Share This Article
Sudah lebih dari setahun pandemi COVID-19 terus mewabah di berbagai belahan dunia. Hingga kini, virus tersebut telah bermutasi beberapa kali dan menimbulkan lebih banyak gejala yang tidak biasa.
Terbaru, muncul gejala gangguan pada kulit, seperti bau busuk, ruam, dan bengkak di jari kaki yang disebut dengan istilah covid toes.
Gangguan ini pertama kali terungkap ketika dokter kulit menemukannya di awal pandemi pada anak-anak Eropa.
Baca juga: Mengenali Beda Ruam Kulit Biasa dengan Gejala COVID-19
Fenomena covid toes
Beberapa pasien yang dinyatakan positif terkena virus corona, diketahui mengalami perubahan warna dan pembekakan jari kaki. Dilansir dari American Academy of Dermatology Association, ini menjadi salah satu penjelasan asal muasal nama “covid toes” itu sendiri.
Berdasarkan beberapa penelitian, 1 dari 6 pasien yang didiagnosis COVID-19 menderita masalah kulit ini. Hal ini terutama terlihat pada anak-anak yang lebih kecil, dan mereka tidak selalu menunjukkan gejala yang sama seperti orang dewasa.
Faktor penyebab
Meskipun covid toes merupakan gejala yang relatif baru. Para ahli mengemukakan mungkin ada lebih dari satu alasan mengapa kondisi tersebut bisa terjadi.
Pertama, virus diketahui berdampak pada tubuh dalam banyak cara dan semakin cepat menyebar, maka semakin besar pula risiko kerusakan yang bisa ia timbulkan.
Salah satu dampaknya pada kulit adalah dengan menyebabkan peradangan dan lesi yang meluas, yang dapat menyebabkan benjolan, pembengkakan, dan ruam.
Kedua, covid toes bisa jadi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap virus, yang menyebabkan pembuluh darah mikro membeku dan bahkan membengkak. Ini kemudian mengakibatkan kemerahan di permukaan jari kaki.
Seperti apa gejalanya?
Pembengkakan dan perubahan warna dapat dimulai pada satu atau beberapa jari kaki. Pada awalnya, kamu mungkin melihat warna merah cerah yang secara bertahap berubah menjadi ungu. Covid toes juga bisa dimulai dengan warna keunguan.
Bersamaan dengan pembengkakan dan perubahan warna, covid toes juga dapat menyebabkan lecet, gatal, atau nyeri. Beberapa orang bahkan juga mengalami benjolan atau area kulit kasar yang menyakitkan. Secara garis besar, gangguan ini juga dapat menyebabkan kemungkinan reaksi:
- Perubahan warna di dalam dan di sekitar jari kaki
- Nyeri
- Mengalami lecet dan kemerahan
- Muncul benjolan pada kulit yang menyerupai radang dingin atau luka putih.
- Jari kaki gatal menyebabkan gesekan yang menyulitkan seseorang untuk memakai alas kaki tertutup.
Orang yang lebih rentan terkena
Ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang lebih rentan terkena covid toes:
1. Anak-anak
Meskipun anak-anak tidak benar-benar menunjukkan gejala khas dari infeksi ini, dokter menyebutkan bahwa anak-anak yang lebih kecil, dari bayi hingga remaja lebih berisiko menjadi korban dari covid toes.
Terlebih anak-anak dengan kulit sensitif karena mereka lebih peka terhadap perubahan kondisi kulit.
Mereka mungkin lebih berisiko tertular gejala seperti kulit berbintik-bintik, bengkak, kemerahan dan ruam, semuanya menyerupai gejala covid toes yang paling umum diketahui.
2. Penderita diabetes
Orang yang menderita diabetes lebih rentan terhadap bahaya infeksi kulit, luka sayat, luka dan gangguan sejenisnya. Dan COVID-19 sangat dapat memperburuk keadaan tersebut.
Misalnya, peradangan bisa menjadi tanda yang mungkin dikhawatirkan dan menyebabkan covid toes lebih sering daripada yang lain.
Ini juga salah satu alasan mengapa penderita diabetes harus sangat berhati-hati dengan kesehatan kulit mereka.
3. Orang lanjut usia
Orang yang lebih tua rentan terhadap kekebalan yang lemah dan semakin berkurang.
Ini berarti bahwa gejalanya dapat muncul dalam bentuk yang lebih buruk daripada pada orang yang sehat. Dari bengkak, ruam, gatal hingga lecet, lansia juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
Penanganan covid toes
Dari apa yang terlihat, covid toes bisa bertahan sekitar 10-15 hari dan kemudian pasien bisa mulai melihat penurunan gejala mereka.
Obat dan suplemen steroid untuk mengatasi gatal dan pertumbuhan lepuh dapat diresepkan oleh dokter untuk meminimalkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Icepack dan terapi juga bisa dicoba untuk mengatasi gangguan ini.
Jika gejala masih berlangsung lebih dari 10 hari, pemeriksaan medis lebih lanjut mungkin diperlukan.
Baca juga: Benarkah Penderita HIV/AIDS Lebih Berisiko Terinfeksi COVID-19?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!