Share This Article
Keguguran merupakan salah satu hal yang paling ditakutkan oleh ibu hamil. Penyebab keguguran bisa ditimbulkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan calon ibu. Karenanya penting untuk mengetahui apa penyebab keguguran.
Keguguran bisa dikatakan hal umum yang biasa terjadi. Fakta menyebutkan bahwa 10 persen dan 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran.
Bagaimanapun kenyataan kehilangan calon bayi dapat membuat seseorang menjadi kesulitan secara emosional. Perasaan duka dan kehilangan adalah hal yang normal setelah kehilangan kehamilan.
Apa itu keguguran?
Keguguran atau juga yang lebih dikenal dalam bahasa medis aborsi spontan, merupakan kondisi ketika embrio atau janin meninggal sebelum minggu ke-20 kehamilan.
Keguguran biasanya terjadi pada awal kehamilan. Sebanyak 8 dari 10 keguguran terjadi dalam 3 bulan pertama. Sekitar 3 dari setiap 4 keguguran terjadi pada periode ini.
Baca Juga : Tanda-Tanda Keguguran yang Harus Diwaspadai, Bisa Tanpa Perdarahan?
Faktor risiko ibu hamil bisa mengalami keguguran
Terdapat faktor risiko yang menyebabkan terjadinya keguguran pada ibu hamil. Dilansir dari Clevel and Clinic, berikut adalah beberapa faktor risiko yang menyebabkan keguguran:
- Usia ibu. Pada wanita yang berusia 20 tahunan, risiko keguguran dapat terjadi sekitar 12 persen hingga 15 persen. Sedangkan pada wanita pada rentang usia 40 tahun, risikonya meningkat sekitar 25 persen
- Beberapa masalah kesehatan lainnya yang terjadi pada ibu
Baca juga: 5 Mitos Tentang Keguguran Ini Harus Dibantah, Bikin Bumil Resah
Penyebab umum keguguran
Keguguran tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya keguguran. Penyebab ini harus selalu diwaspadai.
Berikut adalah beberapa penyebab umum keguguran seperti yang dirangkum pada berbagai sumber.
1. Penyebab keguguran terkait masalah kromosom
Kromosom adalah blok DNA. Mereka berisi serangkaian instruksi terperinci yang mengendalikan berbagai faktor, dari bagaimana sel-sel tubuh berkembang hingga warna mata apa yang akan dimiliki oleh bayi.
Terkadang ada sesuatu yang salah pada saat pembuahan sehingga membuat janin terlalu banyak menerima atau tidak menerima kromosom.
Alasan untuk hal ini sering tidak jelas, tetapi hal ini dapat berarti bahwa janin tidak dapat berkembang secara normal. Sehingga mengakibatkan keguguran.
2. Masalah plasenta
Plasenta merupakan organ yang menghubungkan suplai darah ibu ke bayinya. Jika terdapat masalah perkembangan dari plasenta, hal ini juga data menjadikannya sebagai penyebab keguguran.
Wanita dapat mengembangkan pita jaringan parut di dalam rahim atau aborsi jangka kedua. Jaringan parut ini dapat mencegah telur dari penanaman dengan benar dan dapat menghambat aliran plasenta ke dalam darah.
3. Kondisi medis
Keguguran selama minggu ke-13 hingga ke-24 trimester kedua, sering merupakan penyebab dari masalah dengan ibu. Adapun beberapa masalah kesehatan yang meningkatkan risiko keguguran wanita:
- Infeksi seperti cytomegalovirus atau campak jerman
- Penyakit kronis yang tidak terkontrol dengan baik, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
- Penyakit tiroid, lupus, dan penyakit autoimun
- Masalah yang terjadi pada uterus atau leher rahim, seperti fibroid, rahim berbentuk tidak normal atau serviks yang terbuka dan melebar terlalu dini, yang disebut sebagai serviks tidak kompeten
- Beberapa wanita dilahirkan dengan septum, cacat rahim yang tidak biasa terkait dengan keguguran
- Gangguan pembekuan darah
- Ketidakseimbangan hormon.
4. Gaya hidup juga bisa menjadi penyebab keguguran
Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, kebiasaan sehari-hari sebagai calon ibu juga dapat meningkatkan risiko keguguran. Hal ini harus dangat diperhatikan.
Berikut adalah beberapa kebiasaan yang berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang di dalam janin.
- Merokok
- Minum banyak alkohol
- Menggunakan obat-obatan terlarang
Kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus sangat dihindari karena dapat memengaruhi kesehatan janin.
5. Bahaya lingkungan
Ternyata lingkungan juga dapat memengaruhi kondisi kehamilan serta dapat juga menjadi penyebab keguguran.
Selain perokok pasif, zat-zat tertentu di lingkungan rumah atau tempat kerja juga membuat kehamilan berisiko untuk mengalami keguguran. Hal ini dapat termasuk:
- Merkuri yang dilepaskan dari thermometer yang rusak atau bola lampu neon
- Pelarut seperti pengencer cat, degreaser, serta penghilang noda maupun pernis
- Pestisida untuk membunuh serangga atau tikus
- Arsenik yang ditemukan di lokasi limbah atau di air sumur.
Untuk menghindari keguguran sebaiknya selalu periksakan diril ke dokter untuk menjaga kesehatan janin. Mengonsumsi makanan yang sehat serta mengelola stres dengan baik dapat menghindari keguguran.
Baca Juga : Keguguran Tanpa Pendarahan, Apa Mungkin? Ini Dia Penjelasannya!
Penyebab keguguran trimester 1 sampai 2 bulan
Keguguran pada trimester 1 yakni terhitung dari minggu 1 hingga 13 kehamilan memang sangat riskan terjadi. Keguguran dini yang terjadi pada trimester 1 dan menyumbang 80 persen dari semua kasus keguguran.
Dari jumlah tersebut, sejumlah besar terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan, seringkali sebelum seorang wanita bahkan tahu dia hamil. Lalu apa sebenarnya faktor penyebab keguguran trimester 1 sampai 2 bulan yang harus Moms waspadai?
Penyebab sekitar setengah dari kasus keguguran pada trimester 1 hingga usia 2 bulan kehamilan disebabkan oleh peristiwa acak di mana embrio menerima jumlah kromosom yang tidak normal.
Kromosom adalah struktur di dalam sel yang membawa gen. Sebagian besar sel memiliki 23 pasang kromosom dengan total 46 kromosom. Sel sperma dan telur masing-masing memiliki 23 kromosom. Selama pembuahan, ketika telur dan sperma bergabung, dua set kromosom bersatu.
Jika telur atau sperma memiliki jumlah kromosom yang tidak normal, embrio juga akan memiliki jumlah yang tidak normal. Perkembangan tidak akan terjadi secara normal, sehingga terjadilah keguguran pada trimester 1 yakni usia 1-2 bulan kehamilan.
Baca Juga : Mengenal Penyakit Miom, Tumor Jinak yang Bisa Picu Keguguran dan Mandul
Penyebab keguguran spontan
Keguguran spontan kerap diartikan sebagai peristiwa di mana janin keluar sendiri dari rahim dan ibu hamil mengalami kehilangan kehamilan.
Kalau dilihat dari definisi keguguran itu sendiri, keguguran memang kerap disebut dengan aborsi spontan, dan sebagian banyak kasus keguguran yang terjadi, janin keluar sendiri bahkan tanpa kuretase.
Sekitar setengah dari semua keguguran yang terjadi pada trimester pertama disebabkan oleh kelainan kromosom (yang mungkin turun-temurun atau spontan) dalam sperma ayah atau telur ibu.
Keguguran spontan juga disebabkan oleh berbagai faktor penyebab yang tidak diketahui dan diketahui, seperti:
- Infeksi penyakit
- Paparan bahaya lingkungan dan tempat kerja seperti radiasi tingkat tinggi atau agen beracun
- Penyimpangan hormonal
- Implantasi telur yang dibuahi yang tidak tepat di lapisan rahim
- Usia ibu
- Kelainan rahim
- Leher rahim yang tidak kompeten. (Leher rahim mulai melebar dan terbuka terlalu dini, di tengah kehamilan, tanpa tanda-tanda rasa sakit atau persalinan)
- Faktor gaya hidup seperti merokok,minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang
- Gangguan sistem kekebalan tubuh termasuk lupus,penyakit autoimun
- Penyakit ginjal yang parah
- Penyakit jantung bawaan
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Penyakit tiroid
- Radiasi
- Obat-obatan tertentu, seperti obat jerawat isotretinoin (Accutane®)
- Malnutrisi parah.
Penyebab keguguran berulang
Jika kamu mengalami keguguran sebanyak 3 kali atau lebih berturut-turut, itu artinya kamu mengalami keguguran berulang.
Ada banyak faktor penyebab keguguran berulang bisa terjadi. Berikut beberapa kemungkinan penyebab keguguran berulang yang harus Moms waspadai:
- Gangguan pembekuan darah: Beberapa gangguan pembekuan darah, seperti eritematosus lupus sistemik dan sindrom anti fosfosfos pid dapat menyebabkan ‘darah lengket’ dan keguguran berulang.
- Masalah tiroid: Gangguan tiroid telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kehilangan kehamilan dan komplikasi kehamilan lainnya.
- Antibodi tiroid: Antibodi tiroid adalah molekul kecil dalam aliran darah yang dapat menyerang tiroid, menyebabkannya tidak berfungsi dengan baik. Memiliki antibodi tiroid tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Masalah rahim: Rahim berbentuk abnormal dapat meningkatkan risiko keguguran berulang dan kelahiran prematur.
- Penyebab genetik: Dalam sejumlah kecil kasus, satu atau kedua pasangan dapat berulang kali meneruskan kromosom abnormal, menyebabkan keguguran berulang.
- Kelemahan serviks: Jika Moms memiliki riwayat keguguran akhir dan dianggap berisiko punya kelemahan serviks, Moms dapat ditawarkan pemindaian dari 14 minggu untuk menilai panjang leher rahim.
- Sel pembunuh alami: Beberapa ahli percaya bahwa sel-sel pembunuh alami di dalam rahim berperan dalam infertilitas dan keguguran.
Baca Juga : Ingin Hamil Lagi Setelah Keguguran? Ini Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Makanan penyebab keguguran
Benarkah makanan tertentu seperti nanas bisa menjadi penyebab keguguran? Ternyata memang ada benarnya lho. Ada beberapa jenis makanan yang harus ibu hamil hindari pada trimester 1 untuk menurunkan risiko keguguran.
Ini bukan berarti saat Moms makan makanan tertentu maka langsung terjadi keguguran ya. Melainkan faktor risiko kegugurannya yang meningkat.
Berikut beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan keguguran yang harus Moms hindari untuk menekan risiko keguguran:
- Nanas: Buah ini mengandung bromelain yang dapat melembutkan leher rahim dan memulai kontraksi persalinan yang tidak tepat waktu, mengakibatkan keguguran.
- Kepiting: Meskipun kepiting adalah sumber kalsium yang kaya, mereka juga mengandung kadar kolesterol yang tinggi. Ini dapat menyebabkan penyusutan rahim dan menyebabkan perdarahan internal dan keguguran.
- Wijen: Ibu hamil harus mengonsumsi biji wijen dalam jumlah minimal. Biji wijen, baik biji wijen hitam atau putih, ketika dikonsumsi bersama dengan madu, dapat menyebabkan masalah selama kehamilan trimester 1.
- Hati hewan: Hati hewan penuh dengan vitamin A. Mengonsumsinya 2 kali sebulan tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keguguran. Tetapi, jika dikonsumsi dalam jumlah besar, ini mempromosikan akumulasi retinol secara bertahap yang dapat berdampak buruk pada kesehatan bayi.
- Lidah buaya: Lidah buaya terdiri dari anthraquinones, semacam pencahar yang menginduksi kontraksi rahim dan perdarahan panggul. Ini, pada gilirannya, menyebabkan keguguran.
- Pepaya: Pepaya mentah dan pepaya hijau memiliki komponen yang bertindak sebagai obat pencahar dan sebabkan kelahiran prematur. Biji pepaya juga kaya akan enzim yang menyebabkan kontraksi rahim, mengakibatkan keguguran.
- Produk susu mentah: Susu, gorgonzola, mozzarella, feta, dan brie varietas keju yang tidak dipasteurisasi memiliki bakteri yang membawa penyakit seperti Listeria monocytogenes, yang dapat berbahaya bagi kehamilan. Mengonsumsi produk susu tersebut dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.
- Kafein: Menurut penelitian, kafein, ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, cukup aman selama kehamilan. Namun, Moms disarankan untuk membatasi konsumsinya karena peningkatan kadar kafein selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau bayi yang kurang berat badan saat lahir.
- Peach: jika dikonsumsi dalam jumlah besar selama kehamilan, dapat menghasilkan panas yang berlebihan dalam tubuh dan menyebabkan perdarahan internal.
- Sayur yang tidak dicuci dan tidak dikupas: sayuran mentah atau tidak dicuci memiliki toksoplasma gondii, parasit umum yang menyebabkan toksoplasmosis. Seorang wanita hamil, jika terinfeksi, dapat meneruskannya kepada janin.
- Alkohol: Alkohol berdampak negatif pada perkembangan otak janin dan pada saat yang sama meningkatkan kemungkinan keguguran.
- Junk food: Junk food tidak menyediakan nutrisi, kalori, lemak, dan gula yang agak tinggi. Mengonsumsi terlalu banyak gula selama kehamilan telah dikaitkan dengan diabetes kehamilan, kenaikan berat badan dan penyakit jantung. Ini juga dapat meningkatkan kemungkinan bayi yang kelebihan berat badan.
Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!