Share This Article
Kabar mengenai seorang wanita di Cianjur, Jawa Barat, yang mengaku melahirkan anak tanpa berhubungan intim, ramai diberitakan di dunia maya beberapa hari terakhir ini.
Menurut pengakuan yang bersangkutan, ia hanya mengalami gejala masuk angin, lalu melahirkan seorang bayi perempuan dalam waktu 1 jam kemudian.
Berita yang mengejutkan banyak orang ini tentu memunculkan sejumlah pertanyaan. Salah satunya adalah, apakah mungkin seorang wanita hamil tanpa didahului hubungan seks?
Baca juga: Mengenal Rainbow Baby: Kehamilan Setelah Punya Riwayat Keguguran
Apakah kamu bisa hamil tanpa berhubungan intim?
Dilansir dari Healthline, jawabannya adalah ya! Meski kemungkinannya kecil, namun aktivitas apapun yang bisa membuat sperma masuk ke area vagina, bisa menyebabkan kehamilan tanpa harus didahului oleh penetrasi. Beberapa kondisi yang memungkinkan ini terjadi di antaranya:
Sperma masuk melalui cara lain
Meski secara fisik penis tidak masuk ke dalam vagina, namun jika sperma berhasil menuju sel telur dengan cara lain, maka ini tetap bisa membuat seorang wanita hamil.
Misalnya ketika pasangan kamu berejakulasi di dekat vagina, atau penisnya yang sedang ereksi bersentuhan dengan bagian tubuh di dekat vagina. Bahkan seorang pria yang belum mengalami ejakulasi penuh pun, tetap bisa membuat pasangannya hamil.
Ini karena pada proses pra ejakulasi, ia tetap menghasilkan sperma aktif yang bisa masuk ke dalam rahim selain melalui penis. Misalnya lewat mainan seks, jari, ataupun mulut ke vagina.
Menjalani inseminasi buatan
Kehamilan tanpa didahului hubungan seks juga bisa terjadi lewat proses Intrauterine insemination (IUI) ataupun In vitro fertilization (IVF).
IUI adalah salah satu metode perawatan kesuburan, di mana sperma “dicuci” dan dipekatkan, lalu ditempatkan langsung ke dalam rahim wanita melalui sebuah alat bernama spekulum.
Sementara IVF adalah jenis teknologi reproduksi bantuan yang melibatkan pengambilan sel telur dari ovarium dan membuahinya dengan sperma.
Telur yang telah dibuahi ini dikenal sebagai embrio yang kemudian dapat dibekukan untuk disimpan atau dipindahkan ke rahim wanita menggunakan tabung tipis yang dinamakan kateter.
Mengalami cryptic pregnancy
Ini adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan ‘kehamilan siluman’, yang mana kehamilan mungkin gagal dideteksi oleh metode pengujian medis konvensional.
Seseorang yang mengalami cryptic pregnancy, tidak akan sadar bahwa dirinya sedang hamil karena tidak ada gejala-gejala yang menunjukkan hal tersebut. Bahkan bisa saja tes kehamilan pun memberikan hasil negatif padahal kamu telah telat datang bulan.
Cryptic pregnancy juga bisa disebabkan oleh kadar hormon kehamilan yang rendah, sehingga membuat gejala kehamilan menjadi sangat ringan atau bahkan hampir tidak terlihat.
Apakah ini mengindikasikan penyakit tertentu?
Cryptic pregancy juga sering dikaitkan dengan beberapa penyakit, seperti sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), perimenopause, dan ketidakseimbangan hormon.
Baca juga: Hati-Hati, Ini Penyebab Pembuluh Darah Mata Pecah Saat Melahirkan
Fakta medis tentang ‘kehamilan perawan’
Peneliti telah mempelajari fenomena yang disebut “kehamilan perawan” untuk memahami mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dalam survei terhadap 7.870 wanita hamil, mereka menemukan bahwa 0,8 persen wanita (total 45) melaporkan hamil tanpa melakukan hubungan seks vaginal.
Studi seperti ini memiliki keterbatasan, karena melibatkan pelaporan diri. Para peneliti mencatat berbagai kendala lain seperti, budaya, agama, serta berbagai definisi tentang apa arti “seks” yang sebenarnya itu sendiri.
Dengan demikian, angka-angka ini tidak mewakili gambaran sebenarnya tentang frekuensi pembuahan tanpa penetrasi.
Terlepas dari itu, sebagian dari wanita ini mungkin telah mendefinisikan “seks” sebagai hubungan intim yang melibatkan penis ke dalam vagina. Jadi, jika para perawan dalam penelitian ini melakukan kontak seksual lain, mungkin saja sperma berhasil naik ke saluran vagina dari tindakan lain.
Muncul tanda-tanda hamil, padahal ternyata tidak sedang mengandung
Kondisi ini dikenal dengan istilah pseudocyesis. Dilansir dari Webmd, wanita yang mengalaminya akan memiliki hampir semua gejala kehamilan, kecuali janin yang sebenarnya.
Sampai dengan saat ini penyebabnya belum diketahui. Namun dokter menduga bahwa faktor psikologis dapat mengelabui tubuh untuk “mengira” bahwa ia sedang hamil.
Hal ini bisa terjadi ketika seorang wanita sangat ingin memiliki anak karena sebelumnya didiagnosis mandul, menopause, atau pernah mengalami keguguran berulang.
Alhasil tubuh mereka mungkin menghasilkan beberapa tanda kehamilan, seperti perut membengkak, payudara membesar, dan bahkan sensasi gerakan janin.
Otak wanita tersebut kemudian salah menafsirkan sinyal tersebut sebagai kehamilan, dan memicu pelepasan hormon khas kehamilan seperti estrogen dan prolaktin, yang menyebabkan gejala kehamilan yang sebenarnya.
Apakah ini mengindikasikan penyakit tertentu?
Dalam kasus kehamilan palsu, beberapa kondisi medis dapat membuat tubuh meniru gejala kehamilan.
Misalnya kehamilan yang terjadi di luar rahim (ektopik), penimbunan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh (obesitas morbid), sampai kanker.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!