Share This Article
Tes antibodi kualitas dan kuantitas pada dasarnya sama-sama dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi tubuh terhadap virus COVID-19. Kedua tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah lalu diuji di laboratorium untuk mengetahui keberadaan antibodi.
Namun, terdapat perbedaan di antara keduanya yang perlu diketahui. Nah, untuk mengetahui perbedaan antara tes antibodi kualitatif dan kuantitatif COVID-19, yuk simak penjelasan lebih lanjut berikut.
Baca juga: Fakta Medis Penyintas COVID-19 Berisiko Mengalami Disfungsi Ereksi
Apa saja perbedaan tes antibodi kualitatif dan kuantitatif COVID-19?
Dilansir dari Webmd, tes antibodi merupakan skrining untuk hal-hal yang disebut antibodi dalam darah. Tes antibodi mungkin tidak menunjukkan apakah kamu sedang mengalami infeksi karena diperlukan 1 hingga 3 minggu untuk tubuh dapat membuat antibodi setelah terinfeksi.
Namun, kamu mungkin mempertimbangkan tes antibodi untuk mengetahui apakah tubuh telah menghasilkan antibodi spesifik sebagai respons terhadap infeksi virus COVID-19.
Tes antibodi sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni kualitatif dan kuantitatif di mana memiliki beberapa perbedaan, yakni:
Tujuan tes antibodi
Perbedaan yang pertama dari tes antibodi kualitatif dan kuantitatif adalah tujuannya. Tes antibodi kualitatif COVID-19 bertujuan untuk mendeteksi antibodi nucleocapsid. Antibodi ini adalah protein pada cangkang yang melindungi inti dari virus COVID-19.
Sementara itu, tujuan dari tes antibodi kuantitatif COVID-19 yakni mendeteksi jumlah antibodi terhadap protein spike. Protein spike sendiri merupakan protein pada permukaan virus Corona yang membentuk mahkota.
Hasil tes antibodi
Untuk tes antibodi kualitatif, biasanya dilakukan untuk mengetahui reaksi antibodi tubuh terhadap virus COVID-19. Seperti tes antibodi pada umumnya, cara ini digunakan sebagai screening atau pemeriksaan awal guna mengetahui apakah tubuh terinfeksi virus atau tidak.
Berbeda dengan kualitatif, tes antibodi kuantitatif COVID-19 dilakukan guna mendeteksi jumlah antibodi yang telah terbentuk di dalam tubuh. Tes ini bisa menjadi patokan atau tolak ukur untuk mengetahui seberapa baik respons imunitas tubuh yang telah terbentuk.
Mendeteksi keberadaan dan jumlah antibodi
Setelah vaksin, tubuh akan membentuk jenis antibodi yakni imunoglobulin A atau IgA dan imunoglobulin M atau IgM. Jumlah kedua antibodi ini akan turun dan membentuk jenis lain, yaitu IgG yang dapat bertahan selama beberapa bulan di dalam tubuh.
Keberadaan antibodi ini dapat dideteksi dengan melakukan tes antibodi kualitatif dan kuantitatif. Untuk tes kualitatif, biasanya keberadaan antibodi tersebut bisa dideteksi dengan hasil berupa negatif dan positif.
Sementara untuk tes antibodi kuantitatif COVID-19, keberadaan antibodi tersebut dideteksi dengan menunjukkan seberapa banyak jumlahnya. Biasanya, hasil dari tes antibodi kuantitatif adalah dalam bentuk satuan angka.
Mengapa tes antibodi COVID-19 diperlukan?
Perlu dipahami, tidak semua orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami gejala. Karena itu, tes antibodi diperlukan untuk memberi gambaran yang lebih baik tentang seberapa umum virus tersebut.
Tes ini juga diketahui dapat membantu pengobatan eksperimental untuk COVID-19 yang disebut plasma pemulihan. Plasma sendiri merupakan bagian cair dari darah.
Dari plasma ini, peneliti dapat mempelajari bagaimana antibodi dalam plasma orang yang telah pulih dapat membantu menyembuhkan infeksi virus.
Bagaimana arti dari hasil tes antibodi?
Hasil dari tes antibodi belum cukup menyakinkan apakah kamu terinfeksi virus atau tidak. Arti dari hasil positif dan negatif tes antibodi COVID-19 yang perlu kamu ketahui, yakni sebagai berikut.
Jika hasil positif
Hasil tes positif menunjukkan bahwa kamu mungkin memiliki antibodi dari infeksi virus penyebab COVID-19. Namun, ada kemungkinan hasil positif ini palsu karena memiliki antibodi terdeteksi dari infeksi virus yang berbeda dari keluarga virus sama.
Jika hasil negatif
Hasil tes negatif mungkin menandakan bahwa kamu belum pernah menderita COVID-19. Namun, perlu diketahui jika biasanya diperlukan waktu 1 hingga 3 minggu setelah infeksi bagi tubuh untuk membuat antibodi sehingga hasil dari tes antibodi bisa dikatakan negatif palsu.
Baca juga: Alergi Terhadap Obat dan Makanan, Apakah Boleh Divaksin COVID-19?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dan keluarga melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!