Share This Article
Kebanyakan orang yang terjangkit virus corona atau COVID-19 akan sembuh total dalam beberapa minggu. Namun, beberapa orang dengan penyakit masih bisa mengalami gejala setelah pemulihan awal dilakukan.
Biasanya, orang tua dan orang dengan kondisi medis serius bisa mengalami efek samping jangka panjang. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemungkinan efek samping akibat COVID-19, yuk, simak berikut penjelasannya.
Baca juga: Apakah COVID-19 Bisa Menular Lewat AC? Ini Penjelasan Lengkapnya!
Efek samping jangka panjang setelah sembuh dari COVID-19
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea atau KDCA, sembilan dari sepuluh pasien virus Corona dilaporkan mengalami efek samping setelah pulih. Penelitian ini dilakukan ketika jumlah kematian global akibat COVID-19 melewati satu juta.
Jumlah inilah yang menjadi tonggak suram dalam pandemi yang telah menghancurkan ekonomi global, membebani sistem kesehatan, dan mengubah cara hidup orang.
Dalam sebuah survei online terhadap 965 pasien COVID-19 yang pulih, 879 orang atau 91,1 persen menjawab bahwa setidaknya mengalami satu efek samping.
Kelelahan menjadi efek samping yang mungkin dirasakan setelah sembuh dari COVID-19. Persentase yang didapatkan adalah 26,2 persen dan diikuti dengan kesulitan konsentrasi mencapai 24,6 persen.
Kim Shin Woo, seorang profesor penyakit dalam di Sekolah Kedokteran Universitas Nasional Kyungpook di Daegu meneliti 5.762 pasien yang pulih.
Dari penelitian itu, efek samping lainnya didapatkan termasuk psikologis atau mental dan hilangnya indera penciuman dan perasa atau disebut anosmia.
Korea Selatan juga telah melakukan studi terpisah dengan 16 organisasi medis tentang potensi komplikasi penyakit melalui analisis rinci yang melibatkan CT Scan pada pasien.
Negara tersebut melaporkan terdapat 38 infeksi baru dan peningkatan dua digit menjadi 23.699 kasus dengan 407 kematian.
Kerusakan organ akibat infeksi coronavirus
Sebagian besar efek COVID-19 jangka panjang masih banyak yang belum diketahui, namun bisa memengaruhi orang dari waktu ke waktu.
Karena itu, dokter biasanya akan memantau dengan cermat orang-orang yang pernah menderita COVID-19 untuk melihat bagaimana organ pasien berfungsi setelah pemulihan.
Tak hanya kelelahan dan anosmia, penderita COVID-19 juga bisa memiliki efek samping lebih parah seperti kerusakan organ. Beberapa organ tubuh yang mungkin terpengaruhi oleh virus ini, meliputi:
Jantung
Tes pencitraan yang dilakukan selama berbulan-bulan setelah penyakit sembuh bisa memicu rusaknya otot jantung secara permanen. Hal ini akhirnya mengakibatkan risiko gagal jantung atau komplikasi jantung lainnya termasuk pada orang yang hanya mengalami gejala ringan.
Paru-paru
COVID-19 sering dikaitkan dengan pneumonia yang umumnya menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kantung udara kecil atau alveoli di paru-paru. Jaringan parut yang dihasilkan dari kerusakan ini juga bisa mengakibatkan masalah pernapasan jangka panjang.
Otak
Pada orang muda, COVID-19 juga bisa menyebabkan stroke, kejang, dan sindrom Guillain-Barre. Sindrom ini merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan kelumpuhan sementara serta mengembangkan penyakit Parkinson dan Alzheimer.
Tak hanya beberapa jenis organ tersebut, COVID-19 juga bisa memengaruhi pembuluh darah hingga mengakibatkan munculnya gumpalan darah. Penyakit ini dapat membuat sel darah lebih cenderung menggumpal atau membentuk gumpalan.
Pencegahan efek samping yang bisa dilakukan
Meskipun efek samping COVID-19 tidak bisa dihindari, namun pencegahan terhadap penularan kembali bisa diterapkan. Penting untuk diingat bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi virus Corona bisa pulih dengan cepat.
Akan tetapi, masalah COVID-19 yang berpotensi bertahan lama membuatnya semakin penting untuk mengurangi penyebaran virus. Cara tepat yang bisa dilakukan adalah memakai masker, menghindari keramaian, dan selalu menjaga kebersihan tangan.
Konsultasikan juga dengan dokter jika efek samping dari penyakit ini muncul setelah pemulihan. Dokter mungkin akan melakukan perawatan lebih lanjut untuk mencegah penyakit berlanjut menjadi serius dan berbahaya.
Baca juga: Kenali Bahaya Corona bagi Ibu Hamil dan Cara Mencegahnya
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!