Share This Article
Ibu hamil termasuk kategori orang yang rentan mengalami berbagai infeksi. Salah satunya adalah cacingan. Penyebab cacingan pada ibu hamil sendiri cukup beragam. Namun, kondisi ini bisa dicegah dengan beberapa cara, terutama dengan menjaga aspek kebersihan diri.
Untuk lebih jelasnya, yuk, baca ulasan mengenai penyebab cacingan pada ibu hamil dan cara mengatasinya berikut ini.
Apa cacing penyebab cacingan pada ibu hamil?
Dilansir dari Seslhd, infeksi cacing pada manusia biasanya disebabkan oleh cacing kremi. Bentuknya menyerupai benang tipis berwarna putih dengan panjang hingga 13 mm.
Meski terbilang jarang, parasit yang satu ini dapat berpindah dari daerah anus ke vagina, lalu ke dalam rahim ibu hamil sehingga menyebabkan peradangan.
Selain cacing kremi, menurut Mom Junction, cacing pita yang tumbuh subur di saluran pencernaan juga sangat mungkin menyerang ibu hamil.
Baca juga: Jangan Sembarangan! Kenali Jenis Obat Cacing yang Aman untuk Anak
Penyebab cacingan pada ibu hamil
Infeksi cacing pada ibu hamil terjadi ketika telur cacing berhasil masuk ke dalam tubuh.
Hal ini mungkin terjadi, tanpa disadari saat Moms memasukkan makanan, minuman, atau jari-jari yang terkontaminasi telur cacing ke dalam mulut.
Setelah ditelan, telur cacing kemudian akan menetas di dalam usus dan matang menjadi cacing dewasa, sehingga mengaikbatkan infeksi cacing pada ibu hamil.
Gejala yang terjadi
Saat Moms terserang gangguan kesehatan ini, secara umum gejala yang nampak di antaranya adalah sebagai berikut.
- Sakit perut
- Mual
- Muntah
- Diare
- Adanya larva atau segmen cacing pita di dalam tinja
- Radang usus
- Penurunan berat badan
- Kehilangan selera makan
- Pusing
- Susah tidur
- Kejang
- Malnutrisi karena cacing pita menghabiskan semua nutrisi penting
- Kekurangan vitamin B12
- Demam
- Penyakit kuning
- Reaksi alergi terhadap larva cacing pita, dan
- Kejang.
Apakah cacingan berpengaruh pada bayi di dalam kandungan?
Menderita penyakit ini tentu akan membuat Moms bertanya-tanya apakah hal itu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan atau tidak.
Jawabannya adalah tidak, Moms tidak perlu khawatir karena hal tersebut memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk berpengaruh pada kondisi janin.
Infeksi cacing yang terjadi hanya akan memengaruhi area daerah usus dan menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu.
Namun, meski begitu ada beberapa kasus yang jarang terjadi menunjukkan telur cacing bisa berpindah ke area rahim dan panggul sehingga membahayakan janin.
Baca juga: Manfaat Kurma untuk Ibu Hamil, Cegah Anemia hingga Cacat Lahir pada Bayi
Mencegah ibu hamil mengalami cacingan
Untuk mencegah infeksi cacing selama kehamilan, ada baiknya Moms melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Praktikkan gaya hidup bersih dengan mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan menyeluruh, terutama saat menangani daging mentah.
- Kurangi kontak dengan ternak karena ada banyak jenis ternak yang menjadi media pembawa cacing pita.
- Cobalah untuk menghindari bepergian ke negara-negara di mana prosedur sanitasi tidak memadai.
- Pastikan untuk memasak daging dengan matang sempurna.
Pengobatan untuk ibu hamil yang menderita cacingan
Jika dokter memutuskan bahwa cara paling aman untuk merawat Moms adalah dengan obat-obatan. Maka pemberian obatnya akan sangat tergantung pada jenis cacing pita yang menyebabkan infeksi:
- Untuk cacing pita daging sapi, kemungkinan besar dokter akan meresepkan prazikuantel atau niklosamida.
- Untuk cacing pita babi, kemungkinan besar Moms akan diberi praziquantel atau niclosamide.
- Jika infeksi menyebabkan kista di parenkim otak, kemungkinan besar Moms akan diberikan albendazol atau prazikuantel, dan kortikosteroid.
- Untuk cacing pita ikan, prazikuantel dan suplemen vitamin B (termasuk asam folat) digunakan untuk pengobatan.
- Untuk cacing pita kerdil, praziquantel atau niclosamide paling sering digunakan untuk mengobati infeksi.
- Terakhir, untuk cacing pita Echinococcus, albendazole, praziquantel, atau pembedahan biasanya diperlukan untuk pengobatan.
Obat yang paling umum untuk pengobatan cacingan selama kehamilan adalah Praziquantel dan Niclosamide, yang mana keduanya berada dalam kategori obat risiko B.
Secara umum, dokter akan meresepkan obat-obatan tersebut jika risiko penundaan pengobatan dianggap lebih besar daripada potensi risiko efek obat pada janin selama kehamilan.
Informasi kesehatan lainnya bisa ditanyakan pada dokter di Good Doctor. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!