Share This Article
Setiap pasangan yang menikah pasti memiliki impian untuk segera punya momongan. Namun ada beberapa pasangan yang memiliki kendala karena belum bisa hamil.
Terkait hal tersebut, tes fertilitas sangat dibutuhkan untuk mengetahui penyebab infertilitas pasangan suami dan istri. Apa saja pemeriksaan yang perlu dilakukan?
Pentingnya tes fertilitas bagi suami dan istri
Tes kesuburan adalah bagian penting dari evaluasi dan perawatan kesuburan. Melalui pengujian, dokter dapat menemukan apa yang menghambat terjadinya kehamilan.
Umumnya pemeriksaan ini dibutuhkan apabila pasangan suami istri sudah mencoba untuk hamil selama lebih dari setahun dan belum berhasil.
Tak cuma istri, tes kesuburan harus melibatkan suami juga. Menurut American Society of Reproductive Medicine (ASRM) dilansir laman Very Well Family, 25 persen dari semua kasus infertil memiliki satu atau lebih faktor infertilitas yang berkontribusi.
Misalnya, ASRM melaporkan bahwa 40 persen kasus ketidaksuburan disebabkan oleh ketidaksuburan faktor pria, sementara 25 persen dari ketidaksuburan wanita disebabkan oleh ovulasi yang tidak normal.
Baca juga: Alami Kehamilan Ektopik Berulang, Bisakah Punya Anak?
Kapan harus menemui dokter untuk pemeriksaan kesuburan?
Kondisi saat pasangan suami istri yang berhubungan seksual aktif, namun belum juga hamil dalam kurun waktu satu tahun dan kamu sudah mencoba hamil selama lebih dari setahun dan belum berhasil, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter tentang tes infertilitas.
Masalah kesehatan tertentu bisa membuat hamil lebih sulit. Jangan menunggu setahun untuk berbicara dengan dokter. Berikut ini beberapa riwayat yang perlu dikhawatirkan jika kamu belum hamil lebih dari satu tahun:
- Kehamilan ektopik
- Periode haid tidak teratur
- Penyakit radang panggul
- Keguguran berulang
- Masalah tiroid
- Fibrosis kistik
- Cedera atau trauma pada skrotum dan testis
- Masalah ereksi dan ejakulasi
Beberapa dokter menyarankan wanita di atas 35 tahun untuk melakukan tes kesuburan setelah 6 bulan mencoba untuk hamil. Dokter juga dapat merujuk ke spesialis kesuburan.
Tes kesuburan wanita
Tidak setiap tes kesuburan akan dilakukan untuk semua kasus. Tes kesuburan yang lebih invasif, seperti laparoskopi diagnostik, hanya dilakukan jika gejala atau tes lain mengarah ke arah sana.
Berikut ini beberapa tes kesuburan untuk wanita:
- Pemeriksaan ginekologi dasar
- Tes penyakit menular seksual
- Tes darah, yang dapat memeriksa sindrom trombofilia dan antifosfolipid (dalam kasus keguguran berulang), serta berbagai hormon, termasuk LH, FSH, hormon tiroid, hormon androgen, prolaktin, estradiol (E2), dan progesteron
- Pemeriksaan darah harus dilakukan pada hari tertentu dalam siklus menstruasi. Misalnya, FSH biasanya diperiksa pada hari ke-3 siklus. Progesteron diperiksa pada hari ke 21 atau 22 dari siklus
- Ultrasonografi, untuk mencari ovarium polikistik, kista ovarium yang lebih besar, fibroid, dan, terkadang, untuk memastikan terjadinya ovulasi
- Ultrasonografi juga digunakan untuk memeriksa bentuk rahim dan ketebalan lapisan rahim. Penghitungan folikel antral, yang memprediksi jumlah sel telur yang tersedia di ovarium wanita, juga dapat dilakukan melalui USG
- HSG, atau hysterosalpingogram, untuk memeriksa apakah saluran tuba terbuka dan tidak tersumbat, serta untuk mengevaluasi bentuk rahim.
- Biopsi endometrium, yang melibatkan pengambilan sejumlah kecil jaringan dari lapisan rahim (atau endometrium). Namun tes ini jarang dilakukan
- Histeroskopi, yang melibatkan penempatan kamera seperti teleskop melalui serviks ke dalam rahim untuk melihat lebih dekat ke bagian dalam rahim. Ini dilakukan jika pemeriksaan HSG menunjukkan potensi kelainan atau tidak meyakinkan
- Sonohisterogram, yakni penempatan cairan steril di dalam rahim (melalui kateter), dan kemudian mengevaluasi rahim dan dinding rahim melalui USG.
- Laparoskopi diagnostik, merupakan tes kesuburan yang paling invasif. Tes ini hanya dilakukan jika gejala menunjukkan kemungkinan endometriosis, sebagai bagian dari pengobatan tuba falopi yang tersumbat, atau dalam beberapa kasus infertilitas yang tidak dapat dijelaskan.
Tes kesuburan pria
Analisis air mani adalah tes kesuburan utama bagi pria. Ini melibatkan pria yang memberikan sampel air mani untuk dievaluasi di laboratorium. Idealnya, tes harus dilakukan dua kali, pada hari yang berbeda, untuk memastikan hasilnya.
Biasanya, hanya analisis air mani yang diperlukan untuk mendiagnosis infertilitas pria. Namun, pengujian lebih lanjut juga dapat dilakukan, termasuk:
- Pemeriksaan fisik umum oleh ahli urologi
- Analisis air mani khusus, termasuk pengujian genetik sperma (mencari keberadaan antibodi) dan evaluasi sperma yang tidak bergerak (untuk melihat apakah mereka hidup atau mati)
- Tes darah untuk memeriksa kadar hormon, biasanya FSH dan testosteron, tetapi terkadang juga LH, estradiol, atau prolaktin.
- Pengujian penyakit menular seksual
- Ultrasonografi, untuk mengevaluasi vesikula seminalis dan skrotum
- Urinalisis pasca ejakulasi (tes urine), untuk memeriksa ejakulasi retrograde
- Biopsi testis, yang melibatkan pengangkatan jaringan testis melalui prosedur bedah kecil
- Vasografi, yaitu sinar-X khusus yang digunakan untuk mencari sumbatan pada organ reproduksi pria
Tes kesuburan pasangan
Beberapa tes kesuburan melibatkan kedua pasangan. Tes ini termasuk kariotipe genetik dan tes pascakoital (PCT).
Jika keguguran berulang menjadi masalah, kariotipe genetik dapat dilakukan untuk mencari kelainan genetik yang dapat menyebabkan keguguran. Ini dilakukan melalui tes darah sederhana.
Meski jarang dilakukan, PCT melibatkan pengambilan sampel lendir serviks dari wanita melalui pemeriksaan panggul, beberapa jam setelah pasangan melakukan hubungan seksual. Ini mengevaluasi interaksi antara lendir serviks wanita dan sperma pria.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!