orangtua
- Abai dan menganggap enteng perawatan sebelum persalinan
Bolehkah ibu hamil mengonsumsi antidepresan?
Keputusan menggunakan antidepresan untuk mengatasi gangguan suasana hati selama kehamilan perlu memerhatikan dua aspek, yaitu manfaat dan risiko dari obat itu sendiri.
Pada beberapa kasus, konsumsi antidepresan masih diperbolehkan untuk ibu hamil. Dengan catatan, tetap berada dalam pengawasan dokter. Dokter kemungkinan akan meresepkan antidepresan dengan dosis rendah, demi mencegah risiko paparan pada janin.
Namun, tak sedikit pula dokter yang menghindari pemberian resep antidepresan kepada ibu hamil. Sebab, penggunaan obat tersebut bisa meningkatkan berbagai risiko buruk pada janin di dalam kandungan.
Dilansir dari Verywell Mind, antidepresan bisa masuk melewati plasenta bahkan cairan ketuban. Itu artinya, janin di dalam kandungan sangat berisiko untuk terpapar obat ini.
Jenis antidepresan untuk ibu hamil
Tidak semua antidepresan boleh dikonsumsi ibu hamil. Beberapa jenis antidepresan yang dinilai masih aman untuk ibu hamil di antaranya adalah:
1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
SSRI adalah salah satu jenis antidepresan yang paling sering diresepkan. Obat ini bekerja dengan cara menekan penyerapan kembali serotonin pada otak. Serotonin sendiri merupakan hormon yang bisa mengatur suasana hati. Obat-obatan ini meliputi:
- Paxil (paroxetine)
- Prozac (fluoxetine)
- Luvox (fluvoxamine)
- Zoloft (sertraline)
- Lexapro (escitalopram)
- Celexa (citalopram)
Meski tetap memiliki risiko untuk janin, sebuah penelitian pada 2013 menjelaskan, antidepresan jenis SSRI tidak meningkatkan potensi keguguran.
Hingga saat ini, belum ada riset yang bisa mengonfirmasi tentang anggapan bahwa SSRI bisa menyebabkan bayi lahir cacat dan efek lainnya.
2. Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRI)
SNRI bekerja dengan cara menghambat penyerapan kembali serotonin pada otak dan neurotransmiter lain yang disebut norepinefrin. Obat-obatan SNRI meliputi
- Pristiq (desvenlafaxine)
- Cymbalta (duloxetine)
- Effexor dan Effexor XR (venlafaxine/venlafaxine XR)
Beberapa penelitian menghubungkan penggunaan obat-obatan SNRI dengan risiko kelahiran prematur. Namun, hingga saat ini, belum ada riset ilmiah yang bisa membuktikan efek tersebut.
3. Antidepresan Trisiklik (TCA)
Antidepresan trisiklik (TCA) adalah golongan antidepresan yang pertama kali ditemukan. TCA bekerja dengan memblokir neurotransmiter dan reseptor tertentu di otak yang bisa memicu gangguan suasana hati.
Obat ini sudah jarang diresepkan. Antidepresan ini biasanya diberikan ketika jenis obat lain tidak bekerja secara optimal. Obat-obatan yang masuk dalam jenis TCA di antaranya adalah:
- Elavil (amitriptyline)
- Pamelor (nortriptyline)
- Tofranil (imipramine)
- Anafranil (clomipramine)
Baca juga: Asam Folat untuk Program Hamil, Mencegah Cacat Lahir pada Janin
Risiko paparan antidepresan pada janin
Dilansir dari Mayo Clinic, penggunaan antidepresan mungkin akan dihentikan ketika usia kehamilan memasuki trimester tiga. Sebab, periode ini adalah masa-masa menjelang persalinan.
Selain itu, masih ada sejumlah bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antidepresan dengan dosis yang tidak tepat, di antaranya:
- Bayi mengalami penyakit jantung bawaan
- Bayi lahir cacat, seperti anensefali (gangguan struktur sumsum tulang belakang dan otak), omphalocele (organ dalam tubuh keluar melalui lubang di perut atau pusat), dan malformasi anggota badan
- Kelahiran prematur
- Berat badan bayi rendah
Nah, itulah ulasan tentang penggunaan antidepresan pada ibu hamil beserta risiko yang bisa ditimbulkan. Bicarakan terlebih dulu dengan dokter untuk mendapatkan keputusan tepat, sehingga berbagai risiko pada janin bisa diminimalkan.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!