Share This Article
Peran anak-anak dalam pandemi COVID-19 masih sulit untuk dijabarkan secara rinci. Akan tetapi, teka-teki tersebut perlahan mulai terpecahkan sedikit demi sedikit.
Dilansir The Conversation, penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak memiliki risiko terinfeksi virus COVID-19 yang sama besar dengan orang dewasa.
Studi juga mengungkapkan bahwa kasus infeksi tersebut lebih sering tidak terdeteksi, bahkan anak-anak berisiko menularkan virus pada tingkat yang sama dengan orang dewasa.
Baca juga: 3 Alasan Lansia Tidak Diprioritaskan Mendapat Vaksin COVID-19
COVID-19 di kalangan anak-anak dan remaja
Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa penelitian yang dilakukan lebih awal selama pandemi menunjukkan bahwa tingkat kejadian infeksi COVID-19 pada anak-anak dan remaja lebih rendah daripada orang dewasa.
Namun hal tersebut kemungkinan disebabkan karena anak-anak memiliki risiko untuk terpapar yang lebih lebih sedikit dibandingkan orang dewasa.
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam hal ini di antaranya penutupan sekolah dan tempat penitipan anak, serta rendahnya tingkat pengujian COVID-19 terhadap anak-anak.
Meski begitu anak-anak dan remaja tetap dapat menularkan COVID-19 kepada orang lain. Bukti bahwa anak-anak dan remaja dapat terinfeksi, sakit, dan menularkan SARS-CoV-2 terus berkembang sampai dengan saat ini.
Sulitnya mendeteksi COVID-19 pada anak-anak
Infeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, pada anak-anak umumnya jauh lebih ringan daripada orang dewasa dan cenderung mudah diabaikan.
Sebuah studi dari Korea Selatan menemukan mayoritas anak-anak memiliki gejala yang cukup ringan sehingga sering tidak terdeteksi sama sekali. Hanya sebanyak 9 persen yang berhasil didiagnosis pada saat gejala muncul.
Hal yang sama dikemukakan peneliti lain yang menggunakan tes antibodi untuk mendeteksi apakah seseorang sebelumnya memiliki virus ini lalu berhasil pulih. Studi tersebut dilakukan dengan menyaring sampel dari hampir 12 ribu anak di Jerman.
Hasilnya diketahui bahwa sebagian besar kasus pada anak-anak telah terlewatkan. Hal ini sebenarnya tidak mengejutkan, karena secara umum ada banyak kasus pada orang dewasa yang juga tidak terdeteksi sampai mereka berhasil sembuh dengan sendirinya.
Tapi apa yang membuat penelitian ini penting adalah adanya fakta bahwa anak kecil dan yang berusia lebih tua memiliki kemungkinan yang sama untuk terinfeksi.
Anak-anak dapat menjadi OTG dan menularkan virus pada orang dewasa
Fakta bahwa jumlah materi genetik virus yang hampir sama dapat ditemukan di hidung dan tenggorokan anak-anak maupun orang dewasa sebenarnya sudah lama diketahui. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak juga bisa terinfeksi virus corona sama seperti orang dewasa.
Tapi itu tidak berarti anak-anak akan menularkan dengan cara yang sama seperti orang dewasa. Sebab anak-anak memiliki kapasitas paru-paru yang lebih kecil dan cenderung tidak memiliki gejala, jadi mereka mungkin melepaskan lebih sedikit virus ke lingkungan sekitar mereka.
Meski begitu, sebuah studi baru yang dilakukan oleh CDC menyebutkan bahwa anak-anak dan orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk menularkan virus ke kontak erat mereka.
Studi lain yang dilakukan dari 84 ribu kasus COVID-19 di India juga menemukan anak-anak dan dewasa muda sangat mungkin menularkan virus tersebut pada orang yang berada dalam satu rumah dengan mereka.
Tingkat penularan virus oleh anak-anak
Anak-anak memang menularkan COVID-19 kepada orang lain. Tetapi diperlukan lebih banyak bukti ilmiah untuk mengetahui frekuensi dan tingkat penularan itu sendiri.
Sebuah studi komprehensif dari Korea Selatan menunjukkan anak-anak dalam rentang usia kurang dari 10 tahun memiliki kemungkinan risiko penularan COVID-19 yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa.
Sedangkan anak-anak yang lebih tua, yakni usia 10 tahun atau lebih, dapat menularkan virus ini dalam tingkat yang sama dengan orang dewasa.
Ini baru merupakan kesimpulan sementara yang tetap memerlukan penelitian lebih lanjut guna melengkapi beberapa informasi yang masih belum diketahui secara pasti.
Baca juga: 3 Tips Jalan Santai sambil Berjemur agar Lansia Terhindar dari Osteoporosis
Masih punya pertanyaan lain? Ayo konsultasi secara lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!