Share This Article
Vaksinasi COVID-19 tentu memiliki efek samping pada beberapa orang dan akan muncul dengan gejala yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, perawatan dan pengobatan yang tepat setelah vaksin juga dibutuhkan. Terkait dengan perawatan tersebut, lalu bagaimana dengan berolahraga setelah mendapatkan vaksin COVID-19? Apakah aman bagi kesehatan tubuh?
Apakah aman berolahraga setelah vaksinasi COVID-19?
Meskipun beberapa orang tetap tanpa gejala dan yang lain mengembangkan efek samping ringan lalu hilang dalam satu atau dua hari, tetapi istirahat dan perawatan yang tepat diperlukan setelah vaksinasi.
Namun bagaimana dengan orang yang berolahraga setelah vaksin? Apakah aman bagi tubuh? Melansir penjelasan dari laman Healthline, bahwa berolahraga setelah vaksin COVID-19 adalah hal yang aman dilakukan.
Hingga saat ini tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga berbahaya setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Satu-satunya pertimbangan keamanan tergantung pada reaksi tubuh terhadap vaksin.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencantumkan efek samping vaksin umum yang mungkin terjadi pada seseorang setelah menerima vaksin COVID-19, seperti:
- Nyeri, kemerahan, dan bengkak di tempat suntikan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Panas dingin
- Demam
- Mual.
CDC sebenarnya merekomendasikan melatih lengan untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan atau rasa nyeri di tempat suntikan. Latihan setelah suntikan pertama mungkin tidak menjadi masalah jika efek samping yang kamu rasakan ringan.
Sebuah studi New England Journal of Medicine tahun ini mencatat bahwa efek samping mungkin lebih intens setelah suntikan kedua daripada yang pertama. Namun, tidak disebutkan bahaya apa pun akibat berolahraga.
Apakah ada risiko lain berolahraga setelah vaksin COVID-19?
Sekitar 50 persen orang yang menerima vaksin mengalami efek samping, biasanya setelah dosis kedua. Kelelahan adalah efek samping paling umum yang terjadi pada banyak orang.
Begitu juga ketika kamu berolahraga setelah vaksin, hal itu pun kemungkinan juga akan memperburuk efek samping ini. Namun, seperti dilansir dari laman Healthline tidak ada risiko nyata yang dapat terjadi ketika berolahraga setelah vaksin COVID-19.
Kapan harus menghindari olahraga setelah vaksin COVID-19?
Kamu mungkin harus menghindari olahraga sedang hingga berat setelah menerima vaksin jika mulai muncul beberapa reaksi alergi terhadap vaksin itu sendiri. Gejala umum dari reaksi alergi terhadap vaksin meliputi:
- Gatal-gatal
- Bengkak
- Mengi (tanda gangguan pernapasan).
Perlu kamu ketahui bahwa gejala-gejala ini biasanya terjadi dalam waktu 4 jam setelah menerima vaksin. Jika mengalami beberapa gejala di atas, sangat disarankan untuk segera menghubungi dokter.
Bagi kamu yang memiliki riwayat asma atau masalah pernapasan, sebaiknya hindari olahraga aerobik yang berat sampai mengetahui kondisi tubuh akan bereaksi terhadap vaksin.
Selain itu, tak ada salahnya memiliki obat manajemen apapun saat kembali berolahraga, seperti inhaler, EpiPen, atau Benadryl.
Jenis olahraga apa yang harus dilakukan?
Tidak ada jenis olahraga khusus yang direkomendasikan setelah menerima vaksin COVID-19. Namun, olahraga secara umum telah terbukti menjadi penambah kekebalan yang efektif dan bahkan dapat meningkatkan efektivitas vaksin.
Dalam sebuah studi di 2021 tentang olahraga dan kekebalan, para peneliti mencatat bahwa aktivitas fisik sedang hingga berat menghasilkan 31 persen pengurangan risiko penyakit yang didapat dari masyarakat dan 37 persen pengurangan risiko kematian akibat penyakit menular.
Selain itu, olahraga telah terbukti meningkatkan potensi vaksin dengan meningkatkan konsentrasi antibodi. Hasil ini tidak spesifik untuk COVID-19, tetapi ini adalah manfaat lain dari olahraga rutin. Beberapa olahraga yang bisa kamu lakukan seperti latihan aerobik (lari, dan bersepeda).
Hal yang harus diperhatikan sebelum berolahraga
Berolahraga setelah vaksin COVID-19 memang sudah dinyatakan aman, namun akan lebih baik jika kamu juga minum lebih banyak air setelah menerima vaksin.
Jika mengalami demam, peningkatan asupan cairan juga dianjurkan untuk mencegah dehidrasi, meskipun ini mungkin lebih penting pada mereka yang mengalami demam lebih tinggi atau yang efek sampingnya bertahan lebih lama.
Kemudian, ketika olahraga membuat kamu merasa sakit, sebaiknya kurangi intensitasnya dan lebih baik memilih jalan kaki daripada lari.
Efek samping atau gejala akan hilang dalam beberapa hari setelah menerima vaksin. Apabila kamu merasakan peningkatan demam, kelelahan, atau kesulitan bernapas saat berolahraga, tunda olahraga dan konsultasikan dengan profesional medis.
CDC juga merekomendasikan penggunaan obat antiinflamasi yang dijual bebas seperti aspirin, ibuprofen, acetaminophen, dan antihistamin untuk membantu mengelola efek samping vaksin.
Namun, rekomendasi ini hanya berlaku jika obat-obatan ini tidak memperburuk kondisi medis lain yang kamu miliki.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!