Share This Article
Pastikan untuk mengecek kesehatanmu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Periksa kesehatan organ dalam tubuh dengan mitra dokter spesialis kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!
Hingga kini, wabah COVID-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara. Tes secara masif gencar dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya itu, pemerintah juga menaruh perhatian pada banyaknya kasus Corona tanpa gejala.
Kasus OTG atau orang tanpa gejala menjadi perhatian khusus, karena bisa menjadi carrier yang tidak terdeteksi. Apa saja ciri-ciri orang yang terinfeksi Corona tanpa gejala? Serta, perlukah untuk melakukan tes seperti pasien biasa? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Baca juga: Beda Demam Biasa dengan Suhu Tubuh Corona: Ini Fakta Lengkapnya
Mungkinkah seseorang terinfeksi Corona tanpa gejala?
Setiap orang memiliki potensi untuk terinfeksi virus Corona. Hanya saja, ada golongan tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terpapar. Misalnya, orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien positif seperti tenaga kesehatan.
Penanganan bisa segera dilakukan jika seseorang telah menunjukkan gejala-gejala terpapar, seperti demam berkepanjangan, batuk kering, sesak napas, dan lain sebagainya. Tapi, tak sedikit pasien positif yang tak menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Ya, seseorang bisa saja terinfeksi Corona tanpa gejala. Kelompok ini disebut sebagai orang tanpa gejala (OTG) atau asimtomatik. Pada Juli lalu, pemerintah mengubah istilahnya menjadi ‘kasus konfirmasi tanpa gejala’.
Ciri-ciri terinfeksi Corona tanpa gejala
Jika pada umumnya pasien positif COVID-19 mengalami beberapa gejala dalam rentang 14 hari (masa inkubasi virus), hal ini berbeda dengan kasus asimtomatik. Dilansir dari laman RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, tidak ada ciri-ciri khusus yang bisa dilihat pada kasus Corona tanpa gejala.
Hal ini yang menyebabkan proses deteksi menjadi sulit, terlebih jika pasien tak memiliki kemauan secara mandiri untuk melakukan tes. Padahal, kekuatan dan potensi penyebaran virus dari orang tanpa gejala tak ada bedanya dengan pasien biasa.
Lalu, bagaimana seseorang terinfeksi Corona tanpa gejala bisa mengetahui adanya virus SARS-CoV-2 di dalam tubuhnya? Sebenarnya, asimtomatik bukan berarti tak menunjukkan gejala sama sekali.
Orang-orang yang masuk dalam kelompok tersebut tetap akan menunjukkan gejala, tapi bukan di awal waktu. Gejala biasanya akan muncul lebih lama, yaitu pada rentang 24 hari atau hampir satu bulan sejak paparan pertama.
Apa yang harus dilakukan orang terinfeksi Corona tanpa gejala?
Orang-orang yang terinfeksi virus Corona tanpa gejala sangat disarankan untuk melakukan Isolasi Mandiri di rumah. Sebab, potensi penularan kepada orang lain sama besarnya seperti kebanyakan pasien lainnya.
Pemerintah juga menyatakan, kasus Corona tanpa gejala tidak perlu dirawat di rumah sakit, melainkan melakukan isolasi mandiri. Sebab, tidak ada keluhan yang harus ditangani.
Siapa saja yang harus melakukan tes?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tidak mewajibkan orang asimtomatik untuk menjalani tes. Alasannya, tes difokuskan untuk orang-orang yang memiliki gejala. Tapi, orang-orang yang tidak memiliki gejala tetap disarankan untuk tes, jika:
- Pernah bertemu dengan orang yang positif COVID-19
- Menghadiri acara dengan jumlah peserta lebih dari 10 orang di wilayah berisiko tinggi.
Keputusan CDC yang tidak mewajibkan orang tanpa gejala untuk tes ditentang oleh World Health Organization.
WHO tetap memerintahkan semua orang untuk menjalani tes, meski tidak ada keluhan yang dirasakan. Tujuannya jelas, untuk menekan penyebaran virus dari carrier yang ‘tidak terdeteksi’.
Apakah orang asimtomatik bisa sembuh sendiri?
Dilansir dari laman RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, kasus COVID-19 tanpa gejala kemungkinan besar bisa sembuh dengan sendirinya. Sebab, tidak adanya gejala menunjukkan bahwa sistem imunitas yang dimiliki cukup kuat.
Dengan sistem kekebalan yang kuat, kesembuhan bisa terjadi dengan sendirinya. Ini sejalan dengan fakta yang ditemukan oleh sebuah studi di Italia yang menyebutkan, hampir 80 persen pasien usia muda tidak menunjukkan adanya gejala.
Kelompok usia muda diyakini memiliki kekebalan tubuh lebih tinggi jika dibandingkan golongan usia lainnya. Ini juga yang menjadi dasar pemerintah selalu menyerukan masyarakat untuk meningkatkan sistem imun agar tubuh bisa melawan virus dengan sendirinya.
Baca juga: Penting! Ini Perbedaan PCR Test dan Rapid Test COVID-19 yang Mesti Kamu Tahu
Kisah kasus Corona tanpa gejala yang berhasil sembuh
Di Indonesia sendiri, ada banyak kasus konfirmasi tanpa gejala yang terjadi di beberapa daerah. Masyarakat yang kesulitan untuk isolasi mandiri karena keterbatasan fasilitas dikumpulkan di satu gedung yang disediakan pemerintah.
Di Yogyakarta misalnya, tak kurang dari 158 kamar di Asrama Haji disiapkan untuk orang-orang tanpa gejala. Bukan dengan obat-obatan, masa isolasi dilakukan dengan berolahraga, berjemur di bawah matahari pagi, hingga mengerjakan kegiatan yang menyenangkan.
Setelah menjalani tes di akhir masa isolasi, puluhan orang dinyatakan negatif dan diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Nah, itulah ulasan tentang kasus Corona tanpa gejala dan apa yang harus dilakukan. Jika kamu telah melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19, tak perlu takut untuk melakukan tes untuk deteksi virus di dalam tubuh. Tetap jaga kesehatan, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!