Share This Article
Tak hanya sekedar melakukan pola makan sehat dan mengontrol gaya hidup, namun ada beberapa medical check up yang perlu dilakukan sebelum program kehamilan. Simak penjelasannya yuk.
Apa pentingnya medical check up sebelum program hamil?
Melansir penjelasan dari laman The American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) pemeriksaan perawatan sebelum hamil merupakan langkah awal dalam merencanakan kehamilan yang sehat.Â
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menemukan hal-hal yang dapat memengaruhi selama kehamilan berlangsung. Mengidentifikasi hal-hal tersebut penting dilakukan karena 8 minggu pertama kehamilan adalah saat berkembangnya organ utama pada janin.
Baca juga: Cara Program Hamil agar Cepat Dapat Momongan, Apa Saja?
Medical check up yang perlu dilakukan sebelum program kehamilan
Tes urine
Sebelum melakukan program hamil kamu sangat perlu melakukan tes ini dengan tujuan untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih atau penyakit ginjal. Perlu kamu ketahui bahwa infeksi saluran kemih sangat berisiko bagi janin.
Tes darah
Penyakit genetik yang umumnya sering dialami oleh wanita hamil dapat dideteksi lebih awal dengan menjalankan tes darah. Tes darah adalah salah satu tes paling disarankan bagi para calon ibu.
Dengan melakukan tes darah, kamu dapat mencegah bayi terhindar dari kelainan genetik dan apabila adanya gangguan terkait genetik dokter bisa lebih awal menemukan solusi yang sesuai selama kehamilan berlangsung.
Tes toksoplasmosis
Seperti dilansir dari laman Healthline, tes toksoplasmosis adalah tes darah yang menentukan apakah memiliki antibodi serum terhadap parasit toxoplasma gondii. Ini juga disebut tes toksoplasma.
Bagi kebanyakan orang dewasa, toksoplasmosis tidak berbahaya dan hilang tanpa perlu pengobatan. Kondisi ini seringkali asimtomatik.
Namun, jika orang hamil tertular infeksi, infeksi tersebut dapat menular ke janin mereka. Oleh sebab itu, tes ini sangat perlu dilakukan sebelum kamu melakukan program kehamilan.
Makan daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi membuat kamu berisiko terkena infeksi. Tak hanya itu, kamu juga dapat tertular infeksi setelah menangani kucing yang terinfeksi atau kotorannya, yang dapat terjadi saat membersihkan kotak kotoran.
Tes glukosa HbA1c
Bagi kamu yang menderita diabetes dan kurang terkontrol hal itu dapat memengaruhi perkembangan janin selama kehamilan, serta berisiko melahirkan bayi dengan gula darah yang sangat rendah.
Tak hanya itu saja, bagi wanita yang menderita diabetes juga dua kali lebih berisiko mengalami persalinan caesar hingga kematian bayi saat persalinan. Oleh sebab itu, pemeriksaan glukosa dengan HbA1c sebelum kehamilan sangat dibutuhkan.
Dokter harus melakukan tes HbA1c setiap bulan. Tujuannya akan membuat kamu tahu tingkat glukosa darah rata-rata selama 2 hingga 3 bulan terakhir.
Kamu biasanya harus menargetkan HbA1c di bawah 48 mmol/mol (atau 6,5%) sebelum hamil, selama hal ini tidak menyebabkan masalah dengan hipoglikemia.
Tes fungsi tiroid
Demi mendapatkan perkembangan janin yang normal, hormon tiroid sangat dibutuhkan.
Apabila sang ibu mengalami hipotiroid atau kekurangan hormon tersebut, artinya perkembangan janin selama kehamilan bisa terganggu atau bahkan lebih parahnya bisa menimbulkan kecacatan.
Tak hanya kekurangan, saat kelebihan pun juga dapat mengganggu plasenta dan memengaruhi perkembangan janin. Kamu bisa mengetahui masalah tiroid terlebih dahulu sebelum kehamilan dengan pemeriksaan darah khusus.
Pap smear
Pap smear atau juga disebut tes cervical smear adalah tes untuk sel-sel abnormal di serviks. Pap smear dapat mengidentifikasi infeksi dan peradangan vagina. Tes ini terutama digunakan untuk menyaring kanker serviks.
Menurut Healthline, dianjurkan untuk melakukan Pap smear selama kehamilan. Biasanya dilakukan pada awal kehamilan sehingga jika ditemukan kelainan, penanganan terbaik dapat ditentukan.
Tes STI (Sexually Transmitted Infections)
Tes STI atau Sexually Transmitted Infections bertujuan untuk mendeteksi jika calon ibu mengidap penyakit menular seksual yang bisa membuat susah hamil hingga mengancam kesehatan bayi. Beberapa penyakit seksual yang bisa menular bagi bayi adalah HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.
Umumnya dokter akan merekomendasikan tes ini sebelum kehamilan untuk menghindari beberapa kondisi kehamilan yang berbahaya seperti kehamilan ektopik.
Skrining ginekologi
Sebelum melakukan program kehamilan perlunya skrining ginekologi dibutuhkan untuk mengetahui kondisi uterine fibroid, kista, tumor jinak, atau penyakit radang panggul.
Skrining ini juga bisa menemukan apakah ada sindrom PCOS (polycystic ovarian syndrome) atau masalah ginekologi lainnya yang dapat mengganggu kesehatan selama kehamilan.
Skrining genetik
Usia, riwayat keluarga, dan latar belakang etnis dapat menjadi faktor risiko anak dilahirkan dengan kondisi genetik, beberapa di antaranya dapat sangat mengurangi kualitas dan lamanya hidup seorang anak.
Meskipun skrining genetik untuk kondisi tertentu mungkin disarankan oleh dokter setelah hamil, kini tersedia tes yang menentukan apakah kamu pembawa faktor genetik untuk janin selama hamil.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!