Share This Article
Sampai saat ini, umumnya COVID-19 menyerang pasien usia lanjut dan memiliki penyakit bawaan. Namun gelombang kedua yang memiliki varian virus dan sejumlah mutasi baru disebut-sebut kemungkinan akan lebih banyak menyerang kalangan usia muda.
Agar lebih memahami tentang hal ini, yuk simak ulasan lengkapnya!
Tentang gelombang kedua COVID-19 dan kasus di usia muda
Melansir penjelasan laman Al Jazeera, sepanjang gelombang COVID-19 sebelumnya, anak-anak dan dewasa muda lebih kecil risiko terpapar virus pandemi. Hal ini ditunjukkan dengan gejala ringan atau bahkan ada yang tidak mengalaminya sama sekali.
Namun saat ini varian yang menyebar justru lebih cepat menyerang anak-anak dan mereka yang berusia muda.
Walaupun tingkat kematian akibat COVID-19 di kalangan usia muda tetap rendah, tetapi dokter mengatakan virus itu sekarang membuat lebih cepat sakit dan beberapa mengalami gejala yang parah.
Penyebaran COVID-19 yang kini lebih umum menyerang anak muda umumnya disebabkan karena belum adanya prioritas untuk vaksinasi. Selain itu, kurangnya perilaku yang sesuai dengan aturan baru COVID-19 juga menjadi alasan utama kalangan muda lebih mudah terpapar virus.
Kebanyakan mereka juga memiliki tingkat mobilitas yang lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak atau kelompok usia lanjut. Beberapa di antaranya seperti berkumpul dengan teman atau berpergian ke tempat umum yang ramai.
Varian baru COVID-19 yang menyerang kalangan usia muda
Varian COVID-19 yang baru lebih menular dan menyerang anak muda yang rata-rata berusia di bawah 30 tahun. Seringnya kalangan usia muda yang terpapar virus COVID-19 justru tidak menunjukkan gejala apapun.
Tren yang sama muncul di seluruh Amerika Serikat ketika kaum muda belum divaksinasi.
Baca juga: 5 Gejala Baru COVID-19 yang Tidak Biasa: Sariawan hingga Sindrom PASC
Gejala COVID-19 pada pasien usia muda
Diketahui bahwa banyak kalangan usia muda yang terpapar COVID-19 menunjukkan gejala yang tidak jelas dan tidak biasa. Bahkan diketahui yang sebelumnya tidak dilaporkan pada gelombang pertama virus COVID-19.
Meskipun demam mungkin tidak selalu menjadi tanda tertular infeksi, berikut adalah gejala khas yang diamati di antara orang yang lebih muda saat ini dan segera membutuhkan perawatan:
Mulut kering
Seperti dilansir laman Times of India, mulut kering ditandai sebagai gejala oral yang terkait dengan COVID-19. Mulut kering terjadi karna gangguan produksi air liur di dalam mulut dan semakin menyebabkan mudahnya penyebaran patogen, termasuk SARS-COV-2.
Meskipun tidak ada bukti klinis tentang bagaimana COVID-19 dapat memicu gejala awal ini, tetapi sindrom mulut kering atau xerostomia terjadi ketika virus menyerang lapisan otot dan jaringan mulut yang ada di dalam.
Kondisi itu juga bisa menyerang sebelum gejala lain, seperti demam atau batuk.
Selain itu, xerostomia dapat membuat kamu merasakan rasa kering atau lengket di mulut, juga dapat membuat air liur sedikit lebih kental hingga mengalami bau mulut. Bisa juga disertai gejala mulut lainnya seperti lecet, perubahan warna dan tekstur lidah, serta kesulitan makan.
Masalah pencernaan
Dengan tidak adanya batuk dan demam, masalah pencernaan adalah gejala umum terbaru yang terlihat pada pasien positif COVID-19, khususnya di kalangan usia muda.
Meskipun tanda-tanda infeksi saluran cerna yang disertai dengan gejala khas merupakan penanda COVID-19 yang parah, tetapi dalam kebanyakan kasus, tanda-tanda lain yang mungkin muncul yaitu terjadi di usus dan menyebabkan gangguan perut.
Banyak dari itu mungkin ada hubungannya dengan koneksi usus dengan sistem kekebalan tubuh.
Mikrobioma usus memiliki banyak tindakan defensif, yang melawan virus, jamur, bakteri dan juga membantu respons imun aktif. Oleh karena itu, setiap gangguan pada mikrobioma usus dapat memiliki konsekuensi bagi kesehatan.
Gejala seperti kram perut yang tidak biasa, nyeri terus-menerus, kesulitan pencernaan, kehilangan nafsu makan bisa menjadi tanda awal COVID-19.
Sangat disarankan apabila kamu mengalami gejala-gejala tersebut ada baiknya untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Jangan lupa terus patuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan demi menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!