Share This Article
Ibu hamil sangat rentan mengalami nyeri dan sakit pada beberapa bagian tubuh, misalnya punggung dan pinggang. Tak sedikit yang memilih paracetamol untuk membantu meredakannya. Sayangnya, penggunaan paracetamol untuk ibu hamil dapat menimbulkan efek lain pada janin, lho.
Apa saja risiko yang bisa ditimbulkan dari konsumsi obat tersebut? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Mengonsumsi Antidepresan? Ini Penjelasannya!
Apa itu paracetamol?
Paracetamol adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit dan nyeri. Obat yang juga dikenal dengan nama asetaminofen ini bekerja dengan cara menekan pelepasan prostaglandin. Senyawa kimia menyerupai hormon yang bertanggung jawab atas munculnya rasa nyeri.
Paracetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit gigi. Obat ini bekerja lebih optimal jika diminum sesaat setelah tanda pertama nyeri muncul.
Selain pereda sakit, paracetamol juga kerap digunakan untuk meredakan gejala kondisi lain seperti demam tinggi dan alergi.
Di apotek, obat ini dijual dengan berbagai merek dagang, di antaranya Biogesic, Calapol, Defamol, Farmadol, Mesamol, Unicetamol, Termorex, Tempra, Progesic, Panadol, dan Nufadol.
Penggunaan paracetamol untuk ibu hamil
Dilansir dari Medical News Today, tingkat konsumsi paracetamol pada ibu hamil masih relatif tinggi. Di Amerika Serikat misalnya, tak kurang dari 70 persen wanita hamil menggunakan obat ini sebagai pereda nyeri.
Meski begitu, konsumsi paracetamol untuk ibu hamil masih menjadi perdebatan hingga kini. Sebab, penggunaan dosis tertentu dapat memberi efek pada janin di dalam kandungan.
Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan bagi ibu hamil untuk selalu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apapun, termasuk paracetamol.
Dosis paracetamol untuk ibu hamil
Meski masih menjadi perdebatan, beberapa kalangan tetap memperbolehkan penggunaan paracetamol untuk ibu hamil. Seperti dilansir dari NHS UK, tidak ada takaran yang tetap untuk dosis suatu obat bagi ibu hamil. Konsumsi obat untuk ibu hamil bisa berbeda antara satu dengan yang lain.
Idealnya, Moms sebaiknya menghindari minum obat apapun saat sedang hamil, terutama pada tiga bulan pertama. Kondisi seperti pilek dan sakit atau nyeri ringan biasanya tidak perlu ditangani dengan obat-obatan.
Jika terpaksa minum obat, dokter mungkin akan meresepkan dosis paling rendah dengan durasi penggunaan sesingkat mungkin.
Risiko minum paracetamol saat sedang hamil
Seperti yang telah dijelaskan, konsumsi paracetamol untuk ibu hamil dapat memberikan efek tertentu pada janin di dalam kandungan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
Berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan 100.000 ibu, konsumsi asetaminofen saat sedang hamil dapat meningkatkan risiko ADHD. Gangguan mental ini dapat membuat anak menjadi sulit fokus serta cenderung melakukan tindakan impulsif dan hiperaktif.
Paparan obat diyakini bisa berdampak serius pada perkembangan otak janin, yang juga dapat memengaruhi kepribadiannya. Dari riset tersebut, diketahui bahwa ibu yang memiliki anak ADHD telah mengonsumsi paracetamol lebih dari tujuh hari ketika sedang hamil.
Baca juga: Yuk, Kenali Penyakit ADHD pada Anak Sejak Dini
2. Autisme
Autisme adalah kondisi yang hampir mirip dengan ADHD, tapi lebih parah. Mengutip dari WebMD, asetaminofen terbukti bisa melewati plasenta ketika sudah diminum. Senyawa dari obat tersebut kemudian dapat masuk hingga ke sistem saraf pusat bayi.
Hal ini akan memengaruhi sel otak dan kadar hormon tertentu, yang secara tidak langsung bisa mengganggu perkembangannya.
3. Masalah kesuburan
Konsumsi paracetamol untuk ibu hamil dapat meningkatkan risiko infertilitas pada bayi, terutama jika berjenis kelamin laki-laki.
Peneliti dari University of Edinburgh menemukan fakta konsumsi tiga dosis asetaminofen harian selama satu minggu bisa menurunkan kadar testosteron pada janin. Rendahnya testosteron dapat mengganggu tingkat kesuburan ketika sudah dilahirkan.
Selama ini, banyak orang mengira bahwa testosteron baru akan diproduksi tubuh ketika seorang pria sudah dewasa. Faktanya, menurut sebuah riset, hormon tersebut sudah terbentuk sejak janin masih di dalam kandungan.
4. Keterlambatan bicara
Risiko terakhir yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi paracetamol pada ibu hamil adalah anak bisa mengalami keterlambatan bicara atau speech delay.
Asetaminofen dipercaya dapat berdampak serius pada perkembangan kognitif janin, hingga membuatnya mengalami keterlambatan berbahasa.
Alternatif lain pengganti paracetamol
Dari penjelasan di atas, ada baiknya Moms mempertimbangkan alternatif lain untuk meredakan nyeri. Alih-alih mengonsumsi paracetamol yang bisa menimbulkan efek buruk pada janin, ada beberapa bahan alami sebagai pereda rasa sakit, di antaranya adalah:
- Jahe
- Kayu manis
- Kunyit
- Eukaliptus
- Cengkeh
- Minyak esensial
Nah, itulah ulasan tentang penggunaan paracetamol untuk ibu hamil beserta risiko yang dapat ditimbulkan pada janin. Jika terpaksa mengonsumsinya, mintalah saran dokter terlebih dulu untuk mendapatkan dosis dan takaran yang tepat.
Pastikan untuk mengecek kesehatan Anda dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Download di sini untuk berkonsultasi dengan mitra dokter kami.