Share This Article
Saat ini dexamethasone ramai diperbincangkan oleh banyak orang karena disebut sebagai “obat dewa” untuk COVID-19. Terkait dengan obat ini, berikut beberapa fakta dexamethasone yang perlu kamu ketahui.
Fakta obat dexamethasone
1. Apa itu dexamethasone?
Melansir penjelasan dari laman FKUI, bahwa dexamethasone adalah salah satu obat COVID-19 yang termasuk golongan steroid yang harganya pun termasuk murah. Perlu kamu ketahui bahwa obat ini disebut sebagai ‘obat dewa’ karena efek terapinya yang cepat.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH selaku Guru Besar Departemen Penyakit Dalam FKUI, menjelaskan bahwa obat ini selain untuk COVID-19 juga digunakan sebagai obat radang, seperti pada pasien radang sendi dan berbagai bengkak akibat peradangan.
Tak hanya itu saja, obat ini juga digunakan untuk kombinasi dengan obat kanker sebagai kemoterapi. Tak hanya itu, obat ini juga digunakan untuk beberapa kelainan darah, asma, alergi pada mata, THT, hingga autoimun.
2. Apakah benar dexamethasone bisa digunakan untuk pasien COVID-19?
Menurut penjelasan dari World Health Organization (WHO), dexamethasone adalah kortikosteroid yang digunakan dalam berbagai kondisi untuk efek anti-inflamasi dan imunosupresan.
Itu diuji pada pasien rawat inap dengan COVID-19 dalam uji klinis nasional Inggris dan ditemukan memiliki manfaat untuk pasien sakit kritis.
Menurut temuan awal yang dibagikan dengan WHO, untuk pasien yang menggunakan ventilator, pengobatan terbukti mengurangi kematian sekitar sepertiga, dan untuk pasien yang hanya membutuhkan oksigen, angka kematian berkurang sekitar seperlima.
3. Apakah WHO merekomendasikan penggunaan dexamethasone untuk pasien COVID-19?
Pada 2 September 2020, WHO mengeluarkan pedoman sementara penggunaan dexamethasone dan kortikosteroid lainnya untuk pengobatan COVID-19.
Pedoman tersebut dikembangkan oleh panel WHO dan para ahli serta peneliti internasional serta didasarkan pada bukti yang dikumpulkan dari tujuh uji klinis.
Pedoman membuat dua rekomendasi:
Rekomendasi 1
WHO sangat menganjurkan agar kortikosteroid yaitu dexamethasone, hidrokortison atau prednison diberikan secara oral atau intravena untuk pengobatan pasien dengan COVID-19 yang parah dan kritis.
Rekomendasi 2
WHO menyarankan untuk tidak menggunakan kortikosteroid dalam pengobatan pasien dengan COVID-19 yang tidak parah, kecuali jika pasien tersebut sudah menggunakan obat ini untuk kondisi lain.
Waktu dan durasi pengobatan harus sekali sehari selama 7-10 hari. Dosis harian harus 6 mg deksametason, setara dengan 160 mg hidrokortison (yaitu 50 mg setiap 8 jam atau 100 mg setiap 12 jam), 40 mg prednison, 32 mg metilprednisolon (8 mg setiap 6 jam).
Panel ahli membuat rekomendasi berdasarkan bukti kepastian moderat penurunan kematian 8,7 persen dan 6,7 persen pada pasien dengan COVID-19 yang sakit kritis atau parah.
4. Efek samping penggunaan dexamethasone pada pasien COVID-19
Menurut penjelasan dari FKUI, disebutkan bahwa sama seperti obat lainnya, dexamethasone juga memiliki efek samping. Efek samping terutama pada penggunaan jangka panjang.
Pada penggunaan jangka pendek pasien bisa merasakan beberapa kondisi seperti ini:
- Sakit pada lambung, sampai mual dan muntah
- Sakit kepala
- Nafsu makan meningkat
- Sulit tidur dan gelisah
- Timbul jerawat pada kulit.
Kemudian pada pasien yang menggunakan dexamethasone jangka panjang akan menyebabkan beberapa kondisi seperti:
- Moon face (wajahnya bengkak seperti bulan)
- Terjadi peningkatan kadar gula darah
- Tekanan darah meningkat
- Tulang keropos (osteoporosis)
- Daya tahan tubuh menjadi turun sehingga rentan terhadap infeksi.
Interaksi obat juga bisa terjadi yang bisa meningkatkan efek samping pada pasien yang sudah mempunyai riwayat sakit maag sebelumnya.
Baca juga: Waspada Jamur Hitam! Kenali Gejalanya Sesuai Lokasi Infeksi
5. Apakah benar dexamethasone bisa memicu jamur hitam?
Kasus jamur hitam dipercaya oleh para ahli di India dipicu akibat penggunaan obat-obatan COVID-19 yang berlebihan. Salah satu obat yang disebut bisa memicunya adalah obat steroid, seperti dexamethasone.
Hal tersebut juga diungkapkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi. Ia menyebut penggunaan obat kortikosteroid seperti dexamethasone dikhawatirkan bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!