Share This Article
Munculnya keputihan saat hamil memang normal terjadi, namun jika memiliki warna yang asing bisa mengindikasikan penyakit tertentu, lho!
Kehamilan akan menyebabkan perubahan keputihan yang dapat bervariasi dalam warna, tekstur, dan volume.
Beberapa perubahan warna bisa dikatakan normal, sementara yang lainnya mungkin mengindikasikan infeksi atau masalah tertentu.
Baca juga: Penyakit Influenza: Tipe Virus hingga Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Apa penyebab munculnya keputihan saat hamil?
Keputihan yang sehat disebut juga dengan leukorea yang memiliki bau ringan, bertekstur ringan dan berwarna bening atau putih. Perubahan pada keputihan dapat dimulai sedini mungkin atau dua minggu setelah pembuahan terjadi.
Ketika kehamilan berlanjut, biasanya keputihan akan lebih terlihat dan menjadi kondisi terberat pada beberapa orang. Karena itu, Moms mungkin disarankan untuk menggunakan panty liner, namun hindari tampon dalam kehamilan.
Umumnya, keputihan mengalami pasang surut dalam siklus menstruasi wanita karena fluktuasi kadar hormon. Setelah hamil, hormon ini akan terus berperan dalam perubahan pada keputihan. Tak hanya itu, perubahan pada serviks selama kehamilan juga memengaruhi keputihan.
Saat serviks dan dinding vagina melunak, tubuh akan mengeluarkan cairan berlebih untuk membantu mencegah infeksi. Selain itu, kepala bayi juga dapat menekan leher rahim di akhir kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan keputihan.
Arti keputihan berdasarkan warnanya
Penting untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan mengenai masalah keputihan yang dirasakan, terutama jika sudah mengarah pada kondisi abnormal.
Keputihan yang tidak normal mungkin merupakan tanda infeksi ragi selama kehamilan. Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa arti keputihan berdasarkan warnanya yang perlu diketahui.
Putih dan kental
Keputihan yang kental dan berwarna putih menyerupai keju cottage biasanya mengindikasikan adanya infeksi jamur. Infeksi ragi sering terjadi dan rentan dialami oleh wanita yang sedang dalam masa kehamilan.
Infeksi ragi yang menyebabkan keputihan ini juga akan ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa gatal, sensasi terbakar, dan buang air kecil atau hubungan seksual terasa menyakitkan.
Hijau atau kuning
Keputihan berwarna hijau atau kuning tidak sehat dan menunjukkan infeksi menular seksual atau IMS, seperti klamidia dan trikomoniasis. Gejala yang akan dirasakan, termasuk kemerahan atau iritasi pada organ kelamin.
IMS bisa menyebabkan komplikasi selama kehamilan sehingga akan memengaruhi wanita dan anak. Komplikasi ini terkadang tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah kelahiran, namun dapat memengaruhi sistem saraf dan perkembangan anak hingga menyebabkan fertilitas.
Abu-abu
Keputihan berwarna abu-abu dapat menunjukkan infeksi yang disebut bacterial vaginosis atau BV, terutama jika berbau amis dan menjadi lebih kuat setelah berhubungan seks. BV sendiri merupakan hasil dari ketidakseimbangan bakteri di vagina.
BV merupakan jenis infeksi vagina paling umum terjadi selama masa kesuburan. Faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena BV adalah douching dan memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
Merah jambu
Keputihan yang berwarna pink atau merah jambu menandakan tubuh sedang bersiap untuk persalinan. Namun, hal ini juga dapat terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik. Penyebab lainnya dari keputihan jenis ini adalah hubungan seksual dan infeksi vagina.
Merah
Keputihan berwarna merah selama kehamilan membutuhkan perhatian dokter sesegera mungkin, terutama jika terjadi pendarahan berat, mengandung gumpalan, dan disertai dengan kram perut. Nah, gejala-gejala tersebut menunjukkan keguguran atau kehamilan ektopik.
Penyebab lain dari keluarnya cairan merah mungkin kurang serius, terutama selama trimester pertama di mana ketika itu dapat terjadi akibat implantasi atau infeksi.
Baca juga: 5 Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan, Salah Satunya Bisa Mengobati Luka!
Bagaimana cara mengatasi keputihan saat masa kehamilan?
Keputihan yang keluar saat hamil merupakan kondisi normal, jika sudah berubah warna maka bisa berbahaya. Karena itu, penanganan dengan segera bersama dokter ahli harus dilakukan.
Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik atau obat lain untuk mengobati infeksi. Selain menggunakan obat-obatan, wanita hamil juga perlu menjaga kesehatan organ kelamin selama kehamilan dengan melakukan hal-hal seperti berikut ini:
- Hindari penggunaan tampon.
- Tidak melakukan douching.
- Memilih produk perawatan area kemaluan tanpa aroma.
- Gunakan panty liner untuk menyerap kotoran berlebih.
- Menyeka kemaluan dari arah depan ke belakang.
- Keringkan organ kelamin secara menyeluruh.
- Kenakan pakaian dalam yang terbuat dari kain.
- Hindari mengenakan celana yang terlalu ketat.
Wanita hamil juga perlu menjaga pola makan dengan menghindari asupan gula berlebih karena dapat mendorong infeksi ragi. Cobalah untuk mengonsumsi makanan dan suplemen probiotik yang aman selama kehamilan untuk mencegah ketidakseimbangan bakteri di vagina.
Jika memiliki masalah saat hamil, terutama perubahan pada cairan keputihan segera konsultasikan bersama dokter di Good Doctor. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!