Share This Article
Program bayi tabung sudah banyak dilakukan, terutama bagi orang yang memiliki masalah kesuburan. Prosedur yang dinamakan dengan fertilisasi in vitro atau IVF ini merupakan pembuahan yang terjadi di dalam cawan bukan di tubuh manusia.
Karena itu, program ini memiliki banyak risiko baik yang akan dialami oleh ibu dan janin dalam kandungan.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai risiko kesehatan akibat menjalani program bayi tabung bagi ibu dan janin yuk simak penjelasan berikut.
Baca juga: Tips Aman Melakukan Hubungan Seks selama Hamil Muda
Risiko kesehatan akibat menjalani program bayi tabung
Dilansir Mayo Clinic, selama IVF sel telur matang dikumpulkan atau diambil dari ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Kemudian telur yang telah dibuahi akan dipindahkan kembali ke dalam rahim.
Terkadang, langkah-langkah ini dibagi menjadi beberapa bagian dan prosesnya bisa memakan waktu lebih lama. Program bayi tabung dengan cara ini memang memiliki berbagai macam risiko kesehatan.
Beberapa masalah kesehatan yang mungkin akan dialami oleh ibu dan janin, yakni:
Risiko kesehatan pada ibu
Seorang wanita yang menjalani program bayi tabung berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti:
Sindrom hiperstimulasi ovarium
Komplikasi IVF ini terjadi pada wanita yang sangat sensitif terhadap obat kesuburan di mana bertujuan untuk meningkatkan produksi sel telur. Penggunaan obat kesuburan suntik, seperti human chorionic gonadotropin atau HCG untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan ovarium bengkak.
Sindrom hiperstimulasi ovarium atau ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) umumnya berkembang seminggu setelah pengambilan telur.
Beberapa gejala akibat OHSS dapat dialami, seperti nyeri dan kembung di bagian bawah perut, sesak napas, dan tubuh terasa lemah.
Efek akibat kehamilan kembar
Jika ada lebih dari satu embrio di dalam rahim sebagai bagian dari perawatan IVF, maka ada kemungkinan lebih besar untuk menghasilkan kembar dua atau tiga.
Memiliki lebih dari satu bayi mungkin bukan hal yang buruk, tetapi secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi bayi ibu dan janin.
Masalah lain yang sering dikaitkan dengan kelahiran ganda, meliputi keguguran, tekanan darah tinggi terkait kehamilan dan preeklamsia, diabetes gestasional, anemia, dan perdarahan hebat.
Selain itu, bayi dalam kandungan mungkin juga akan lahir prematur atau dengan berat lahir rendah.
Kehamilan ektopik
Wanita yang menjalani program bayi tabung memiliki risiko kehamilan ektopik yang lebih tinggi. Ini merupakan kasus ketika embrio tertanam di tuba falopi, bukan di dalam rahim.
Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada perut, diikuti dengan perdarahan vagina atau keputihan yang berwarna gelap.
Jika memiliki tes kehamilan positif setelah IVF, maka akan menjalani pemindaian pada 6 pekan untuk memastikan embrio tumbuh dengan baik dan kehamilan normal.
Karena itu, katakan pada dokter apabila mengalami perdarahan vagina atau sakit perut setelah menjalani IVF.
Kanker ovarium
Dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran yang cukup besar bahwa obat kesuburan, yakni suntikan untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan kanker ovarium. Perlu diketahui, kanker ovarium dua kali lebih sering terjadi pada wanita yang belum memiliki anak.
Namun demikian, dikutip dari Essential Parent dikatakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti langsung peningkatan risiko kanker ovarium pada wanita yang menjalani perawatan IVF.
Masih dibutuhkan studi lebih lanjut tentang hubungan ini. Jadi jika kamu ragu akan risiko ini, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandunganmu, ya.
Risiko kesehatan pada janin
Selain pada ibu, janin dalam kandungan juga berisiko mengalami berbagai risiko kesehatan seperti berikut ini:
Cacat lahir
Bayi yang lahir dengan prosedur IVF lebih rentan mengalami cacat lahir bawaan. Namun, beberapa ahli juga percaya bahwa usia ibu merupakan faktor utama yang sering dikaitkan dengan cacat lahir. Maka dari itu penelitian lebih lanjut masih di butuhkan.
Untuk membantu meminimalkan risiko kesehatan saat program bayi tabung, ikuti setiap arahan dokter dan jangan lupa jalani pola hidup sehat, ya!
Baca juga: Perut Gatal Saat Hamil: Penyebab dan Cara Tepat Mengatasinya
Pastikan untuk mengecek kesehatan kamu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Jaga kesehatan kamu dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!