Share This Article
Infeksi COVID-19 dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap orang. Di antaranya gejala yang parah, gejala sedang atau tanpa gejala sedikitpun (asimptomatik).
Begitu juga setelah sembuh dari penyakit ini. Para peneliti menemukan bahwa setiap orang bisa mengalami gejala meski telah sembuh.
Temuan adanya gejala setelah sembuh dari COVID-19 pun menjadi sorotan para peneliti. Pasalnya gejala yang muncul mungkin memberikan dampak bagi kesehatan secara fisik maupun mental.
Sembuh dari COVID-19, masih bisa muncul gejala?
Para peneliti menemukan orang yang telah pulih dari infeksi COVID-19 dapat terus mengalami efek virus yang menetap dan berjangka panjang. Pasien yang terus mengalami gejala pasca COVID-19 ini disebut sebagai ‘long haulers’.
Ini merupakan komplikasi yang dirasakan oleh seseorang yang sudah mendapatkan hasil tes negatif dan sembuh dari COVID-19.
Meski sudah sembuh, selama periode waktu ini seseorang bisa mengalami serangkaian gejala yang sama seperti gejala COVID-19 sampai nantinya gejala itu benar-benar hilang.
Menurut para peneliti, gejala bisa hilang dalam waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah mengidap COVID-19.
Baca juga: Virus Varian Delta Rentan Menyerang Anak-anak, Bagaimana Penularannya?
Dua gejala yang paling umum setelah sembuh dari COVID-19
Gejala setelah sembuh dari COVID-19 yang dialami orang-orang setelah dinyatakan sembuh dapat berupa nyeri sendi, kabut otak, hingga nyeri dada.
Namun berdasarkan penelitian terbaru dari JAMA (Journal of the American Medical Association), ditemukan ada dua gejala paling umum yang dialami orang yang sudah sembuh dari COVID-19.
Penelitian tersebut melibatkan 238 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Italia. Hasilnya, 87,4 persen pasien yang sembuh mengeluh mengalami setidaknya satu gejala hingga 4 bulan setelah keluar dari rumah sakit.
Dua gejala yang paling umum dialami para pasien yang sudah sembuh adalah kelelahan dan dispnea.
Baca juga: 5 Hal Seputar Vaksinasi Corona Bisa Turunkan Risiko Tertular COVID-19 hingga 65%
Seperti apa keluhan kelelahan dan dispnea yang terjadi?
Kelelahan yang dimaksud bukanlah mengantuk. Kondisi medis ini membuat seseorang merasa sangat kelelahan dan kurang energi.
Tidak seperti mengantuk, kelelahan dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Orang yang kelelahan hanya memiliki sedikit energi fisik, mental dan emosional untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Sementara itu, dispnea adalah istilah medis untuk sesak napas. Dispnea membuat seseorang sulit bernapas dan memicu rasa sesak, nyeri dada, hingga perasaan seperti tercekik.
Dispnea bisa terjadi dalam tahap yang ringan maupun parah. Untuk itu, orang yang mengalami sesak napas harus segera mendapat bantuan medis saat tidak bisa mengatasinya sendiri.
Penelitian tentang hal ini masih terbatas
Meski penelitian yang baru diterbitkan JAMA tersebut berhasil menemukan temuan baru, penelitian tersebut masih sangat terbatas.
Para peneliti menyebutkan dalam jurnal tersebut bahwa keterbatasan penelitian ini antara lain kurangnya informasi tentang riwayat gejala pasien sebelum mengalami infeksi COVID-19, serta kurangnya rincian tingkat keparahan gejala.
Di samping itu, penelitian ini juga hanya melibatkan jumlah pasien yang relatif kecil dan tanpa kelompok kontrol pasien yang dipulangkan karena alasan lain.
Para peneliti juga mengakui bahwa pasien dengan pneumonia juga dapat memiliki gejala yang menetap. Sehingga menunjukkan bahwa temuan ini mungkin tidak hanya terjadi untuk kasus COVID-19.
Meski begitu, penelitian ini dapat memperingatkan bahwa para penyintas COVID-19 dapat mengalami penurunan kualitas hidup. Gangguan fungsi pernapasan dan fisik yang dialami setelah sembuh dari COVID-19 dapat memberi pengaruh pada kesehatan mereka secara psikologis.
Cara mengatasi gejala setelah sembuh COVID-19
Dilansir National Health Service atau NHS, pemulihan total dari infeksi virus SARS-coV-2 ini membutuhkan waktu yang berbeda pada setiap orang.
Namun secara umum, untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental, para penyintas COVID-19 perlu melakukan hal berikut:
- Dengarkan kebutuhan tubuh
- Pastikan mendapat tidur dan istirahat cukup
- Makan makanan sehat
- Seimbangkan waktu berkegiatan dan waktu beristirahat
Sementara untuk mengatasi gejala setelah sembuh COVID-19 yang berupa kelelahan, berikut adalah langkah yang bisa dilakukan:
- Membuat rencana kegiatan harian
- Memotivasi diri untuk melakukan banyak hal dalam satu hari, kemudian tidak melakukan apa-apa pada hari berikutnya
- Aktif bergerak, pastikan untuk melakukan peregangan dan hindari duduk dalam satu posisi terlalu lama
Nah, untuk gejala setelah sembuh dari COVID-19 yang berupa dispnea, NHS merekomendasikan untuk melakukan langkah berikut:
- Hindari rasa panik, rasa panik sering kali akan membuat sesak semakin parah. Maka dari itu, sangat penting untuk tetap tenang
- Pilih posisi duduk dengan santai di kursi, pastikan punggung ditopang dengan baik
- Tarik napas perlahan melalui hidung dan keluarkan melalui mulut, pastikan mulut dalam posisi seperti sedang meniup. Cobalah mengeluarkan napas lebih lama daripada saat menarik napas
- Sebagian orang juga bisa memilih posisi tengkurap dengan menambahkan bantal di bawah dada atau panggul
- Bila sesak tidak bisa diatasi sendiri, segeralah hubungi dokter
NHS juga memperingatkan agar orang yang mengalami dispnea untuk membuka jendela di dalam ruangannya. Penting diingat juga, untuk tidak menggunakan kipas angin karena dapat menyebarkan virus.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!