Share This Article
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin CoronaVac produsen Sinovac. Dalam aturan baru tersebut, vaksin ini boleh digunakan untuk kelompok lanjut usia (lansia).
Keputusan ini diambil setelah melihat perkembangan tingginya angka kematian lansia akibat COVID-19, yakni sekitar 47,3 persen.
Vaksin CoronaVac untuk lansia
Seperti dilansir laman Badan POM, bahwa pada tanggal 5 Februari 2021 kemarin dikatakan bahwa vaksin CoronaVac produksi Sinovac aman digunakan untuk lansia, tepatnya kategori usia 60 tahun ke atas.
Berdasarkan evaluasi bersama para ahli terhadap hasil uji klinik pada lansia di Brazil dan Tiongkok, maka pada 5 Februari 2021 Badan POM menerbitkan persetujuan penggunaan vaksin CoronaVac untuk usia 60 tahun ke atas.
Alasan Badan POM berikan izin darurat vaksin CoronaVac untuk lansia
Menurut penjelasan dari Kepala Badan POM, Penny K. Lukito, pada akhir Januari 2021 uji klinik fase 2 di Tiongkok dan fase 3 di Brazil pada kelompok usia 60 tahun ke atas telah mencapai jumlah subjek yang memadai. Hasil ini pun diserahkan kepada Badan POM untuk diperiksa.
Kemudian dari uji klinik fase 1 dan 2 di Tiongkok yang melibatkan subjek lansia sebanyak sekitar 400 orang, ditemukan vaksin CoronaVac yang diberikan dalam dua dosis vaksin memberi hasil imunogenisitas yang baik. Angka keberhasilannya yaitu sebesar 97,96 persen.
Hal tersebut juga terbukti saat hasil uji klinik fase 3 di Brazil dengan subjek lansia sebanyak 600 orang. Diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin CoronaVac pada kelompok usia 60 tahun ke atas dinyatakan aman.
Apa efek samping vaksin CoronaVac bagi lansia?
Melansir penjelasan laman Badan POM, sama dengan penggunaan vaksin lainnya, bagi lansia akan ada beberapa efek samping yang umum berdasarkan uji klinik yang dilakukan, antara lain:
- Nyeri pada tempat penyuntikan
- Mual
- Demam
- Bengkak
- Kemerahan pada kulit
- Sakit kepala
Namun perlu kamu ketahui bahwa penggunaan vaksin pada lansia harus dilakukan secara sangat hati-hati. Mengingat lansia merupakan populasi berisiko tinggi.
Kelompok lansia cenderung memiliki berbagai penyakit penyerta atau komorbid yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin CoronaVac. Oleh karena itu, proses skrining menjadi sangat penting sebelum dokter memberikan persetujuan vaksinasi.
Seperti apa prosedur pemberian vaksin bagi lansia?
Badan POM telah mengeluarkan informasi bagi tenaga kesehatan sebagai panduan untuk skrining sebelum dilakukan vaksinasi terhadap lansia.
Seperti disebutkan sebelumnya, manajemen risiko harus direncanakan dengan sebaik-baiknya sebagai langkah antipasti mitigasi risiko. Terutama apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah pemberian vaksin.
Tak hanya menyetujui indikasi untuk kelompok lansia, Badan POM juga memberikan persetujuan untuk alternatif durasi pemberian pada 0 dan 28 hari untuk populasi dewasa.
Walaupun durasi pemberian 0 dan 28 hari menunjukan imunogenisitas baik, tetapi dalam masa pandemi untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang cepat dengan regimen yang lengkap lebih disarankan menggunakan jadwal pemberian 0 dan 14 hari.
Perlu juga kamu ketahui bahwa sebelum penyuntikan vaksin, lansia diimbau untuk melaporkan ke petugas kesehatan apabila mengalami beberapa kondisi sebagai berikut:
- Penurunan aktivitas fisik (sering merasa kelelahan)
- Memiliki 4 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal). Untuk kanker, terkecuali kanker kulit kecil.
- Mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter
- Penurunan berat badan yang drastis dalam setahun
Dosis vaksin bagi lansia
Pemberian vaksin CoronaVac buatan Sinovac ini diberikan kepada lansia di atas 60 tahun dengan cara disuntikkan ke dalam otot (intramuskular). Dosisnya yakni sebanyak 0,5 ml dalam dua dosis, dengan selang waktu 28 hari.
Apakah lansia yang sudah mendapatkan vaksin tetap harus lakukan protokol kesehatan?
Dikutip dari Konferensi Pers terkait Penggunaan Vaksin CoronaVac untuk Lansia, setiap orang yang telah mendapatkan vaksin (baik itu orang dewasa maupun lansia) harus tetap melakukan protokol kesehatan dengan ketat.
Protokol kesehatan yang harus dilakukan yaitu 5 M:
Memakai masker
Sangat diharapkan bagi setiap orang selama masa pandemi ini untuk memakai masker saat berada di luar rumah. Protokol ini juga wajib dilakukan ketika berkumpul bersama kerabat di mana pun dan kapan pun.
Mencuci tangan
Pastikan kamuu mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara berkala. Jika tak ada air dan sabun, alternatif lainnya bisa menggunakan hand sanitizer untuk membersihkan tangan dari kuman-kuman yang menempel.
Menjaga jarak
Apabila kamu memiliki keperluan mendesak yang membuat harus pergi ke luar rumah, penting untuk diingat bahwa tetap menjaga jarak satu sama lain. Jarak yang dianjurkan adalah 1 hingga 2 meter dari orang sekitar.
Menjauhi kerumunan
Selain itu, sangat dianjurkan bagi kamu juga untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. Semakin banyak dan sering kamu berinteraksi atau bertemu orang, risiko terinfeksi virus corona bisa semakin tinggi.
Mengurangi mobilitas
Apabila tidak memiliki keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu kamu pulang ke rumah dengan kondisi fisik yang masih sama, lho.
Demikian informasi tentang pengeluaran izin darurat vaksin CoronaVac produksi Sinovac untuk lansia. Ingat, penting untuk tetap konsultasi ke dokter sebelum disuntik vaksin, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!