Share This Article
Infeksi sangat rentan menyerang wanita yang baru saja mengalami keguguran. Dalam tahap yang parah, kondisi itu dapat membahayakan dan mengancam nyawa. Penting untuk mengetahui ciri-ciri infeksi setelah keguguran agar risiko dampak buruk bisa diminimalkan.
Lantas, apa saja ciri-ciri infeksi setelah keguguran yang perlu diwaspadai? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Mengenal kondisi keguguran
Keguguran adalah hilangnya atau kematian alami janin sebelum memasuki usia kehamilan minggu ke-20. Kondisi tersebut diperkirakan telah dialami oleh sekitar 10 hingga 20 persen wanita hamil di seluruh dunia.
Sering kali, keguguran di awal kehamilan dipicu oleh ketidaktahuan calon ibu jika sedang mengandung. Keguguran juga bisa menandakan bahwa ada yang salah dalam proses kehamilan, misalnya janin tidak berkembang secara normal.
Gejala keguguran bisa berbeda-beda, tergantung pada tahapan dan usia kehamilan. Dalam beberapa kasus, keguguran terjadi begitu cepat, sehingga Moms mungkin tidak menyadarinya. Biasanya, keguguran ditandai dengan:
- Perdarahan vaginal cukup berat
- Keluarnya jaringan atau cairan dari vagina
- Sakit perut yang parah atau kram
- Nyeri punggung ringan hingga berat.
Infeksi setelah keguguran
Setelah mengalami keguguran, ada baiknya Moms mendapat penanganan medis yang tepat. Sebab, keguguran bisa menimbulkan komplikasi serius seperti infeksi. Infeksi setelah keguguran disebut dengan septic miscarriage.
Dikutip dari Verywell Health, infeksi setelah keguguran telah memengaruhi setidaknya tiga persen wanita. Perlu diketahui, sepsis akibat infeksi sendiri adalah keadaan yang dapat membahayakan nyawa.
Infeksi setelah keguguran umumnya dipicu oleh penyebaran bakteri dari jaringan yang berada di dalam rahim. Beberapa bakteri tersebut di antaranya adalah Bacteroides, C. trachomatis, E. coli, Enterobacteriaceae, Streptococci, dan Prevotella.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri bisa bersifat progresif, bermula dari rahim lalu berpotensi menyebar ke aliran darah hingga berkembang ke seluruh sistem. Jika dibiarkan, syok septik bisa terjadi, yaitu kondisi yang memicu kegagalan fungsi sejumlah organ.
Ciri-ciri infeksi setelah keguguran
Penting untuk mengetahui ciri-ciri infeksi setelah keguguran agar segera mendapat penanganan yang tepat. Infeksi setelah keguguran biasanya ditandai dengan peningkatan suhu badan atau demam, panas dingin, hingga keputihan berbau tidak sedap.
Infeksi setelah keguguran juga bisa memunculkan gejala seperti perdarahan dan kram berkepanjangan (lebih dari dua minggu), nyeri di area panggul, hingga rasa sakit di sekitar rahim. Namun, secara umum, gejala dari sepsis biasanya muncul dalam dua tahap, yaitu:
Tahap pertama
Sepsis dimulai dengan tahapan awal yang biasanya dapat mereda jika diatasi sesegera mungkin begitu tanda-tandanya muncul. Ciri-ciri sepsis tahap awal akibat infeksi setelah keguguran meliputi:
- Demam di atas 38° Celcius
- Panas-dingin, temperatur badan di bawah 36° Celcius
- Detak jantung lebih dari 90 denyut per menit (takikardia)
- Pernapasan lebih cepat dari biasanya (takipnea)
- Berkeringat.
Tahap lanjutan
Jika tak segera mendapat penanganan, sepsis bisa bertambah parah. Berikut ciri-ciri sepsis tahap lanjutan yang dapat disebabkan oleh infeksi setelah keguguran:
- Muncul bercak di kulit
- Perubahan warna pada kulit menjadi kebiruan (sianosis perifer)
- Penurunan frekuensi buang air kecil
- Jumlah trombosit yang menurun hingga menyulitkan proses pembekuan darah
- Masalah pernapasan akut
- Fungsi jantung abnormal
- Menggigil karena penurunan suhu tubuh yang ekstrem
- Lemas
- Penurunan tekanan darah
- Napas pendek
- Perubahan suasana hati
- Pingsan atau tidak sadarkan diri.
Pemeriksaan dan penanganan
Jika muncul gejala infeksi setelah keguguran, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mencari jaringan yang tertinggal di rahim. Pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) dan CT scan juga dapat digunakan untuk proses deteksi.
Selain itu, dokter biasanya akan memeriksa tekanan darah (yang berpotensi turun), detak jantung (yang naik), dan tingkat saturasi oksigen (yang menurun). Tes darah diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya bakteri pemicu infeksi di dalam aliran darah.
Jika ditemukan jaringan tersisa di dalam rahim, penanganan yang umum ditempuh adalah prosedur bedah dilatasi dan kuterase. Prosedur tersebut bertujuan mengangkat jaringan yang ada di dalam rahim atau uterus.
Jika infeksi sudah parah, Moms mungkin akan menjalani rawat inap dan berada dalam pengawasan ketat. Cairan infus akan diberikan untuk meningkatkan volume dan tekanan darah, serta antibiotik untuk membunuh berbagai macam bakteri pemicu infeksi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi di rahim tak dapat disembuhkan. Maka, prosedur histerektomi (pengangkatan rahim) harus dilakukan. Namun, infeksi setelah keguguran sering kali bisa disembuhkan dan jarang sampai memengaruhi kehamilan selanjutnya.
Baca juga: Begini Tanda Rahim Sudah Bersih atau Belum setelah Alami Keguguran
Nah, itulah ulasan tentang ciri-ciri infeksi setelah keguguran yang perlu Moms tahu. Penting untuk selalu memantau setiap keluhan atau gejala yang muncul di masa kehamilan demi meminimalkan risiko dampak buruk pada kandungan.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!