Share This Article
Tanda-tanda mau melahirkan sudah dekat bisa dirasakan oleh setiap ibu hamil dengan cara berbeda. Hal ini wajar karena setiap ibu hamil memiliki perbedaan kondisi ketika hamil.
Tanda-tanda ini dapat dirasakan sekitar tiga pekan sebelum prediksi melahirkan. Meski tidak ada cara akurat untuk memastikan kapan waktu melahirkan.
Namun, setidaknya Moms dapat mengetahui gejala tanda-tanda mau melahirkan sudah dekat. Berikut penjelasannya!
Daftar tanda-tanda mau melahirkan
Jika Moms mengalami kontraksi yang semakin intens, bisa jadi itu adalah ciri-ciri Moms mau melahirkan. Apalagi jika air ketuban mulai pecah dan merembes.
Bukan hanya itu, masih ada beberapa tanda lain yang bisa mengindikasikan bahwa proses persalinan akan berlangsung tidak lama lagi.
Berikut ciri-ciri dan tanda-tanda mau melahirkan yang perlu Moms ketahui:
1. Kram dan nyeri punggung
Tanda-tanda mau melahirkan yang pertama adalah kram dan nyeri punggung. Rasa sakit akan lebih terasa di punggung bawah dan pangkal paha.
Hal ini adalah tanda-tanda melahirkan sudah dekat. Otot dan persendian dalam tubuhmu akan meregang dan bergeser sebagai persiapan kelahiran.
2. Tanda-tanda mau melahirkan pada leher rahim membesar
Saat akan melahirkan, tubuh akan merespons dengan berbagai cara. Salah satu adalah leher rahim yang melebar atau terbuka. Biasanya ini terjadi beberapa hari-hari atau minggu sebelum melahirkan.
Untuk mengecek pelebaran leher rahim ini, Moms bisa melakukan pemeriksaan internal dengan bantuan tenaga ahli.
Namun, bila pelebaran ini terasa lambat, Moms tidak perlu khawatir ya. Perlu Moms ketahui bahwa setiap orang mengalami kondisi berbeda-beda.
3. Sendi terasa longgar
Ciri-ciri akan melahirkan yang ketiga adalah perubahan pada persendian. Sepanjang kehamilan, hormon relaxin membuat ligamen atau penghubung antar tulang sedikit lebih longgar.
Hal ini bisa Moms rasakan pada seluruh terutama di bagian panggul. Longgarnya persendian di bagian panggul adalah cara alami tubuh mempersiapkan persalinan.
Baca juga: Cara Menghitung Usia Kehamilan yang Harus Moms Ketahui
4. Sering merasa ingin buang air kecil
Pada akhir kehamilan, hal yang sering dirasakan adalah keinginan untuk sering buang air kecil, hal ini sering dirasakan karena kepala bayi sudah turun ke pelvis dan menekan kantung kencing.
Biasanya kesulitan bernafas sudah berkurang karna janin tidak lagi menekan diafragma.
5. Keputihan juga bisa jadi tanda-tanda mau melahirkan
Ciri-ciri akan melahirkan berikutnya adalah keluarnya sekresi vagina seperti keputihan.
Jangan kaget saat Moms menemukan lendir keluar dari mulut rahim. Hal ini bisa jadi pertanda bahwa proses persalinan sudah semakin dekat.
Tekanan dari kepala bayi menyebabkan lendir ini keluar melalui vagina. Terkadang, keluarnya lendir kental ini juga disertai dengan darah.
Baca Juga : Keputihan Bisa Jadi Tanda Jelang Persalinan Lho, Pelajari di Sini!
6. Posisi bayi turun ke panggul
Pada kehamilan pertama, Moms akan merasakan bayi turun ke bagian panggul beberapa minggu sebelum proses persalinan dimulai. Hal ini bisa terjadi antara dua hingga empat minggu sebelum proses persalinan.
Saat bayi turun ke panggul, Moms mungkin akan merasakan pernapasan yang lebih lega. Di samping itu, Moms juga akan sering ke kamar mandi untuk buang air kecil. Hal ini karena kepala bayi yang sudah turun ke panggul akan menekan kandung kemih.
7. Pecah ketuban, ciri-ciri akan melahirkan yang umum
Tanda-tanda mau melahirkan yang selanjutnya adalah pecahnya ketuban. Pecahnya ketuban atau selaput amnion biasanya menandai bahwa persalinan sudah di mulai.
Biasanya ibu akan merassakan cairan keluar perlahan dan merasa basah walaupun tidak sedang buang air kecil.
Air ketuban biasanya tidak berbau. jadi, jika ibu merasakan hal ini segera ke fasilitas kesehatan terdekat ya untuk di lakukan pemeriksaan.
Baca Juga : Ketuban Pecah Sebelum Persalinan Tiba? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ciri-ciri pecah ketuban saat mau melahirkan
Pecahnya ketuban adalah salah satu tanda-tanda mau melahirkan semakin dekat. Mengutip dari Parents, pada sebagian wanita, ciri-ciri pecah ketuban adalah adanya tekanan pada area sekitar panggul disertai dengan ‘letupan-letupan’ kecil.
Tapi hal tersebut tidak bisa dijadikan tolok ukur. Sebab, banyak wanita justru tidak merasakan apa-apa ketika ketuban pecah. Ciri-ciri pecah ketuban lainnya yang biasanya dialami ibu hamil adalah:
- Rembesan air seperti kencing yang ‘bocor’
- Berbeda dengan kencing, ‘kebocoran’ karena ketuban pecah lebih tidak terkendali
- Cairan terkadang bening dan tidak berbau
- Cairan tidak lengket
Baca juga: Jangan Panik Moms, Begini Lho, Cara Mengatasi Baby Blues
8. Tanda-tanda mau melahirkan dengan munculnya kontraksi
Saat hari persalinan semakin dekat, kontraksi akan semakin sering terjadi. Kontraksi digambarkan mirip dengan kram menstruasi. Pada ibu yang akan melahirkan, kontraksi dapat disertai rasa berdebar, tertusuk, dan berulang-ulang.
Di trimester akhir kehamilan, Moms biasanya sudah bisa merasakan kontraksi palsu atau “Braxton Hicks”. Kontraksi ini ditandai dengan frekuensi yang tidak teratur serta dapat hilang dengan cara mengubah posisi tubuh atau berjalan kaki.
Sedangkan, kontraksi jelang persalinan biasanya ditandai dengan frekuensi yang teratur dan semakin kuat. Untuk itu, penting bagi Moms mencatat setiap kontraksi yang dirasakan dalam tubuh.
Bila kontraksi mulai terjadi setiap kurang dari sepuluh menit, Moms harus segera bersiap mengunjungi dokter atau rumah sakit ya.
Baca Juga : Ciri-ciri Kontraksi Palsu: Kenali 6 Tanda yang Perlu Moms Waspadai
Proses melahirkan
Mengutip dari Healthline, proses melahirkan terbagi menjadi tiga tahap. Ini berhubungan dengan pembukaan persalinan yang terjadi secara berurutan mulai dari 1 hingga 10. Perlu diketahui, angka pada pembukaan persalinan mengindikasikan lebar serviks (mulut rahim) yang telah membuka.
Misalnya, pembukaan satu artinya serviks sudah terbuka satu sentimeter. Puncaknya adalah pembukaan 10, ketika mulut rahim telah terbuka secara optimal dan siap untuk melahirkan.
1. Tahap pertama
Tahapan pertama adalah fase yang paling lama, bisa terjadi beberapa minggu, hari, atau jam sebelum persalinan dimulai.
Pada tahap ini, kontraksi akan semakin kuat. Ibu hamil biasanya mulai mendatangi fasilitas kesehatan atau rumah sakit bersalin.
Periode ini dibagi lagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
Persalinan dini
Pada tahapan ini, dinding serviks mulai menipis dan mengalami pembukaan 1 hingga 4. Kondisi ini bisa berlangsung beberapa jam atau hari. Saat memasuki tahapan ini, ibu hamil akan mengalami sakit punggung, kram, dan keluarnya lendir bercampur darah.
Persalinan aktif
Persalinan aktif ditandai dengan semakin melebarnya serviks hingga tujuh sentimeter. Pada periode ini, ibu hamil akan mengalami pembukaan 4 hingga 7. Kontraksi menjadi lebih kuat karena bayi segera keluar.
Persalinan transisi
Persalinan transisi adalah fase puncak dari pembukaan persalinan. Pada periode ini, serviks akan membuka penuh hingga 10 sentimeter. Kontraksi bisa terasa sangat menyakitkan selama dua hingga tiga menit. Pada fase ini, tenaga medis sudah bersiap untuk melakukan proses persalinan.
Baca Juga : Persalinan Makin Dekat? Kenali 6 Cara Pemicu Kontraksi Secara Alami
2. Tahap kedua
Setelah serviks terbuka lebar secara maksimal, ibu hamil akan merasakan dorongan yang kuat dari dalam. Ya, inilah waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu proses kelahiran buah hati tercinta. Dokter atau tenaga medis mulai menuntun Moms melatih pernapasan untuk mengejan.
Jika posisi bayi masih ada di panggul, dokter atau tenaga medis akan memerintahkan untuk terus mengejan. Tujuannya, memberikan dorongan kepada calon bayi agar segera turun menuju mulut rahim.
Pada fase ini, vagina akan terasa perih dan mungkin muncul sensasi terbakar. Sangat penting untuk tetap rileks dan mengatur pernapasan agar bayi bisa segera keluar. Inilah alasan mengapa ibu hamil disarankan mulai berlatih pernapasan sejak trimester ketiga.
Puncak proses melahirkan ini bisa berlangsung beberapa menit hingga jam, tergantung dari kondisi bayi dan ibu.
3. Tahap ketiga
Tahap terakhir dari proses melahirkan adalah mengeluarkan plasenta dari rahim. Normalnya, plasenta akan keluar sendiri setelah bayi lahir. Kontraksi ringan akan membantu pelepasan plasenta dari dinding rahim menuju vagina.
Setelah plasenta dikeluarkan, dokter atau tenaga medis akan membuat jahitan (episiotomi) untuk mengembalikan robekan serviks yang telah mengalami pembukaan persalinan dari awal hingga akhir.
Bolehkah melahirkan di rumah?
Jika ciri-ciri akan melahirkan terasa saat di rumah, bolehkan melakukan persalinan di rumah?
Boleh saja asal ada profesional yang menemani, boleh bidan profesional bersertifikat, bidan perawat berlisensi, atau bidan naturopati .
Terkadang seorang profesional pendukung yang disebut doula menghadiri persalinan di rumah. Para profesional persalinan ini juga bekerja di pusat persalinan.
Manfaat melahirkan di rumah
Banyak wanita merasa santai dan nyaman berada di lingkungan rumah mereka sendiri. Keunggulan lainnya meliputi:
- Tidak perlu khawatir dibawa ke rumah sakit saat melahirkan atau dibawa pulang setelah bayi lahir
- Memiliki bayi di rumah berarti memiliki semua kenyamanan rumah, termasuk makanan ringan dan pakaian ganti yang sudah tersedia
- Pemulihan dan transisi ke menyusui bisa mudah karena lingkungannya nyaman dan akrab
- Ibu bisa mengundang siapa saja yang dia inginkan untuk menghadiri persalinan.
- Banyak wanita merasa lebih nyaman dengan persalinan di rumah jika mereka perlu berteriak atau bersuara.
Kekurangan melahirkan di rumah
- Jika bantuan persalinan khusus, seperti bak persalinan, perlu dibawa ke rumah dan dipersiapkan sebelumnya
- Jika rumah sangat terpencil atau cuacanya buruk, bidan mungkin sulit mencapai rumah tepat waktu (walaupun akan sulit untuk berkendara ke rumah sakit dalam keadaan yang sama)
- Jika rencana kelahiran tidak berkembang secara normal, mungkin perlu dibawa ke rumah sakit
- Beberapa wanita merasa tidak nyaman dengan persalinan di rumah, dan ini bukan pilihan yang baik kecuali jika kehamilannya berisiko rendah, dan sang ibu lebih memilihnya
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!