Share This Article
Nyeri panggul saat hamil akan membuat Moms sulit untuk bergerak. Beberapa kegiatan seperti menaiki anak tangga atau berpindah posisi akan membuat rasa sakit semakin parah.
Nyeri panggul dapat terjadi sebagai hal yang umum dan bukan pertanda bahaya. Tetapi ada juga yang perlu diwaspadai lho, Moms. Yuk cari tahu apa saja yang menyebabkan kondisi tersebut.
Baca Juga: Apakah Bayi Bisa Merasakan Kedinginan dan Kepanasan di Dalam Kandungan?
Penyebab nyeri panggul saat hamil
Ada berbagai faktor risiko yang memengaruhi timbulnya nyeri panggul saat hamil. Beberapa faktor yang paling umum antara lain:
- Riwayat nyeri punggung bawah atau panggul
- Cedera panggul sebelumnya, dari kecelakaan atau jatuh
- Sudah pernah hamil dan mengalami nyeri saat hamil sebelumnya
- Pekerjaan yang menuntut kekuatan fisik
- Kelebihan berat badan
- Hamil anak kembar.
Selain faktor-faktor tersebut, nyeri juga mungkin terjadi akibat hal lainnya seperti berikut ini.
Hal umum yang menyebabkan nyeri panggul saat hamil
Rasa sakit pada panggul bisa bertambah parah seiring waktu. Beberapa kegiatan seperti berjalan, menaiki tangga dan berpindah posisi saat tidur bisa membuat ibu hamil semakin merasa nyeri.
Semakin besar kehamilan atau semakin bertambah usia kehamilan juga bisa memengaruhi nyeri panggul. Berikut adalah beberapa yang juga dapat menyebabkan nyeri.
1. Faktor hormon selama kehamilan
Selama kehamilan, hormon relaxin dilepaskan untuk mengendurkan ligamen dan otot pinggul, perut, dan dasar panggul. Ini dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman.
2. Kondisi bayi
Berat badan dan posisi bayi juga dapat memengaruhi munculnya nyeri panggul selama kehamilan. Semakin besar bayi, cenderung dapat membuat rasa sakit semakin buruk.
3. Tubuh yang menyiapkan kehamilan
Di minggu kedelapan hingga ke-12 kehamilan, tubuh menyiapkan rahim untuk membesar. Saat itu, ibu hamil mungkin akan merasakan nyeri panggul yang mirip seperti rasa menjelang menstruasi. Jika tidak disertai gejala lainnya, ini bukanlah hal yang membahayakan.
4. Diastasis recti
Nyeri panggul saat hamil sebenarnya juga bisa dirasakan saat seorang ibu mengalami diastasis recti. Yaitu munculnya jarak antara otot perut kanan dan kiri.
Dilansir dari WebMd, kondisi ini dialami sekitar dua pertiga wanita hamil. Saat mengalaminya, ibu hamil bisa merasakan sembelit dan juga nyeri punggung bawah dan bisa juga menyebabkan nyeri hingga panggul.
5. Symphysis pubis dysfunction (SPD)
Menurut National Health Service (NHS) Inggris, diperkirakan satu dari lima wanita mengalami nyeri akibat SPD. Atau sering juga disebut pregnancy-related pelvic girdle pain (PGP).
Ini adalah kondisi saat otot mulai mengendur menjelang melahirkan. Namun terlalu mengendur sebelum waktunya, sehingga menimbulkan nyeri panggul pada ibu hamil.
Kondisi darurat yang menyebabkan nyeri panggul saat hamil
Meski terbilang jarang terjadi, tapi beberapa kondisi berikut juga menyebabkan rasa nyeri panggul yang hebat dan dapat mengancam nyawa ibu atau bayi atau keduanya.
1. Keguguran
Keguguran adalah kehamilan yang berakhir sebelum janin memasuki usia 20 minggu. Biasanya ditandai dengan perdarahan dan rasa nyeri yang hebat. Nyeri terasa di perut bagian bawah, punggung bawah dan dapat menyebabkan demam, pusing atau pingsan.
2. Persalinan prematur
Kondisi ini terjadi saat kontraksi yang menyebabkan pembukaan serviks terjadi lebih awal, yang terjadi di antara minggu ke-20 hingga ke-37.
Tanda-tanda terjadinya persalinan prematur antara lain:
- Perut kencang seperti kontraksi
- Sakit punggung bawah yang tak kunjung sembuh
- Kram atau tekanan di sekitar perut
- Perdarahan vagina
- Kotoran seperti lendir atau darah keluar dari vagina.
3. Abrupsi plasenta
Kondisi ini terjadi saat plasenta terlepas dari dinding rahim, yang bisa menyebabkan keadaan darurat bagi bayi dan ibunya. Selain nyeri panggul, kondisi ini juga menimbulkan gejala berupa kontraksi yang terus menerus tanpa jeda yang disertai perdarahan vagina.
4. Kehamilan ektopik
Kondisi saat telur yang dibuahi menempel di luar rahim. Jika tidak ditangani bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa. Gejala yang mengharuskan ibu hamil ektopik mencari bantuan medis antara lain, perdarahan vagina, nyeri perut, sakit bahu, dan pusing.
Beberapa kondisi lain juga bisa memengaruhi nyeri panggul, meski tidak selalu terjadi pada ibu hamil. Seperti adanya kista ovarium dan terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).
Baca Juga: Melahirkan Plasenta: Prosedur dan Hal-Hal Lain yang Perlu Moms Ketahui
Bagaimana cara mengatasi nyeri panggul saat hamil?
Umumnya pengobatan pertama yang dilakukan adalah fisioterapi. Fisioterapi dapat membantu meminimalkan rasa sakit, membantu meningkatkan fungsi otot dan meningkatkan stabilitas atau posisi sendi panggul ini hamil.
Selain itu olahraga untuk menguatkan otot panggul seperti kegel atau olahraga di dalam air juga bisa menjadi pilihan. Cara-cara mudah lain seperti mandi air hangat atau menggunakan sabuk pendukung dan bantal pendukung kehamilan juga bisa membantu mengelola nyeri panggul saat hamil.
Dilansir dari Healthline, ibu hamil yang mengalami nyeri panggul sebaiknya menghindari kegiatan berikut, agar kondisi tidak semakin buruk:
- Menghindari menopang berat badan hanya dengan satu kaki.
- Usahakan tidak menekuk tubuh saat mengangkat beban
- Tidak menggendong anak di pinggul
- Sebaiknya tidak duduk di lantai
- Jangan duduk dalam posisi bengkok
- Sebaiknya tidak mengangkat beban berat seperti cucian basah atau tas penuh belanjaan.
- Jangan mendorong benda berat seperti keranjang belanja.
Demikian beberapa informasi terkait penyebab nyeri panggul saat hamil dan juga beberapa pilihan untuk mengatasinya.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar info sehat lainnya? Silakan chat langsung dengan dokter kami untuk konsultasi. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!