Share This Article
Pernahkah kamu mendengar kondisi medis bernama hiperprolaktinemia? Kondisi kelebihan hormon prolaktin ini bisa menyerang baik pria maupun wanita lho.
Salah satu dampak negatif dari kondisi ini adalah kemandulan. Kenali apa saja gejala dan cara mengatasinya pada ulasan berikut ini!
Apa itu hiperprolaktinemia?
Hiperprolaktinemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kelebihan prolaktin dalam darah pada wanita yang tidak hamil dan pada pria. Prolaktin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari yang berada di bagian bawah otak.
Prolaktin menyebabkan payudara tumbuh dan berkembang dan menyebabkan produksi ASI setelah bayi lahir. Biasanya, baik pria maupun wanita memiliki sejumlah kecil prolaktin dalam darah mereka.
Kadar prolaktin dikendalikan oleh hormon lain yang disebut faktor penghambat prolaktin atau prolactin inhibiting factor (PIFs), seperti dopamin. Kadar prolaktin yang tinggi memicu tubuh memproduksi susu untuk menyusui.
Pada wanita yang tidak hamil, prolaktin membantu mengatur siklus haid atau menstruasi. Sementara pada pria, prolaktin memengaruhi produksi sperma.
Baca Juga : Mengenal GnRH: Hormon Penting untuk Kesuburan Pria dan Wanita
Hiperprolaktinemia menyebabkan apa?
Jika kamu didiagnosis mengalami hiperprolaktinemia, apa yang kemungkinan terjadi? Hiperprolaktinemia relatif umum terjadi pada wanita.
Sekitar sepertiga wanita dalam masa subur dengan menstruasi tidak teratur tetapi ovarium normal mengalami hiperprolaktinemia. Ketika ini terjadi, seorang wanita mungkin mengalami beberapa masalah seperti:
- Kesulitan untuk hamil
- Payudaranya mungkin mulai memproduksi ASI di luar kehamilan (galaktorea). Sembilan puluh persen wanita dengan galaktorea juga mengalami hiperprolaktinemia
- Kadar prolaktin yang tinggi mengganggu produksi normal hormon lain, seperti estrogen dan progesteron. Ini dapat mengubah atau menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).
- Ini juga dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur atau terlewat.
Pada pria, kadar prolaktin yang tinggi juga bisa menimbulkan berbagai masalah terkait reproduksi dan kesuburan. Diantaranya:
- Galaktorea (ketika pria atau wanita yang tidak hamil menghasilkan ASI)
- Impotensi atau disfungsi ereksi (ketidakmampuan ereksi saat berhubungan seks)
- Berkurangnya keinginan untuk berhubungan seks
- Kemandulan.
Seorang pria dengan hiperprolaktinemia yang tidak diobati mungkin menghasilkan lebih sedikit sperma atau tidak ada sperma sama sekali.
Penyebab hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia dapat disebabkan oleh tumor yang mensekresi prolaktin (prolaktinoma), kehamilan, atau konsumsi jenis obat tertentu, terutama obat-obatan psikiatri dan hipotiroid.
Penyakit yang memengaruhi bagian otak yang disebut hipotalamus juga dapat menyebabkan hiperprolaktinemia. Hipotalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf dan kelenjar pituitari.
Peningkatan kadar prolaktin seringkali dapat langsung dikaitkan dengan tumor, trauma, atau infeksi hipotalamus.
Berikut beberapa kondisi yang dapat menjadi faktor penyebab hiperprolaktinemia:
- Tumor hipofisis (prolaktinoma)
- Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif)
- Obat-obatan diberikan untuk depresi, psikosis, dan tekanan darah tinggi
- Herbal, termasuk fenugreek, biji adas, dan semanggi merah
- Iritasi pada dinding dada (dari bekas luka operasi, herpes zoster, atau bahkan bra yang terlalu ketat)
- Stres atau olahraga (biasanya berlebihan atau ekstrem)
- Makanan tertentu
- Stimulasi puting
Penyebab tidak ditemukan pada sekitar sepertiga dari semua kasus hiperprolaktinemia.
Gejala hiperprolaktinemia
Hiperprolaktinemia dapat terjadi pada pria maupun wanita dan menimbulkan tanda atau gejala yang berbeda. Gejala dapat bervariasi dari orang ke orang.
Berikut beberapa gejala hiperprolaktinemia pada wanita:
- Kehilangan menstruasi dan penurunan libido
- Sekresi ASI
- Infertilitas.
Berikut beberapa gejala hiperprolaktinemia pada pria:
- Hilangnya libido secara progresif
- Impotensi
- Jumlah sperma rendah
- Ginekomastia (perkembangan jaringan payudara)
- Galaktorea (laktasi abnormal)
Karena hiperprolaktinemia pada pria tidak selalu bermanifestasi dengan gejala yang jelas, terkadang sulit untuk dikenali.
Dalam beberapa kasus, sakit kepala yang disebabkan oleh tumor hipofisis atau gangguan penglihatan mungkin merupakan tanda pertama dari kondisi tersebut baik pada pria maupun wanita.
Baca Juga : Ginseng Korea: Benarkah Ampuh Atasi Berbagai Masalah Seksual Pria?
Bagaimana hiperprolaktinemia dideteksi?
Diagnosis hiperprolaktinemia didasarkan pada gejala yang muncul dan riwayat medis setiap orang. Untuk mendeteksi kadar prolaktin, ahli medis mungkin akan melakukan tes darah, pencitraan resonansi magnetik (MRI), atau pengujian hormonal.
Kadar prolaktin terkadang lebih tinggi jika kamu baru saja makan atau sedang stres. Tes bisa dilakukan lagi setelah kamu berpuasa dan dalam keadaan santai.
Cara mengatasi atau mengobati hiperprolaktinemia
Prosedur perawatan dan pengobatan kondisi hiperprolaktinemia didasarkan pada kondisi dan faktor spesifik termasuk usia, riwayat kesehatan sebelumnya, dan kesehatan secara keseluruhan tiap individu.
Tujuan pengobatan adalah mengembalikan prolaktin ke tingkat normal. Ada sejumlah opsi standar untuk mencapai ini:
- Konsumsi obat: Parlodel (bromocriptine) dan Dostinex (cabergoline) diketahui efektif dalam mengurangi kadar prolaktin dan mengecilkan tumor hipofisis
- Operasi. Pembedahan kadang-kadang dapat digunakan untuk mengangkat tumor hipofisis jika obat tidak bekerja atau ditoleransi dengan buruk
- Terapi radiasi. Meskipun jarang digunakan, terapi ini mungkin disarankan jika obat-obatan dan pembedahan belum efektif.
- Hipotiroidisme dapat diobati dengan hormon tiroid sintetis, yang seharusnya menurunkan kadar prolaktin.
- Jika kadar prolaktin tinggi disebabkan oleh obat resep, obat pengganti mungkin diresepkan.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar hiperprolaktinemia? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!