Share This Article
Efek adanya pandemi COVID-19, banyak orang terpaksa hidup menjaga jarak. Di berbagai negara juga menerapkan lockdown atau pembatasan sosial guna menekan penyebaran COVID-19.
Lebih dari satu tahun banyak orang menjalani kehidupan dalam pembatasan tersebut. Perubahan tersebut akhirnya berpengaruh pada pola hidup sehari-hari dan ternyata juga memengaruhi imun tubuh, lho.
Imun tubuh yang melemah sistem pembatasan sosial atau lockdown
Menurut Medical News Today, hidup jauh dari orang lain mungkin memengaruhi sistem imun orang dewasa, anak-anak dan bayi yang lahir selama pandemi.
Beberapa orang berpikir tentang kemampuan kekebalan tubuh manusia saat ini yang mungkin melemah. Mengingat banyak orang hanya berdiam diri di rumah tanpa kontak fisik.
Apakah benar lockdown akan melemahkan respons kekebalan tubuh dalam mengenali hal-hal yang dapat membahayakan tubuh?
Mungkinkah sistem kekebalan kita saat ini lupa melawan berbagai agen penyebab penyakit? Jawabannya, untuk orang dewasa, ternyata sistem kekebalan tubuh tidak akan lupa dengan agen penyebab penyakit.
Sistem kekebalan tubuh orang dewasa sudah terlatih
Meski ada sebagian orang yang mengkhawatirkan imun tubuh melemah selama masa karantina atau lockdown, MIT Medical memastikan jika kondisi karantina tidak akan memengaruhi respons imun tubuh.
Pada saat sudah dewasa, sistem kekebalan tubuh telah terpapar banyak bakteri dan virus. Karenanya, sistem kekebalan mampu mengenali agen berbahaya dan melakukan serangan.
Bagaimana dengan sistem kekebalan anak yang belum terlatih?
Dalam makalah uang dimuat di jurnal Perspectives in Public Health tahun 2016, Prof. Sally F. Bloomfield dan rekannya meneliti makalah asli Dr. Strachan dan menuliskan tentang sistem kekebalan tubuh.
Disebutkan bahwa sistem kekebalan tubuh adalah seperangkat pembelajaran dan saat lahir sistem itu seperti perangkat keras dan lunak yang hanya memiliki sedikit data. Data perlu terus ditambah selama satu tahun pertama kehidupan anak.
Data tambahan itu didapat dari kontak dengan mikroorganisme dari manusia lain dan lingkungan sekitar. Jika data tidak memadai atau tidak tepat, pengaturan sistem kekebalan tubuh bisa gagal.
Jika gagal berakibat sistem kekebalan tubuh tidak hanya menyerang agen berbahaya, tetapi juga hal lain yang sebenarnya tidak berbahaya seperti serbuk sari, debu dan alergen dari makanan yang menyebabkan alergi.
Kondisi ini seringkali disebut hipotesis kebersihan. Di mana anak dibiasakan untuk menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan, untuk melindungi dari infeksi.
Karena itu, sebenarnya tidak masalah saat anak terpapar kondisi kotor atau “berkenalan” dengan mikroorganisme. Di situlah anak akan membangun sistem kekebalan tubuhnya. Sistem kekebalan tubuh akan menjadi lebih kuat.
Apakah kamu termasuk orang tua yang terbiasa mendukung aktivitas anak yang dapat membantu menguatkan sistem imun anak? Jawaban ini tampaknya akan memengaruhi sistem imun anak terhadap efek lockdown.
Meningkatkan kekebalan tubuh anak
Kabar baik untuk orang tua yang masih memberikan ASI untuk anak. Karena ASI bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak.
Peneliti yang mempublikasikan studi di jurnal Imunologi Klinis pada Agustus 2020 menunjukkan pentingnya ASI bagi bayi yang lahir di tengah pandemi.
Bukan hanya karena mengandung nutrisi dasar (seperti protein, karbohidrat dan lemak) tetapi juga banyak faktor yang mendorong perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuh dan melindungi bayi yang baru lahir dari patogen lingkungan.
ASI juga mengandung sel-sel kekebalan seperti limfosit, neutrofil dan makrofag yang dapat meningkatkan kekebalan.
Kekebalan tubuh anak-anak yang mulai dewasa
Peneliti mencatat bahwa perilaku gerak tubuh yang sehat secara positif berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental kaum muda. Termasuk sistem kekebalan yang lebih kuat.
Sementara itu sebuah survei yang dilakukan di Kanada dan diterbitkan di dalam International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity menganalisis menunjukkan perubahan gerakan dan perilaku bermain pada anak-anak setelah pandemi COVID-19.
Hasilnya, hanya 4.8 persen anak-anak dan 0.6 persen remaja yang memenuhi perilaku pergerakan gabungan selama masa pandemi.
Anak-anak dan remaja memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, menghabiskan lebih sedikit waktu di luar dan lebih banyak tidur secara keseluruhan selama periode survei.
Dukungan orang tua untuk perilaku gerak sehat dibutuhkan untuk para remaja di masa karantina seperti ini.
Lockdown dan sistem kekebalan tubuh
Setelah beberapa penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa benar lockdown dapat berpengaruh pada imun tubuh. Tapi bukan berarti imun tubuh akan langsung melemah. Karena pada orang tua hal ini tidak berlaku.
Ada kekhawatiran pada anak-anak, karena kondisi saat ini mungkin membatasi mereka untuk membangun sistem kekebalan tubuh. Sementara pada anak yang lebih besar, berkurangnya gerakan fisik dikhawatirkan dapat memengaruhi sistem imun mereka.
Namun kondisi yang dijelaskan di atas masih mungkin berubah. Mengingat pandemi masih terus berlangsung hingga kini. Tentunya lockdown atau mengurangi kegiatan di luar rumah masih menjadi salah satu cara yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!