Share This Article
Kehamilan adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak pasangan. Saat hamil, wanita harus menjaga baik-baik kandungannya. Sebab, ada banyak gangguan atau kondisi medis yang rentan terjadi sebelum proses persalinan, salah satunya adalah plasenta akreta.
Lantas, apa sebenarnya plasenta akreta itu? Mengapa bisa terjadi? Bagaimana ciri-cirinya? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan berikut ini!
Baca juga: Cara Program Hamil agar Cepat Dapat Momongan, Apa Saja?
Apa itu plasenta akreta?
Selama masa kehamilan, plasenta menempel pada dinding rahim dan baru akan terlepas setelah melahirkan. Plasenta akreta adalah kondisi ketika plasenta tersebut menempel terlalu dalam ke dinding rahim.
Secara umum, keadaan tersebut merupakan komplikasi yang muncul dan berkembang dari gangguan kehamilan sebelumnya. Menurut American Pregnancy Association, komplikasi kehamilan ini adalah hal yang jarang terjadi, dengan rasio 1:2.500 kehamilan.
Dalam beberapa kasus, plasenta bisa menempel begitu dalam hingga ke otot rahim, disebut dengan plasenta inkreta. Plasenta bahkan dapat menekan sampai ke organ lain seperti kandung kemih. Keadaan itu disebut dengan plasenta perkreta.
Plasenta akreta dianggap sebagai komplikasi kehamilan yang berpotensi mengancam nyawa. Meski, pada banyak kasus, kondisi tersebut bisa terdeteksi di awal kehamilan. Sehingga, dokter bisa melakukan tindakan yang tepat untuk meminimalkan dampak buruk.
Penyebab plasenta akreta
Tidak diketahui secara pasti apa yang bisa menyebabkan plasenta akreta. Namun, kondisi itu diperkirakan muncul karena ketidakteraturan yang ada di lapisan dinding rahim serta tingginya alfa-fetoprotein (protein yang diproduksi oleh bayi yang dapat dideteksi pada darah ibu).
Ketidakteraturan dapat diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah riwayat operasi caesar atau bedah rahim. Dua prosedur tersebut bisa memicu pembentukan jaringan parut yang memungkinkan plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim.
Wanita yang mengalami plasenta previa (plasenta menutupi sebagian atau seluruh rahim) juga berisiko tinggi mengalami komplikasi ini. Meski, pada banyak kasus, plasenta akreta terjadi tanpa alasan yang jelas, bukan karena plasenta previa maupun riwayat operasi rahim.
Gejala yang mungkin terjadi
Wanita dengan plasenta akreta biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun selama kehamilan. Maka dari itu, pemeriksaan berkala sangat penting untuk mendeteksi adanya gangguan pada rahim.
Namun, dalam beberapa kasus, keadaan tersebut bisa menyebabkan perdarahan vagina selama trimester ketiga (minggu ke-27 hingga 40). Perdarahan hebat disertai sakit perut dapat terlihat dari pembalut yang penuh hanya dalam waktu kurang dari 45 menit.
Risiko komplikasi serius
Plasenta akreta adalah kondisi medis serius yang seharusnya segera mendapat penanganan tepat. Jika tidak, ada beberapa komplikasi yang rentan terjadi, seperti:
- Perdarahan vagina yang parah hingga memerlukan transfusi
- Koagulopati intravaskuler diseminata, yaitu masalah pada proses pembekuan darah
- Sindrom gangguan pernapasan
- Gagal ginjal
- Persalinan prematur
Pemeriksaan dan penanganan
Sebelum memberikan diagnosis, dokter kadang melakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk mengecek kondisi rahim. Tes lain seperti magnetic resonance imaging (MRI) juga bisa dilakukan untuk mengetahui apakah plasenta menempel ke dinding rahim terlalu dalam.
Jika telah diketahui bahwa Moms mengalami plasenta akreta, dokter akan membuat rencana terbaik agar bayi bisa dilahirkan seaman mungkin. Pada kasus yang parah, operasi caesar adalah satu-satunya solusi aman yang harus dilakukan.
Selanjutnya, dokter mungkin akan menjalankan histerektomi atau pengangkatan rahim. Prosedur tersebut juga tak bebas dari risiko komplikasi, seperti:
- Reaksi terhadap anestesi
- Infeksi
- Peningkatan perdarahan
- Kerusakan pada organ sekitar seperti kandung kemih
Apakah bisa dicegah?
Plasenta akreta merupakan kondisi serius yang bisa mengancam nyawa. Sayangnya, dikutip dari Healthline, tidak ada cara yang efektif untuk mencegah kondisi tersebut.
Hal yang bisa dilakukan adalah meminimalkan risiko terjadinya keadaan itu, yaitu dengan rajin memeriksakan kandungan ke dokter. Ini sangat berguna untuk mendeteksi adanya potensi gangguan pada rahim.
Seperti yang telah disebutkan, plasenta akreta merupakan komplikasi yang bisa didahului dengan gangguan kehamilan lainnya.
Nah, itulah ulasan tentang komplikasi kehamilan bernama plasenta akreta yang perlu Moms tahu. Selalu periksakan kehamilan secara berkala agar terhindar dari kondisi yang bisa membahayakan kandungan, ya!
Konsultasikan masalah kesehatan kamu dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!