Share This Article
Virus Corona varian Omicron masih terus mewabah. Belum sepenuhnya terkendali, masyarakat dunia harus kembali dihadapkan dengan subvariannya. Varian Omicron BA.2 sedang menyebar dengan cepat di beberapa negara, termasuk salah satunya di Indonesia.
Lantas, apa sebenarnya Omicron BA.2 itu? Seberapa bahaya? Apakah lebih menular ketimbang varian aslinya? Yuk, temukan jawabannya dengan ulasan lengkap berikut ini!
Apa itu Omicron BA.2?
Varian ini masih berasal dari strain Omicron, tapi dengan mutasi yang berbeda. Dikutip dari News Scientist, Omicron BA.2 mempunyai 28 mutasi yang berbeda dengan Omicron yang asli. Lima di antaranya memainkan peran penting yang digunakan untuk menempel pada sel manusia.
Mutasi pada spike protein tersebut mampu mengikat reseptor di sel manusia, yang kerap dikaitkan dengan tingkat penularan yang lebih tinggi.
Di beberapa negara, seperti Inggris, India, Denmark, dan Jerman, kasus Omicron BA.2 sedang mengalami peningkatan, menggantikan Omicron BA.1. Sedangkan di Amerika Serikat, kasus Omicron BA.2 juga mulai menyita perhatian secara luas.
Baca juga: Perbedaan Omicron dan Varian COVID-19 Lainnya, Berikut 4 Daftarnya!
Omicron BA.2 Disebut sebagai siluman
Omicron BA.2 disebut sebagai siluman, karena kehadirannya dalam tubuh manusia terbilang sulit terdeteksi. Menurut penjelasan Prof Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular World Health Organization (WHO) Asia Tenggara, varian baru ini gampang menipu.
Omicron BA.2 dapat tidak terdeteksi melalui pemeriksaan tes polymerase chain reaction S gene target failure (PCR SGTF), metode yang sebelumnya digunakan untuk mengecek genome varian Omicron B.1.1.529.
Ini yang menjadi perhatian khusus. Sebab, sebelumnya pemerintah telah memperbanyak alat metode tersebut guna mempermudah pelacakan Omicron. Di Indonesia sendiri, sudah ada sekitar 10 kasus dari varian siluman Omicron.
Apakah lebih menular?
Belum ada kejelasan yang pasti soal varian siluman Omicron terkait tingkat penularannya. Berdasarkan kajian dari Statens Serum Institut di Denmark, varian siluman Omicron ini mempunyai daya transmisi 1,5 lebih tinggi.
Namun, menurut Kristen Nordlund, juru bicara Centers for Disease Control and Prevention (CDC), untuk saat ini, belum ada bukti yang menyebutkan bahwa varian siluman Omicron bisa menyebabkan penyakit lebih parah dari BA.1.
Otoritas Kesehatan Inggris juga menjelaskan, varian ini tampaknya tak mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi yang bergejala atau simtomatik.
Jadi, apakah lebih berbahaya dari varian asli Omicron?
Omicron BA.2 mungkin bisa lebih berbahaya dari varian aslinya. Namun, ini semua dipengaruhi oleh banyak faktor di suatu daerah atau negara. Misalnya, seberapa banyak tingkat infeksi dan seberapa tinggi perlindungan kekebalan yang dimiliki oleh sebuah penduduk.
Namun, Omicron BA.2 bisa saja tak lebih parah dari varian aslinya. Kekebalan tubuh adalah salah satu faktor utamanya. Sejumlah negara telah memberikan vaksin dosis booster kepada warganya. Kekebalan yang meningkat diharapkan bisa mengurangi risiko infeksi dan keparahan.
Baca juga: Omicron Menyebar, CDC Rekomendasikan Pakai Masker N95 dan KN95
Bagaimana gejalanya?
Belum ada gejala yang khas teridentifikasi pada Omicron BA.2. Namun, karena varian ini adalah ‘keturunan’ dari Omicron, tanda klinisnya mungkin tak jauh berbeda, di antaranya meliputi:
- Tenggorokan gatal
- Batuk kering
- Mudah lelah
- Nyeri otot ringan
- Keringat di malam hari.
Berbeda dengan Delta, kasus hilangnya kemampuan indra penciuman jarang ditemukan pada pasien COVID-19 varian Omicron.
Nah, itulah ulasan tentang COVID-19 varian siluman Omicron yang belakangan ini telah menjadi perhatian. Agar tetap terlindungi dan meminimalkan risiko terpapar, selalu terapkan protokol kesehatan di mana pun kamu berada serta jangan lupa melakukan vaksinasi, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.