Share This Article
Ada beberapa hormon yang bekerja dalam menjaga kesuburan pria dan wanita, yang utama adalah testosteron dan estrogen. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kedua hormon tersebut tak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan dari gonadotrophin-releasing hormone (GnRH).
Apa sebenarnya gonadotrophin-releasing hormone itu? Seberapa pentingnya dalam meningkatkan kesuburan pria dan wanita? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Apa itu gonadotrophin-releasing hormone?
Gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) adalah bahan kimia yang diproduksi dari sel-sel di bagian otak bernama hipotalamus. Hormon itu kemudian dilepaskan ke pembuluh darah kecil menuju kelenjar pituitari.
Setelah itu, GnRH memacu kelenjar tersebut untuk menghasilkan beberapa hormon lain, seperti luteinizing (LH) dan perangsang folikel (FSH). Dua hormon itu sangat penting untuk kesehatan reproduksi manusia, baik pria maupun wanita.
Hormon GnRH sebenarnya sudah ada sejak masa kanak-kanak. Hanya saja, kadarnya sangat rendah. Pelepasan hormon akan semakin meningkat ketika seseorang memasuki usia atau masa pubertas.
Pada pria, masa pubertas ditandai dengan puncak perkembangan testis. Sedangkan pada wanita, ovarium pada sistem reproduksi telah terbentuk sempurna, yang mana proses ovulasi akan mulai terjadi.
Bagaimana GnRH memengaruhi kesuburan?
Seperti yang telah dijelaskan, kadar GnRH akan meningkat drastis ketika seseorang telah memasuki masa pubertas. GnRH, LH, dan FSH akan memengaruhi pelepasan hormon testosteron (pada pria) dan estrogen (pada wanita).
GnRH memainkan peran penting dalam mengatur pelepasan estrogen dan testosteron melalui proses yang kompleks. Testosteron dan estrogen sendiri merupakan hormon yang dibutuhkan untuk mendukung proses pembuahan sebelum kehamilan terjadi.
GnRH dan kesuburan pria
Dikutip dari Hormone Health Network, pada pria, GnRH bertugas merangsang produksi LH dari kelenjar pituitari. Kemudian, LH menempel pada sel reseptor di testis untuk memacu pelepasan testosteron.
Berbeda dengan kebanyakan hormon, testosteron adalah bahan kimia yang sebagian besar kadarnya dihasilkan di testis. Saat testosteron melonjak, seorang pria akan memasuki masa pubertas, yang ditandai dengan mulainya produksi sel sperma. Dalam sehari, testis bisa menghasilkan jutaan sperma.
Harvard Medical School mendefinisikan testosteron sebagai hormon seks. Sebab, hormon tersebut memang memengaruhi produksi sperma yang akan bertanggung jawab dalam proses pembuahan di dalam rahim wanita.
Rendahnya kadar testosteron bisa mempersulit terjadinya kehamilan. Menurut American Urological Association, kadar testosteron normal pria dewasa adalah minimal 300 nanogram per desiliter (ng/dL).
GnRH dan kesuburan wanita
Pada wanita, FSH yang pelepasannya dirangsang oleh GnRH memainkan peran penting pada perkembangan sel telur di ovarium. Di tempat yang sama, estrogen juga dihasilkan. Ini akan memengaruhi proses ovulasi yang sangat penting untuk mendukung terjadinya pembuahan.
Untuk mendapatkan kehamilan, sel telur harus keluar dari ovarium hingga mencapai tuba fallopi. Jika ini tidak terjadi, sperma akan sulit untuk bertemu dengan sel telur. Akibatnya, proses pembuahan tidak akan berlangsung.
Jika sel telur berhasil dilepaskan dari ovarium namun tak ada sperma yang datang, estrogen akan menjadi lapisan di dinding rahim. Lama-kelamaan dinding yang terus menebal tersebut akan luruh dan keluar menjadi darah menstruasi.
Baca juga: Gagal Ovulasi Bisa Turunkan Peluang Hamil, Kenali Penyebab & Tanda-Tandanya!
Masalah yang bisa terjadi pada kadar GnRH
Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor kelenjar hipofisis bisa muncul akibat terlalu tingginya kadar GnRH. Kondisi tersebut dapat membuat produksi testosteron dan estrogen melonjak drastis.
Sebaliknya, jika kadar GnRH terlalu rendah, anak-anak mungkin akan mengalami delayed puberty atau masa pubertas yang terlambat. Pada orang dewasa, keadaan tersebut dapat memicu sindrom Kallmann, kondisi saat hormon seksual tidak berkembang dengan optimal.
Kemungkinan terparah yang bisa terjadi adalah amenore, yaitu kondisi ketika seorang wanita tak mampu lagi mengalami ovulasi. Keadaan yang sama bisa terjadi pada pria, yaitu berhentinya produksi testosteron di testis.
Pemeriksaan dan penanganan medis biasanya diperlukan jika seorang pria atau wanita yang mengalami keadaan tersebut masih dalam kategori usia produktif.
Nah, itulah ulasan tentang gonadotrophin-releasing hormone dan perannya dalam mendukung kesuburan pada pria dan wanita. Bagi yang sedang menginginkan kehamilan, pemeriksaan ke dokter mungkin bisa membantu untuk mengetahui kadar GnRH di dalam tubuh.
Punya pertanyaan seputar masalah dan rencana kehamilan? Konsultasikan secara online bersama dokter terpercaya di Good Doctor. Akses layanannya 24/7 dengan download aplikasinya di sini!