Share This Article
Kekhawatiran penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) melalui makanan beku merebak belakangan ini. Pertanyaan tersebut muncul karena teknologi makanan beku ini memungkinkan makanan untuk bergerak antarwilayah bahkan negara.
Teknologi membekukan makanan dipilih sebagai salah satu cara memudahkan makanan diimpor karena dapat membuatnya lebih tahan lama. Namun, pertanyaan seputar aman atau tidaknya makanan ini di tengah pandemi COVID-19 justru sedang mengemuka.
Kecurigaan di Selandia Baru
Teori penularan COVID-19 bisa ditularkan dari makanan beku menguat di Selandia Baru. Hal ini dikarenakan salah satu warga yang terinfeksi positif virus ini bekerja di fasilitas penyimpanan pendingin.
Padahal, Selandia Baru termasuk negara yang berhasil menekan penyebaran COVID-19.. Kasus positif terbaru diumumkan negara itu pada awal Agustus lalu dan muncul lah teori kalau media penyebarannya adalah makanan beku.
Teori tersebut menyebut jika COVID-19 datang dari makanan beku yang diimpor dan disimpan di fasilitas penyimpanan di Auckland. Akan tetapi, teori ini dipatahkan oleh hasil investigasi yang dilakukan oleh pejabat kesehatan di negara tersebut.
“Bagi kami, kemungkinan tersebut sudah jelas kami kesampingkan sekarang berdasarkan hasil investigasi,” ucap Dr Ashley Bloomfield, Director General of Health Selandia Baru sebagaimana dilansir SCMP.
Sifat Virus COVID-19 Ringkih
Meskipun COVID-19 bisa dikatakan dapat hidup di lingkungan yang dingin dan cenderung beku, tapi virus ini sangat sukar untuk bisa bertahan di kondisi di mana dia bisa menginfeksi tubuh manusia.
Hal ini, dilansir Healthline, dikarenakan sifat mereka yang sebenarnya ringkih. Lagi pula saat ini belum ada suatu bukti adanya penyebaran virus dari sebuah kemasan, khususnya makanan beku, ke manusia.
Amira Roses, PHD, MPH, Professor Epidemiologi dan Kesehatan Global dari Universitas di Virginia, AS dalam laman tersebut mengatakan sejauh ini, berdasarkan data yang ada, virus-virus yang ditemukan dalam kemasan tidak cukup untuk menyebabkan infeksi pada manusia.
Kasus di Tiongkok
Tiongkok, sebagai negara asal COVID-19 terus meningkatkan kewaspadaan. Salah satu cara yang dilakukan oleh negara tirai bambu ini adalah memindai setiap makanan beku yang masuk ke negara mereka.
Belum lama ini, mereka menemukan adanya materi genetik di dalam kemasan chicken wings yang diimpor dari Brasil, serta seafood beku dari Ekuador dan wilayah lainnya. Tapi materi genetik itu tidak berarti banyak kecuali hanya menunjukkan kehadiran virus tersebut.
Virus dikatakan tidak aktif di dalam kemasan tersebut, atau bahkan secara kuantitas tidak dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes negatif pada orang-orang yang terpapar chicken wings tersebut sebagaimana dilansir Thehill.com.
Virus hanya menunggu ajal
Rodney Rohde, PhD, dari Texas State University’s College of Health Professions di Amerika Serikat, dilansir Healthline, menyebut jika virus merupakan parasit intraseluler. Itu berarti, mereka tidak bisa bereproduksi di luar sel inang mereka.
Dan virus yang berada di kemasan-kemasan tersebut adalah virus yang sedang menunggu ajal. “Tidak seperti bakteri, virus masih bisa bergerak di permukaan dalam waktu beberapa jam atau hari, tapi mereka tidak bisa bereproduksi dan akan mati pada akhirnya,” ucap Rohde.
Karena terlalu lama tidak berada di sel inang, maka virus akan menjadi tidak bisa aktif untuk menyebarkan infeksi. Mereka sangat lemah dan ringkih jika sedang berada di luar sel inang, kata Rohde.
Rohde menyebut jika virus rentan menjadi kering karena paparan sinar UV dari matahari. “Meskipun sulit diprediksi tingkat keamanannya, tapi infeksi virus melalui permukaan sangat kecil,” terang Rohde.
Penularan lebih banyak dari udara
Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat bahkan menyebut saat ini tidak ada bukti yang menyebut kalau memegang atau mengonsumsi makanan berkaitan dengan infeksi COVID-19.
Oleh karena itu, kamu jangan terlalu khawatir terhadap penularan COVID-19 melalui makanan beku, ya! Karena sejauh ini isu itu tidak terbukti secara ilmiah.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!