Share This Article
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan, dan memang jarang terjadi pada saat kehamilan. Namun bagaimana jika, ternyata kamu mengalami kanker saat kehamilan?
Apakah kanker saat kehamilan memengaruhi kesehatan bayi?
Pastinya kamu akan mengkhawatirkan tentang pengobatannya yang mungkin memengaruhi kesejahteraan ibu dan bayi. Tak hanya itu saja, hal lain yang menjadi kekhawatiran adalah tentang kemungkinan efek samping tes memengaruhi kesehatan bayi didalam kandungan.
Melansir dari laman Canadian Cancer Society, sebagian besar kanker tidak menyebar dari wanita ke janin meskipun beberapa dapat menyebar ke plasenta.Â
Perbaikan terkini dalam perawatan dan pemantauan yang cermat memberikan kondisi yang lebih aman bagi wanita hamil dengan kanker sehingga kemungkinan besar bayi akan berhasil dilahirkan dengan selamat.
Penting untuk diketahui bahwa seorang wanita hamil penderita kanker dapat melahirkan bayi yang sehat.
Seberapa umum terjadinya kanker selama kehamilan?
Secara umum, kanker selama kehamilan jarang terjadi. Menurut Healthline, statistik menunjukkan bahwa sekitar 1 dari setiap 1.000 wanita hamil didiagnosis dengan suatu jenis kanker.Â
Namun, para ahli memperkirakan jumlah wanita hamil dengan kanker meningkat karena lebih banyak wanita menunggu hingga mereka lebih dewasa untuk memiliki anak. Risiko berkembangnya sebagian besar kanker meningkat seiring bertambahnya usia.
Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita selama kehamilan. Sekitar 1 dari setiap 3.000 wanita hamil yang dipercaya akan mendapatkan diagnosis ini.
Jenis kanker yang umum timbul saat masa kehamilan
Kehamilan itu sendiri tidak menyebabkan kanker, dan wanita hamil tidak memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Beberapa kanker paling umum yang didiagnosis selama kehamilan yaitu:
- Payudara
- Serviks
- Limfoma hodgkin
- Limfoma non-Hodgkin
- Ovarium
- Melanoma ganas
- Leukemia
- Tiroid
- Kolorektal
Jenis kanker lain seperti otak, tulang, dan paru-paru juga dapat terjadi saat seorang wanita hamil, tetapi sangat jarang terjadi.
Baca juga: Perut Sakit Saat Hamil? Bisa Jadi Tanda Bahaya Lho, Yuk Kenali Gejalanya
Pengobatan kanker saat kehamilan
Mengobati kanker selama kehamilan sangatlah kompleks. Banyak orang mengira bahwa menjalani pengobatan kanker akan selalu merugikan ibu atau bayinya. Dulu, dokter sering menganjurkan untuk tidak melanjutkan kehamilan karena dinilai dapat mengancam nyawa keduanya.
Sebelum dirawat karena kanker dan selama masa kehamilan, dokter kandungan akan menilai usia janin, kematangan janin dan perkiraan tanggal persalinan untuk membantu merencanakan perawatan dan memastikan bayi tumbuh dengan baik.
Dokter akan melihat pilihan pengobatan terbaik untuk ibu, menyeimbangkannya dengan kemungkinan risiko pada janin.
Pilihan pengobatan untuk wanita hamil yang menderita kanker sama dengan wanita yang tidak hamil dengan kanker, tetapi bagaimana dan kapan pengobatan tersebut diberikan mungkin perlu diubah.
Jenis pengobatan dan waktu pemberiannya bergantung pada beberapa faktor berikut ini:
- Posisi tumbuhnya kanker
- Jenis kanker yang tumbuh
- Stadium kanker
- Usia janin (berapa lama wanita tersebut telah hamil)
- Keinginan ibu untuk tindakan yang ingin dilakukan.
Dokter mungkin juga mempertimbangkan untuk menginduksi, atau menyebabkan persalinan lebih awal. Dalam beberapa situasi, wanita dan dokter perlu mendiskusikan apakah akan melanjutkan kehamilan atau tidak.
Jenis-jenis pengobatan kanker selama kehamilan
Memberikan pengobatan segera mungkin merupakan pilihan teraman bagi beberapa wanita dengan kanker yang lebih parah atau agresif yang ditemukan di awal kehamilan.
Operasi
Umumnya, operasi memiliki risiko paling kecil bagi janin dan dapat dianggap sebagai pilihan pengobatan teraman untuk beberapa jenis kanker, terutama setelah trimester pertama.
Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker untuk mengobati kanker. Cara ini adalah terapi sistemik. Berarti obat tersebut menyebar ke seluruh tubuh dan menghancurkan sel kanker.
Kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker bersifat toksik dan berpotensi membahayakan janin, terutama jika diberikan selama trimester pertama kehamilan, saat organ janin sedang berkembang.
Kemoterapi selama trimester pertama dapat menyebabkan cacat lahir dan berat badan lahir rendah atau dapat menyebabkan seorang wanita mengalami keguguran.
Kemoterapi dan terapi obat lain juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada wanita seperti infeksi, anemia atau mual dan muntah. Masalah tersebut secara tidak langsung dapat membahayakan janin.
Namun beberapa kemoterapi dapat diberikan selama trimester kedua dan ketiga tanpa membahayakan janin. Perlindungan untuk janin di dalam kandungan selama pengobatan kanker diberikan oleh plasenta.
Plasenta berkembang selama kehamilan dan menghubungkan suplai darah ibu dan bayi. Ini memberikan nutrisi dan menghilangkan produk limbah. Plasenta juga bertindak sebagai penghalang antara ibu dan janin yang tidak dapat dilewati oleh banyak obat kemoterapi.
Radiasi
Radiasi menggunakan sinar-X atau partikel berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker di tubuh. Namun terapi ini dapat membahayakan bayi yang belum lahir, terutama jika digunakan selama trimester pertama.
Terkadang, radiasi dapat digunakan dengan aman pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, tergantung pada jenis, dosis, dan area yang diberikan.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!