Share This Article
Drama pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi Undang-Undang, mau tidak mau harus diakui meninggalkan banyak persoalan.
Salah satunya adalah ketidakpuasan berbagai kelompok masyarakat yang menganggap Undang-undang tersebut merugikan.
Tak ayal, gelombang demonstrasi dari berbagai elemen pun mulai bermunculan. Sayangnya, di tengah situasi pandemi seperti sekarang, jalur penyampaian aspirasi seperti ini bisa menimbulkan risiko terjadinya klaster COVID-19 yang baru.
Baca juga: Apakah Hepatitis B Termasuk Penyakit Berisiko Tinggi Terinfeksi COVID-19?
Mengapa demonstrasi di saat pandemi buruk dari sisi kesehatan?
Tak bisa dipungkiri, aksi demonstrasi akan selalu melibatkan ratusan, bahkan mungkin ribuan orang yang berdekatan dalam satu waktu yang sama. Dilihat dari sudut pandang kesehatan saat ini, hal ini tentu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan.
Bukan hanya karena jaga jarak yang disarankan untuk menghindari penularan virus COVID-19 menjadi terabaikan. Namun, lemahnya penerapan protokol kesehatan yang lain pun bisa menjadi celah penularan yang tidak bisa dihindari.
Demonstrasi sendiri dilansir dari BBCnews, bisa menjadi salah satu super spreader event. Ini bermakna sebuah peristiwa besar di mana potensi jumlah kasus yang ditularkan akan sangat tinggi dibandingkan dengan penularan secara umum.
Ini terjadi bukan hanya karena tidak ada jarak sosial, tetapi penggunaan masker yang tidak tepat, percikan air liur ketika orasi yang bertebaran, sampai tidak adanya testing dan tracing bisa menimbulkan adanya klaster lanjutan yakni klaster rumah tangga dan klaster lain.
Hal-hal yang harus dilakukan saat melakukan demonstrasi di tengah pandemi
Jika kamu memang harus ikut serta dalam demonstrasi atau kegiatan lain yang sejenis, kamu bisa memperkecil risiko terjadinya penularan COVID-19 dengan melakukan beberapa hal berikut:
Persiapan sebelum berangkat
Dilansir dari Livescience, beberapa benda yang harus disiapkan sebelum berangkat demonstrasi adalah:
- Air minum
- Masker wajah
- Pembersih tangan
- Pelindung mata seperti kacamata atau face shield
Pastikan bahwa kondisi tubuhmu sehat dengan mengecek suhu tubuh terlebih dahulu. Jika kamu merasa ada gejala kurang sehat, jangan berangkat ke luar rumah termasuk untuk berunjuk rasa.
Baca juga: Jangan Lengah, Ini 6 Gejala COVID-19 yang Tak Biasa, dari Benjol di Lidah hingga Cegukan
Selama demonstrasi berlangsung
Saat kamu sudah berada di lokasi demo, upayakan untuk sebisa mungkin menjaga jarak dengan orang lain. Hal ini berlaku bukan hanya untuk pelaku demo, tetapi juga bagi aparat yang bertugas mengamankan kegiatan demonstrasi.
Cuci tangan menggunakan hand sanitizer sesering mungkin, jangan bersalaman, berpelukan, dan melakukan interaksi fisik lainnya dengan orang lain.
Untuk mengurangi risiko timbulnya percikan air ludah saat orasi, kamu juga disarankan untuk memakai tanda, plang, atau menentukan gerakan tertentu untuk berkomunikasi.
Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa orang yang bernyanyi atau berbicara dengan nada tinggi cenderung lebih mudah menyebarkan virus COVID-19 melalui percikan air ludah.
Setelah demonstrasi
Untuk mencegah terjadinya penularan terhadap orang yang kamu temui setelah demonstrasi, segera pulang ke rumah dan lakukan protokol kesehatan seperti yang dilansir Rsupsoeradji berikut:
- Lepas sepatu sebelum masuk rumah
- Jangan sentuh apapun sebelum mencuci tangan
- Lepas pakaian dan segera masukkan dalam keranjang
- Letakkan barang bawaan dalam suatu kotak
- Segera mandi
- Jika tidak langsung mandi, pastikan cuci semua area kulit yang terkena paparan udara luar
- Bersihkan handphone dan kacamata dengan disinfektan dan tisu
- Bersihkan permukaan benda yang kamu bawa dari luar dengan disinfektan
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak berunjuk rasa di tengah wabah COVID-19. Pastikan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan baik, ya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!