Share This Article
Sejak kemunculan pandemi COVID-19 pada awal 2020, keberadaan alat pelindung diri untuk Corona terus diburu, terutama masker bedah. Meningkatnya minat masyarakat bahkan sempat membuat produk tersebut langka.
Hingga akhirnya, pemerintah mengeluarkan instruksi agar alat pelindung diri komplet hanya boleh digunakan oleh tenaga medis. Lantas, apa saja daftar alat pelindung diri tersebut? Bagaimana dengan penggunaan pada masyarakat? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Daftar alat pelindung diri untuk Corona
Seperti dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, penggunaan alat pelindung diri (APD) saat ini difokuskan untuk tenaga kesehatan dan orang-orang yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19. Beberapa APD yang digunakan di antaranya adalah:
1. Masker bedah
Alat pelindung diri dari Corona yang pertama adalah masker bedah. APD yang satu ini berfungsi untuk melindungi pengguna dari partikel yang dibawa udara (airborne particle), percikan mulut (droplet), dan cairan yang telah terpapar virus maupun bakteri.
Terbuat dari tiga lapisan, masker bedah dirancang untuk sekali pakai dengan durasi penggunaan 4 hingga 6 jam.
Baca juga: Benarkah Vaksin Corona Sudah Beredar? Simak 8 Fakta & Mitos tentang COVID-19 Berikut
2. Respirator N95
Alat pelindung diri untuk Corona berikutnya adalah respirator N95. APD yang sering disebut dengan masker N95 ini memiliki fungsi yang sama seperti masker bedah, namun mempunyai tingkat filtrasi lebih tinggi.
Respirator N95 dapat melindungi pengguna atau tenaga kesehatan dengan cara menyaring atau menahan cairan, darah, partikel padat di udara (aerosol), serta bakteri dan virus.
Terbuat dari 4 hingga 5 lapisan, N95 mampu melakukan filtrasi hingga 95 persen terhadap partikel kecil berukuran 0,3 mikron.
Dengan efektivitasnya yang tinggi, penggunaan APD ini direkomendasikan dalam penanganan langsung terhadap pasien terkonfirmasi COVID-19. Dirancang untuk sekali pakai, respirator N95 dapat menempel ketat di kulit wajah dengan durasi penggunaan maksimal 8 jam.
3. Pelindung mata
Selain masker, para tenaga medis yang terlibat langsung dalam penanganan COVID-19 membutuhkan APD berupa pelindung mata atau goggles. Alat pelindung diri untuk Corona ini berfungsi melindungi organ penglihatan dari percikan cairan, darah, atau droplet.
Terbuat dari material plastik atau akrilik bening, penggunaan pelindung mata bisa sekali pakai atau secara berulang setelah dilakukan proses dekontaminasi.
Bersifat tahan air dan goresan, frame dari APD sangat fleksibel dalam penggunaannya. Artinya, dapat menyesuaikan dengan kontur wajah tanpa tekanan berlebihan. Ikatan goggles juga dapat diatur longgar atau ketat.
4. Pelindung wajah
Daftar APD selanjutnya adalah pelindung wajah atau face shield. Alat pelindung diri untuk Corona ini berfungsi melindungi wajah secara keseluruhan dari percikan cairan, darah, maupun droplet.
Terbuat dari plastik bening, tingkat visibilitas akan terjaga dengan baik antara tenaga medis dengan pasien. Face shield dapat digunakan sekali pakai atau secara berulang setelah dilakukan proses dekontaminasi.
Face shield yang disarankan untuk tenaga medis adalah yang dapat menahan uap air serta ikatan dapat disesuaikan dengan lebar keliling kepala. Jika ada bagian yang rusak, face shield tidak diperkenankan untuk digunakan kembali.
5. Sarung tangan
Sarung tangan adalah salah satu alat pelindung diri untuk Corona yang wajib digunakan selama penanganan terhadap pasien COVID-19. APD yang satu ini melindungi tangan (jari hingga pergelangan) pengguna dari penyebaran infeksi.
Sebagian besar sarung tangan untuk APD terbuat dari lateks, nitrile, dan isoprene. Sarung tangan tersebut dirancang untuk sekali pakai, harus bisa menutup rapat tanpa adanya kerutan pada area setelah pergelangan.
6. Gaun sekali pakai
Gaun sekali pakai hanya melindungi bagian depan tubuh, lengan, dan setengah kaki. Terbuat dari bahan non-woven dan serat sintetis, APD ini dirancang untuk sekali pakai dan harus berwarna terang atau cerah. Tujuannya, agar mudah mendeteksi adanya kontaminan yang menempel.
Gaun sekali pakai tahan terhadap darah, cairan tubuh, serta partikel padat. Terdapat lingkaran (cuff) elastis pada area pergelangan yang biasanya dipadukan dengan sarung tangan.
7. Coverall medis
Berbeda dengan gaun yang telah dijelaskan, coverall medis adalah pakaian yang menutupi semua bagian tubuh, kecuali wajah dan pergelangan tangan. Terbuat dari bahan non-woven dan serat sintetis, coverall medis memiliki pori-pori 0,2 hingga 0,54 mikron.
APD yang satu ini dirancang hanya untuk sekali pakai, harus berwarna terang atau cerah agar kontaminan yang menempel bisa terdeteksi dengan mudah.
Coverall medis adalah alat pelindung diri untuk Corona yang harus dipakai oleh setiap tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien COVID-19.
8. Sepatu boot
Alat pelindung diri untuk Corona yang terakhir adalah sepatu boot. Berfungsi melindungi bagian kaki, sepatu boot biasanya terbuat dari lateks atau PVC yang bersifat non-selip. Tinggi dari sepatu boot harus mencapai lutut, tidak boleh lebih pendek dari bagian bawah coverall medis.
Tak hanya itu, penggunaan boot masih perlu tambahan pelindung sepatu. Pelindung sepatu berfungsi memberi pengamanan ekstra agar tidak terkena percikan darah atau cairan.
Bagaimana dengan APD untuk masyarakat?
Berdasarkan anjuran dari Satgas Penanganan COVID-19, masyarakat biasa yang tidak terlibat langsung dalam penanganan pasien positif tak perlu menggunakan APD lengkap seperti yang telah dijelaskan di atas.
Masyarakat dapat menggunakan masker kain yang terdiri dari 2 atau 3 lapisan untuk beraktivitas sehari-hari, seperti menjalani rutinitas di tempat kerja dan berbelanja. Jenis kain yang disarankan untuk masker tersebut adalah katun dengan serat yang rapat.
Nah, itulah ulasan tentang berbagai alat pelindung diri untuk Corona bagi tenaga medis dan masyarakat yang perlu kamu tahu. Tetap patuhi protokol kesehatan untuk membantu memutus penyebaran virus Corona, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!