Share This Article
Air ketuban pada ibu hamil harus dipastikan cukup, tujuannya untuk melindungi perkembangan janin dalam kandungan. Namun beberapa wanita hamil ada yang mengalami air ketuban terlalu sedikit. Terkait hal tersebut apa saja penyebab air ketuban sedikit pada ibu hamil?
Apa itu kondisi air ketuban sedikit pada ibu hamil?
Cairan ketuban merupakan bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi. Air ketuban melindungi bayi dan membantu perkembangan otot, anggota tubuh, paru-paru dan sistem pencernaan.
Cairan ketuban diproduksi saat kantung ketuban terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Pembentukan pertama kali terdiri dari air yang disediakan oleh ibu, dan kemudian sekitar 20 minggu urine janin menjadi zat utama.
Pada trimester kedua, bayi akan mulai bernapas dan menelan cairan ketuban tersebut. Dalam beberapa kasus, cairan ketuban mungkin terukur terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Jika pengukuran cairan ketuban terlalu rendah disebut oligohidramnion. Lalu apabila takaran cairan ketuban terlalu tinggi disebut polihidramnion.
Oligohidramnion adalah kondisi kekurangan cairan ketuban. Dokter dapat mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode berbeda, paling umum melalui evaluasi indeks cairan ketuban (AFI) atau pengukuran kantong dalam.
Jika AFI menunjukkan tingkat cairan kurang dari 5 sentimeter (atau kurang dari persentil ke-5), tidak adanya kantong cairan dengan kedalaman 2-3 cm, atau volume cairan kurang dari 500mL pada usia kehamilan 32-36 minggu, kemudian diagnosis oligohidramnion akan dicurigai.
Penyebab air ketuban sedikit
Melansir penjelasan dari laman American Pregnancy, berikut ini beberapa penyebab air ketuban sedikit pada hamil:Â
- Adanya masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih yang dapat menyebabkan produksi urine sedikit, dan menyebabkan rendahnya kadar cairan ketuban.
- Masalah plasenta, jika plasenta tidak memberikan cukup darah dan nutrisi kepada bayi, bayi dapat berhenti mendaur ulang cairan.
- Ketuban bocor atau pecah, kondisi ini mungkin berupa semburan cairan atau tetesan cairan yang lambat dan konstan. Hal tersebut karena robekan pada membran. Ketuban pecah dini (PROM) juga dapat menyebabkan rendahnya kadar cairan ketuban.
- Kehamilan setelah tanggal (yang berlangsung lebih dari 42 minggu) dapat memiliki tingkat cairan ketuban yang rendah, yang dapat disebabkan oleh penurunan fungsi plasenta.
- Komplikasi ibu hamil, beberapa faktor seperti dehidrasi, hipertensi, preeklamsia, diabetes, dan hipoksia kronis dapat memengaruhi kadar cairan ketuban.
Baca juga: Ciri-ciri Air Ketuban Pecah yang Perlu Diperhatikan Moms, Apa Saja?
Bahaya air ketuban sedikit pada ibu hamil
Risiko yang terkait dengan oligohidramnion atau air ketuban yang sedikit seringkali bergantung pada masa gestasi kehamilan. Cairan ketuban sangat penting untuk perkembangan otot, anggota tubuh, paru-paru, dan sistem pencernaan.
Pada trimester kedua, bayi mulai bernapas dan menelan cairan untuk membantu paru-parunya tumbuh dan matang. Cairan ketuban juga membantu bayi mengembangkan otot dan anggota badan dengan menyediakan banyak ruang untuk bergerak.
Jika oligohidramnion terdeteksi pada paruh pertama kehamilan, komplikasinya bisa lebih serius dan timbulnya beberapa kondisi seperti ini:
- Kompresi organ janin yang mengakibatkan cacat lahir.
- Meningkatnya kemungkinan keguguran atau lahir mati.
Jika oligohidramnion terdeteksi pada paruh kedua kehamilan, komplikasi dapat meliputi:
- Batasan pertumbuhan intrauterine atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
- Kelahiran prematur.
- Komplikasi persalinan seperti kompresi tali pusat, cairan bernoda mekonium, dan sesar.
Cara mengatasi air ketuban sedikit pada ibu hamil
Menurut penjelasan dari laman American Pregnancy, perawatan untuk kadar cairan ketuban yang rendah didasarkan pada usia kehamilan. Jika belum cukup bulan, dokter akan memantau level air ketuban dengan sangat cermat.Â
Kemudian tes seperti tes stres serta non-stres dan kontraksi dapat dilakukan untuk memantau aktivitas bayi. Jika kamu mendekati masa kehamilan penuh, maka persalinan biasanya disarankan oleh kebanyakan dokter dalam situasi kadar cairan ketuban rendah.
Perawatan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi kondisi ini yaitu:
- Infus amnion selama persalinan melalui kateter intrauterin. Cairan tambahan ini membantu bantalan di sekitar tali pusat selama persalinan dan dilaporkan membantu menurunkan kemungkinan sesar.
- Injeksi cairan sebelum persalinan melalui amniosentesis. Kondisi oligohidramnion dilaporkan sering kembali dalam waktu satu minggu setelah prosedur ini, tetapi dapat membantu dokter memvisualisasikan anatomi janin dan membuat diagnosis.
- Rehidrasi ibu dengan cairan oral atau cairan IV terbukti membantu meningkatkan kadar cairan ketuban.
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!