Share This Article
Adanya varian baru Delta membuat kasus COVID-19 hingga rawat inap, dan kematian meningkat lagi hampir di seluruh dunia.
Virus Corona (COVID-19) varian Delta ini sangat menular sehingga menyebabkan banyak sekali pasien positif setiap harinya. Berikut penjelasan selengkapnya menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Kematian akibat COVID-19 disebabkan karena belum mendapatkan vaksinasi
Melansir penjelasan dari laman The Guardian, disebutkan bahwa setidaknya 99 persen orang-orang di AS yang meninggal karena virus Corona terjadi dalam enam bulan terakhir, akibat belum divaksinasi. Hal tersebut disampaikan oleh Dr Rochelle Walensky, direktur CDC.
Tak hanya itu saja, selanjutnya sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit akibat terpapar virus penyebab COVID-19 dan meninggal belum sepenuhnya divaksinasi. Lebih dari 97 persen rawat inap akibat COVID-19 saat ini adalah orang yang belum divaksinasi.
Disebutkan juga dalam penjelasannya, bahwa tingkat vaksinasi di negara tersebut telah melambat secara nasional.
CDC mencatat bahwa di tempat-tempat seperti negara bagian AS yakni Alabama, pada 20 Juli, hanya 33 persen orang yang telah divaksinasi sepenuhnya.
Orang-orang yang menjadi ‘korban’, disebutkan oleh Walensky, adalah kelompok rentan. CDC juga mulai melihat adanya peningkatan kasus di beberapa wilayah karena penyebaran varian Delta.
Baca juga: Fakta Soal Obat Sotrovimab yang Diklaim Cegah Kematian Akibat COVID-19
Bagaimana kondisi kematian akibat COVID-19 di Indonesia?
Sama seperti penjelasan dari CDC, Dante Saksono selaku Wakil Menteri Kesehatan RI juga menjelaskan bahwa 94 persen kematian akibat virus Corona (COVID-19) terjadi karena belum divaksinasi.
Padahal seperti kita tahu bahwa vaksin COVID-19 ini sangat penting bagi masyarakat karena mampu memberikan respons imun untuk melawan virus COVID-19.
Apa alasan masyarakat Indonesia tidak divaksinasi?
Seperti dilansir dari laman Health Detik, salah satu alasan banyak orang memilih untuk tidak divaksinasi adalah kebaruan vaksin virus Corona dan ketidakpercayaan pada vaksin.
Walaupun sudah ada pengumuman resmi bahwa semua vaksin telah melalui uji klinis dan terus terbukti aman, kewaspadaan masyarakat tentang efek samping dapat membuat mereka tidak mau divaksinasi.
Namun seperti yang sudah disimpulkan oleh para ahli, vaksin bisa mengurangi risiko keterpaparan COVID-19, mengurangi jumlah kematian, juga risiko rawat inap akibat infeksi mematikan tersebut.
Apakah tubuh tetap bisa terinfeksi COVID-19 setelah divaksinasi?
Vaksin COVID-19 memang terbukti efektif dalam melawan virus. Namun, sebagian kecil orang yang divaksinasi lengkap tetap ada kemungkinan akan terinfeksi COVID-19 jika terpapar virusnya.
Hal ini bisa terjadi karena adanya kemungkinan beberapa orang yang divaksinasi lengkap sebelumnya mengalami infeksi, tetapi tidak memiliki gejala (infeksi tanpa gejala).
Mungkin saja seseorang dapat terinfeksi sebelum atau setelah vaksinasi dan masih sakit.
Biasanya dibutuhkan sekitar 2 minggu bagi tubuh untuk membangun perlindungan setelah vaksinasi, sehingga seseorang dapat jatuh sakit jika vaksin tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan perlindungan.
Varian baru virus penyebab penyakit COVID-19 menyebar di Amerika Serikat. Data saat ini menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 yang diizinkan untuk digunakan di Amerika Serikat menawarkan perlindungan terhadap sebagian besar varian.
Namun, beberapa varian ternyata juga bisa menyebabkan sebagian orang justru terinfeksi COVID-19 setelah divaksinasi lengkap.
Studi klinis skala besar menemukan bahwa vaksinasi COVID-19 mencegah kebanyakan orang terkena COVID-19. Meskipun vaksin ini efektif, namun tidak ada vaksin yang mencegah penyakit 100 persen setiap saat.
Gejala yang lebih ringan jika sudah divaksinasi
Seperti dilansir dari laman CDC, jika kamu terinfeksi COVID-19 setelah vaksinasi, gejala yang timbul tidak akan terlalu parah. Hal ini tentu akan berbeda bagi mereka yang belum mendapatkan vaksinasi sama sekali.
Ada beberapa bukti bahwa vaksinasi dapat membuat penyakit menjadi lebih ringan. Orang yang divaksinasi lengkap jauh lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal dibandingkan orang dengan faktor risiko serupa yang tidak divaksinasi.
Yuk segera dapatkan vaksinmu dengan mendaftar dan konsultasi di Klinik Lawan COVID-19 bersama mitra dokter kami. Lebih lengkapnya kamuu bisa klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!