Share This Article
Saat seseorang didiagnosis positif COVID-19, mereka harus segera mendapatkan penanganan dan pengawasan yang tepat dari pihak medis.
Sebab pasien dengan gejala ringan sekalipun, bisa berubah menjadi parah dengan cepat dan membahayakan keselamatan nyawa pasien.
Memangnya, apa sih yang membuat gejala ringan pasien COVID-19 bisa berubah jadi parah dengan cepat? Berikut penjelasannya.
Gejala COVID-19
Seseorang yang terpapar COVID-19 akan mulai merasakan gejala setelah 2-14 hari pasca-kontak. Menurut CDC Amerika, berikut gejala umum dari orang yang terkena virus corona:
- Demam
- Batuk
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Kehilangan kemampuan indera perasa atau bau
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
Gejala yang muncul pada tiap orang bisa berbeda tergantung kondisi tubuh masing-masing. Pasien bisa mengalami gejala ringan, parah, atau mungkin bahkan tak bergejala.
Meskipun sebagian besar orang yang positif COVID-19 memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, dokter mengatakan bahkan mereka yang memiliki gejala ringan harus mewaspadai gejala yang mungkin memburuk dan bisa menjadi serius.
Bagaimana gejala ringan berubah jadi parah dengan cepat
Para ahli memperingatkan bahwa gejala COVID-19 ringan dapat dengan cepat meningkat menjadi gejala serius yang mungkin mengancam nyawa.
Ada beberapa kemungkinan kondisi di mana COVID-19 menimbulkan gejala yang parah dan mengancam nyawa seperti badai sitokin dan pneumonia.
Dr. Dana Hawkinson dari The University of Kansas Health System menyebut, beberapa pasien dengan gejala ringan bisa saja sembuh dalam beberapa hari atau seminggu setelah gejala muncul.
Namun, ada juga pasien gejala ringan yang tiba-tiba sakit parah selama 7 sampai 10 hari kemudian. Ia menyebut ini mungkin ada kaitannya dengan badai sitokin dalam tubuh.
1. Badai sitokin
Badai sitokin mengacu pada reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh. Gejala ini termasuk komplikasi umum pada penyakit pernapasan, seperti COVID-19 dan sindrom pernapasan akut yang parah (SARS).
Ketika virus corona masuk ke paru-paru, ini menyebabkan sistem kekebalan merespons dan membawa sel-sel kekebalan ke paru-paru untuk menyerang virus. Kondisi ini menyebabkan peradangan.
Nah, pada beberapa orang, sistem kekebalan bereaksi secara berlebihan sehingga mengakibatkan aktivasi lebih banyak sel kekebalan dan menyebabkan peradangan hiper. Kondisi ini bisa berakibat fatal.
2. Pneumonia
Biasanya ketika seseorang terinfeksi virus corona, gejalanya akan dimulai dengan flu atau asimtomatik. Kemudian, penyakit itu bisa berkembang dan menyebabkan pneumonia. Ini biasanya terjadi sekitar hari ke 6 atau 7 semenjak terpapar virus.
Beberapa di antaranya disebabkan oleh efek langsung pada paru-paru itu sendiri, tetapi sebagian besar juga disebabkan oleh respons kekebalan pasien terhadap virus, yang dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan.
Ada juga kasus beberapa orang positif COVID-19 yang mengalami gejala bernama “silent hypoxia.” Di situlah tingkat saturasi oksigen darah menjadi rendah tetapi seseorang tidak mengalami perasaan sesak.
Faktor risiko orang yang bisa mengalami gejala parah tiba-tiba
Saat ini, para ahli mengatakan tidak ada cara untuk memprediksi apakah gejala seseorang akan berkembang dari ringan menjadi parah.
Namun, ada faktor risiko yang membuatnya lebih mungkin terjadi, di antaranya:
- Usia
- Riwayat diabetes
- Penyakit hipertensi
- Penyakit paru-paru
- Imunosupresi
Apa yang harus dilakukan saat mengalami gejala ringan
Meskipun tidak ada pengobatan yang dapat menghentikan gejala dari ringan ke parah, tetapi kamu bisa melakukan beberapa hal untuk menurunkan risiko hal itu terjadi.
- Pertama, jika kamu merasa demam, konsumsilah obat penurun demam
- Jangan lupa hidrasi dan minum banyak air
- Jauhi minuman beralkohol
- Hindari minuman berkafein seperti teh atau kopi karena bisa sebabkan dehidrasi
- Jaga jarak dengan orang lain agar tidak menularkan virus
Kapan harus ke dokter?
Jika kamu mulai mengalami gejala COVID-19 dan tengah melakukan karantina mandiri di rumah, maka jangan lupa untuk pantau gejala yang terjadi ya.
CDC menyebut, kamu harus segera menjadi pertolongan medis apabila mengalami:
- Kesulitan bernapas
- Linglung atau kebingungan
- Rasa nyeri atau seperti tertekanan yang terus-menerus di dada
- Bibir atau wajah kebiruan.
Selain itu, kamu juga harus rutin berkomunikasi dengan orang terdekat selama isolasi. Seperti aparat desa di tempat tinggal, dan tenaga medis di fasilitas kesehatan terdekat. Agar saat terjadi kenaikan gejala kamu bisa mendapat pertolongan dengan cepat.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!