Share This Article
Phthalate, atau sering juga disebut plasticizer, adalah bahan kimia yang digunakan di banyak produk rumah tangga.
Senyawa ini bisa ditemukan pada kosmetik, produk perawatan pribadi, cairan pembersih, dan sejenisnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, keberadaan phthalates mulai memunculkan kekhawatiran serius karena banyak dikaitkan dengan efeknya terhadap sistem reproduksi. Mulai dari kemandulan, keguguran, dan banyak lagi.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, mari simak penjelasan berikut.
Baca juga: Mengenal Alat Reproduksi Wanita dan Fungsinya
Apa itu phthalate?
Dilansir dari NCBI, phthalate dikembangkan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik menjadi lebih fleksibel. Sifatnya tidak larut dalam air, dan dapat menstabilkan aroma buatan menjadi lebih tahan lama.
Phthalate dalam bentuk murni, tidak berwarna, tidak berbau, dan memiliki tektstur seperti cairan berminyak.
Mengingat ini tidak terikat secara permanen kepada plastik, maka senyawa ini dapat dengan mudah terlepas ke atmosfer udara, tanah, dan bahkan cairan di dalam tubuh.
Inilah salah satu alasan mengapa phthalats menjadi racun lingkungan yang mudah mengenai manusia setiap hari.
Bagaimana phthalate mempengaruhi kesehatan reproduksi?
Phthalate diketahui bisa mengganggu fungsi hormon reproduksi seperti estrogen atau testosteron. Dalam kadar yang cukup tinggi, phthalate bahkan telah dikaitkan dengan gangguan menstruasi, disfungsi ovulasi, dan peningkatan risiko endometriosis.
Sebuah penelitian juga mengemukakan bahwa tingkat phthlate yang tinggi pada pria dan wanita, berpotensi membuat proses konsepsi terjadi dalam waktu yang lebih lama.
Selain itu, paparan phthlate juga banyak dikaitkan dengan pemberian diagnosis infertilitas, serta kualitas sel telur dan sperma yang buruk.
Dampak phthalate pada sistem reproduksi wanita
Pengatur utama fungsi reproduksi pada wanita adalah ovarium. Jadi, setiap cacat dalam proses reproduksi yang melibatkan ovarium, akan sangat rentan menyebabkan komplikasi pada kehamilan.
Hal ini bisa terjadi ketika phthalate masuk ke dalam tubuh, dan dengan cepat akan dimetabolisme di usus, hati, dan darah. Hasilnya kandungan phthalate dapat ditemukan dalam cairan ketuban ibu hamil, dan mengakibatkan hasil kebidanan yang buruk seperti persalinan prematur.
Selain itu kadar phthalate dalam urine yang tinggi juga dikaitkan dengan komplikasi kehamilan lainnya seperti anemia, toksemia, dan preeklamsia pada ibu hamil.
Baca juga: 10 Makanan Ini Dapat Membantu Menjaga Kesehatan Penis Kamu
Dampak phthalate pada sistem reproduksi pria
Paparan phthalate pada jumlah tertentu juga bisa memiliki efek terhadap sistem reproduksi laki-laki.
Hal ini terutama jika dikaitkan dengan kandungan bahan kimia pembentuk plastik yang dinamakan Diethyl Hydrogen Phosphite (DEHP) dan Dibutyl Phthalate (DBP).
Dampak kedua senyawa tersebut dapat dilihat salah satunya dari kondisi sperma. Dilansir dari Sciencedirect, sebanyak 12 penelitian melaporkan hasil tentang hubungan antara paparan DBP dengan jumlah semen atau air mani.
Dari studi-studi tersebut, di antaranya melaporkan bahwa penurunan konsentrasi air mani berjalan seiringan dengan peningkatan paparan DBP pada sample sperma pria.
Cara membatasi paparan phthalate
- Hentikan pemakaian plastik di rumah, karena phthalate dapat bocor dari wadah plastik seperti botol air dan wadah makanan yang terpapar panas dan deterjen
- Tukarkan produk kecantikan yang mengandung phthalate dengan yang lebih aman. Kamu bisa mengawalinya dengan memilih kosmetik bebas pewangi buatan
- Pilih cat kuku bebas phthalate
- Pilih produk pembersih dan deterjen yang bebas pewangi atau beraroma minyak esensial
- Hindari pemakaian penyegar udara dan lilin sintetis
- Jika kamu sedang merenovasi rumah, pilih perabotan dengan bahan alami seperti kayu atau bambu
- Pilih produk-produk rumah tangga yang terbuat dari kain atau kayu, jangan ambil yang berbahan plastik PVC
- Batasi pemakaian teethter, dot, dan mainan untuk anak kecil yang berbahan plastik, pilihlah yang terbuat dari karet alam atau silikon.
Menghindari paparan phthalate tidak hanya penting dilakukan saat kamu mencoba untuk memiliki keturunan, namun juga selama kehamilan karena paparan ftalat telah dikaitkan dengan risiko keguguran yang lebih tinggi.
Jika masih ada pertanyaan seputar bahaya phthalate, atau kesehatan seksual, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kami melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!