Share This Article
Selama pandemi COVID-19, kasus demam berdarah atau DBD juga meningkat. Karena itu, kebanyakan orang sedikit merasa kebingungan karena gejalanya hampir sama padahal kedua penyakit ini sangat berbeda.
Perlu diketahui, baik demam berdarah maupun COVID-19 bisa menyebabkan penyakit parah sehingga gejalanya perlu diketahui sejak awal. Nah, untuk mengetahui perbedaan gejala antara DBD dan COVID-19, yuk, simak penjelasannya berikut.
Baca juga: Vaksin Novavax Efektif Lawan Varian COVID-19 Beta, Apakah Benar?
Apa saja perbedaan gejala DBD dan COVID-19?
Dilansir dari CDC, siapa pun dari segala usia dapat mengembangkan penyakit parah dengan demam berdarah atau COVID-19. Kedua infeksi lebih mungkin menyebabkan komplikasi pada orang dewasa dengan kondisi kronis yang mendasari, seperti diabetes dan penyakit jantung.
Namun, agar lebih paham mengenai gejala akibat DBD atau COVID-19 terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan antara gejala DBD dan COVID-19 yang perlu kamu ketahui, antara lain sebagai berikut:
Gejala DBD
Demam berdarah merupakan penyakit yang memiliki gejala ringan hingga sedang. Gejala umum demam berdarah biasanya, berupa demam, sakit kepala dengan nyeri pada mata, mual, muntah, dan ruam.
Sementara tanda-tanda peringatan untuk penyakit parah adalah sakit perut atau nyeri tekan, muntah terus-menerus, perdarahan mukosa, lesu, gelisah, dan pembesaran pada hati.
Gejala COVID-19
Untuk COVID-19, gejala penyakit COVID-19 bisa ringan hingga sedang. Beberapa gejala yang dimaksud, antara lain demam atau kedinginan, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, serta kehilangan rasa atau bau.
Selain itu, penderita COVID-19 juga bisa mengalami sakit pada tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, hingga diare. Jika gejala sudah semakin parah, kamu bisa segera melakukan pemeriksaan bersama dokter.
Beberapa perbedaan lain antara DBD dan COVID-19
Selain gejala, DBD dan COVID-19 juga memiliki berbagai perbedaan lainnya. Perbedaan antara penyakit DBD dan COVID-19 yang dimaksud, seperti berikut ini:
Penularan
Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh salah satu virus dengue. Penyakit ini utamanya ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk spesies Aedes aegypti atau Ae. albopictus yang terinfeksi.
Sementara untuk COVID-19, merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penyakit satu ini ditularkan dari orang ke orang melalui droplet pernapasan di mana dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Masa inkubasi
Masa inkubasi demam berdarah biasa berkisar antara 3 hingga 10 hari. Beberapa kasus lainnya juga bisa memiliki masa inkubasi sekitar 5 hingga 7 hari sebelum gejala penyakit mulai terlihat dan dirasakan.
Sementara untuk masa inkubasi COVID-19, diperkirakan berlangsung hingga 14 hari dengan rata-rata 4 hingga 5 hari dari paparan hingga timbulnya gejala.
Untuk itu, jika kamu merasa sudah terpapar virus maka segera lakukan isolasi mandiri karena penyebaran tanpa disadari dapat terjadi.
Faktor risiko penyakit berat
Faktor risiko untuk demam berdarah parah, meliputi bayi, anak-anak dan dewasa muda. Pasien dengan kondisi medis kronis termasuk diabetes, asma, atau penyakit jantung.
Untuk faktor risiko penyakit berat pada COVID-19, biasanya meliputi usia lebih dari 65 tahun, memiliki kondisi yang mendasari seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, hipertensi, stroke, serta penyakit hati.
Selain itu, orang yang tinggal di panti jompo atau fasilitas perawatan jangka panjang juga berisiko terinfeksi COVID-19 lebih mudah dengan paparan parah. Untuk itu, segera lakukan pemeriksaan dengan dokter apabila mulai merasakan gejala mirip dengan COVID-19.
Baca juga: Catat, Ini 6 Kesalahan yang Paling Umum Dilakukan saat Mencuci Tangan
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!