Share This Article
Jessica diketahui sempat mengidap HELLP Syndrome atau sindrom HELLP ketika mengandung anak sulungnya El Barack. Mendekati waktu kelahiran anak keduanya, aktris Jessica Iskandar merasa bersyukur karena ia tidak mengalami gangguan kesehatan serius seperti kehamilan pertamanya dahulu.
Apa sebenarnya HELLP Syndrome itu? Ketahui info lengkap seputar masalah kesehatan tersebut lewat ulasan artikel di bawah ini.
Baca juga: 3 Fakta Menarik soal Ibu Hamil dan Sex Toy, Boleh Dipakai Tidak Ya?
Apa itu HELLP Syndrome?
Dilansir dari NCBI, sindrom HELLP adalah komplikasi serius pada kehamilan yang ditandai dengan hemolisis, peningkatan enzim hati, dan penurunan jumlah trombosit.
Sindrom ini adalah kondisi yang langka namun serius dan berbahaya. Kamu bisa mengalaminya baik ketika masa kehamilan, maupun sesaat setelah melahirkan. HELLP sendiri adalah singkatan dari berbagai kondisi yang terjadi ketika kamu terkena penyakit ini, yakni:
- Hemolisis: Pemecahan sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke tubuh.
- Elevated Liver Enzyme (peningkatan enzim hati): Ketika kadarnya tinggi, kondisi ini bisa membuat fungsi hati ibu hamil menjadi terganggu.
- Low Platelet Count (jumlah trombosit rendah): Fungsi trombosit adalah membantu pembekuan darah. Mengidap HELLP Syndrome bisa membuat gangguan pembekuan darah dan luka menjadi susah sembuh.
Komplikasi yang bisa ditimbulkan dari sindrom HELLP
Jika tidak mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat, ibu hamil yang mengalami HELLP Syndrome berisiko mengalami komplikasi ya
- Organ hati rusak
- Gagal ginjal
- Gagal napas
- Edema paru
- Perdarahan yang berlebihan saat melahirkan
- Solusio plasenta, yakni ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum bayi lahir
- Stroke
- Kematian.
Penyebab dan faktor risiko
Sejauh ini para ahli belum menemukan penyebab pasti dari sindrom HELLP. Akan tetapi wanita yang mengalami preeklamsia atau eklampsia (preeklamsia tidak terkontrol) memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom yang satu ini.
Dilansir dari Cleveland Clinic, 1 dari 5 wanita yang memiliki preeklamsia atau eklampsia berpotensi mengembangkan sindrom HELLP. Faktor risiko lain yang membuat seseorang semakin mungkin terkena sindrom ini adalah:
- Usia, di mana wanita berumur di atas 25 tahun memiliki risiko lebih tinggi
- Riwayat sindrom HELLP pada kehamilan sebelumnya
- Kehamilan dan persalinan sebelumnya, di mana risiko jadi semakin meningkat pada wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali.
Gejala HELLP Syndrome
Sindrom HELLP cukup sulit didiagnosis karena beberapa tandanya sangat mirip dengan tanda kehamilan biasa. Alhasil terkadang sindrom ini disalahartikan sebagai gastritis, flu, hepatitis akut, atau kondisi lainnya.
Oleh sebab itu diagnosis dini sangat penting karena penyakit ini serius dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Kamu disarankan segera menemui dokter jika mengalami gejala seperti flu selama kehamilan. Beberapa gejala fisik sindrom HELLP yang paling umum di antaranya adalah:
- Nyeri epigastrium (ulu hati) atau substernal (dada), termasuk nyeri perut atau dada dan nyeri sisi kanan atas (dari distensi hati)
- Mual, muntah, atau gangguan pencernaan dengan rasa sakit setelah makan
- Sakit kepala yang tidak kunjung hilang, bahkan setelah minum obat seperti asetaminofen
- Nyeri bahu atau nyeri saat bernapas dalam
- Berdarah
- Perubahan penglihatan termasuk penglihatan kabur, melihat ganda, atau kilatan cahaya atau aura
- Pembengkakan, terutama pada wajah atau tangan
- Sesak napas, sulit bernapas, atau terengah-engah
Adapun beberapa tanda lain yang dapat diukur melalui tes laboratorium meliputi tekanan darah tinggi, protein dalam urine, dan kelainan pada kerja darah laboratorium lainnya (peningkatan enzim hati, penurunan trombosit, dan adanya hemolisis).
Persentase kejadian pada ibu hamil
Dilansir dari Preeclampsia.org, di antara wanita hamil di Amerika Serikat, 5 hingga 8 persen diketahui mengalami preeklamsia dan 15 persen di antaranya mengembangkan sindrom HELLP. Ini berarti sekitar 45.000 wanita per tahun akan mengembangkan sindrom HELLP.
Ada beberapa perbedaan pendapat di antara para ahli mengenai nilai lab apa yang harus digunakan untuk mendiagnosis sindrom HELLP, jadi angka tersebut adalah perkiraan.
Adapun di Indonesia, data persentase jumlah kasus HELLP Syndrome pada ibu hamil belum tersedia sejauh ini.
Pengobatan yang dapat dilakukan
Penanganan kasus HELLP Syndrome sangat bergantung pada tingkat keparahan gejala dan seberapa dekat hari perkiraan lahir (HPL). Apabila keluhan yang timbul masih termasuk dalam skala ringan, atau usia jabang bayi kurang dari 34 minggu, biasanya dokter akan menyarankan:
- Transfusi darah, ini berfungsi untuk mengobati anemia dan jumlah trombosit yang rendah
- Pemberian magnesium sulfat untuk mencegah kejang
- Obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah
- Obat kortikosteroid untuk membantu paru-paru bayi matang jika diperlukan persalinan dini.
Selama perawatan dilakukan dokter juga akan memonitor jumlah sel darah merah, trombosit, dan enzim hati. Kesehatan bayi dalam kandungan juga akan diawasi dengan ketat.
Beberapa tes tertentu yang bertujuan untuk mengevaluasi gerakan, detak jantung, stres, dan aliran darah juga mungkin akan diberikan. Sebagai catatan, melahirkan bayi adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi sindrom HELLP.
Alasannya karena ini akan menghentikan sindrom mengarah ke komplikasi yang lebih serius. Jadi bisa saja kamu diberikan obat untuk membantu menginduksi persalinan jika dokter menganggap kamu perlu segera melahirkan. Dalam kasus-kasus seperti ini, tindakan caesar sangat mungkin untuk dilakukan.
Baca juga: 6 Penyebab Wanita Sulit Orgasme saat Bercinta, Mau Tahu Apa Saja?
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.