Share This Article
Varian Delta kini menjadi varian virus Corona yang paling diwaspadai karena tingkat penyebarannya yang sangat tinggi. Varian ini pertama kali ditemukan di India dan sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Saking mudahnya virus ini menyebar, varian Delta juga diduga dapat menular hanya melalui papasan.
Bagaimana itu bisa terjadi? Berikut ulasannya!
Mengenal varian Delta
Varian Delta atau yang sebelumnya dikenal dengan B.1.617.2 pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.
Melansir CNBC, varian Delta ini 60 persen lebih menular ketimbang varian Alpha yang ditemukan pertama kali di Inggris dan juga virus Corona asli asal Wuhan, China.
Selain punya tingkat penyebaran yang lebih tinggi, varian ini juga dapat menyebabkan gejala penyakit yang lebih parah. Ada tanda-tanda strain Delta dapat memicu gejala yang berbeda dari varian lainnya.
Seberapa bahaya varian ini?
Bukti awal menunjukkan varian Delta dapat meningkatkan risiko rawat inap dibandingkan dengan varian Alpha.
Pejabat WHO menyebut, tidak ada varian yang benar-benar menemukan kombinasi penularan dan kematian yang tinggi, tetapi Delta adalah virus yang paling mampu dan tercepat dan terkuat dari virus-virus itu.
Varian ini menyebar lebih cepat, lebih kuat, dan akan memilih yang lebih rentan, lebih efisien daripada varian sebelumnya. Oleh karena itu jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka tetap berada pada risiko yang berbahaya.
Benarkah varian Delta dapat menular hanya dengan berpapasan?
Sebuah temuan kasus dari Australia menduga bahwa varian Delta dapat menular hanya dengan berpapasan atau “scarily fleeting“.
Hal ini disampaikan Perdana Menteri New South Wales (NSW), Gladys Berejiklian, berdasarkan sebuah rekaman CCTV dari pusat perbelanjaan Bondi Junction Westfield.
Terlihat dua orang yang berpapasan di dalam toko dan kini keduanya terpapar COVID-19. Padahal keduanya tidak melakukan kontak fisik sama sekali dan hanya berpapasan.
“Mereka jelas saling berhadapan tetapi secara harfiah seseorang bergerak saling berhadapan untuk sesaat, dekat, tetapi sesaat,” ungkap Kepala Petugas Kesehatan NSW, dr. Kerry Chant, seperti dilansir dari ABC.
Bagaimana bisa varian Delta menyebar hanya dengan papasan?
Pada April lalu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO secara resmi mengakui bahwa COVID-19 dapat menular melalui udara. Ini dapat terjadi ketika partikel virus tetap tergantung di udara atau bergerak lebih jauh dari satu meter.
Prof Nancy Baxter dari Melbourne University, menyebut kasus di New South Wales sebagai “fleeting contact” atau kontak sekilas. Ia menyebut ini merupakan deskripsi akurat yang menggarisbawahi sifat virus di udara.
Saat seseorang dengan COVID-19 masuk ke sebuah ruangan, ia berpotensi menyebarkan virus Corona dan ada potensi partikel virus tetap berada di udara, sehingga bisa terhirup oleh orang lain yang lewat.
Studi laboratorium telah menemukan partikel virus dapat bertahan di udara dalam bentuk aerosol hingga 16 jam. Aerosol pernapasan terakumulasi dengan cara yang sama seperti asap rokok terakumulasi.
“Di ruang dalam di mana ventilasi tidak memadai, seseorang dengan infeksi bisa datang dan pergi, tetapi virusnya masih menempel di udara. Jadi jika kamu berjalan melalui area itu dan menghirup udara itu, kamu bisa terinfeksi,” ucap Prof Raina Macintyre, Kepala Program Penelitian Biosekuriti di University of New South Wales’s Kirby Institute, melansir The Guardian.
Apa yang harus kita lakukan?
Cara terbaik untuk menghindari penularan varian Delta ini adalah menghindari kerumunan dan tetap di rumah. Sebab, virus bisa saja kita dapatkan dari udara sekitar yang kita hirup.
Prof Raina Macintyre menambahkan, orang-orang masih terjebak dalam pola pikir pembersih tangan dan mencuci tangan, padahal sebenarnya pesan yang harus kita ingat dan waspadai adalah udara yang kita hirup.
Jika kamu sedang menerima tamu, buka jendela. Jika sedang mengendarai mobil dengan orang-orang, buka jendelanya sedikit saja. Pakailah masker, dan jangan terlalu lama dalam kerumunan apalagi dengan tempat yang kurang ventilasi.
Kepala Petugas Kesehatan Queensland, Jeannette Young memperingatkan ada kontak yang sangat singkat dalam beberapa kasus. Ia menyebut, dulu kontak dekat selama 15 menit menjadi perhatian.
Namun kini sepertinya kontak antara 5 sampai 10 detik saja sudah harus diwaspadai adanya penularan. Jadi jauhi kerumunan ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!