Share This Article
Masyarakat dunia dibuat heboh setelah munculnya sebuah kabar tentang merebaknya COVID-19 varian Delmicron. Disebut-sebut terbentuk dari gabungan dua varian, Delmicron dikhawatirkan bisa memicu gelombang baru dari COVID-19.
Lantas, apakah kabar tersebut benar adanya? Yuk, simak dan temukan fakta sebenarnya dengan ulasan berikut ini!
Apa itu Delmicron?
Delmicron adalah istilah yang merupakan singkatan dari Delta dan Omicron, yaitu dua varian virus penyebab COVID-19. Keduanya diketahui memiliki daya tular dan sebar lebih tinggi ketimbang varian lain. Tak heran kemunculan Delmicron membuat banyak orang ketakutan.
Meski demikian, Delmicron sebenarnya bukan varian COVID-19. Istilah itu mengacu pada fenomena tingginya kasus COVID-19 dengan dua varian tersebut di Amerika Serikat.
September lalu, varian Delta tercatat menginfeksi 99 persen dari seluruh total COVID-19 di Amerika Serikat. Menjelang akhir 2021, varian Omicron mengambil alih 73 persen kasus dari seluruh infeksi COVID-19 di negara itu.
Fakta atau hoaks?
Menurut Zubairi Djoerban, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), varian Delmicron bukan sebuah varian baru. Delmicron bukan seperti varian Alfa, Beta, Gamma, dan lain sebagainya.
Penamaan untuk varian COVID-19 pun tidak bisa sembarangan, dan biasanya menggunakan istilah alfabet Yunani. World Health Organization (WHO) juga sampai sekarang belum memberi penamaan Delmicron.
Intinya, Delmicron hanyalah sebuah istilah yang mengacu pada situasi di mana varian Delta dan Omicron menyebabkan lonjakan kasus di wilayah tertentu, bukan sebuah varian baru dari COVID-19
Dicky Budiman, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, juga menambahkan, Delmicron adalah hoaks yang muncul dari teori asal-asalan. Saat ini, tidak ada perkawinan atau penggabungan antara dua varian COVID-19.
Asal mula istilah Delmicron
Istilah Delmicron pertama kali menyeruak ke publik dari penjelasan Dr Shashank Joshi, anggota gugus tugas COVID-19 di negara bagian India bernama Maharastha. Saat itu, Dr Joshi hadir dan memberikan statement dalam sebuah acara di televisi.
Dr Joshi menyebutkan bahwa Delmicron, yang mengacu pada Delta dan Omicron, telah menyebabkan “tsunami” di Eropa serta Amerika Serikat. Sayangnya, penggunaan istilah Delmicron disalahpahami banyak orang hingga menganggapnya sebagai varian baru dari COVID-19.
Lalu, apa beda Delta dan Omicron?
Delta dan Omicron adalah dua varian COVID-19 yang sama-sama sudah terdeteksi masuk ke Indonesia. Meski memiliki kemiripan dari tingginya potensi penularan, keduanya sebenarnya varian yang berbeda.
Varian Delta
Delta adalah nama untuk varian dari virus Corona B.1617.2. Varian ini pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020. Namun, baru diidentifikasi oleh WHO ke dalam kelompok variant of concern (VOC) pada 31 Mei 2021.
Dikutip dari Science Media Center, varian Delta memiliki 13 mutasi, lebih banyak ketimbang varian sebelumnya seperti Alfa, Beta, dan Gamma. Oleh karena itu, varian ini disebut dengan ‘double mutant variant’. Mutasi yang banyak juga menyebabkan Delta memiliki daya tular lebih tinggi.
Bahkan, varian Delta disebut-sebut punya potensi penularan 40 kali lipat jika dibanding varian awal dari virus pemicu COVID-19. Ini bisa dilihat dari terjadinya gelombang dua pandemi COVID-19 di Indonesia yang melonjak pada pertengahan 2021.
Baca juga: Benarkah Varian Delta Bisa Menyebar hanya dengan Berpapasan?
Varian Omicron
Omicron adalah varian terbaru dari virus Corona dengan nama ilmiah B.1.1.529. Varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada 24 November lalu. Dua hari setelahnya, WHO menetapkannya sebagai kelompok variant of concern (VOC).
Menurut penjelasan Prof Tulio de Oliveira, direktur Center for Epidemic Response and Innovation di Afrika Selatan, Omicron memiliki mutasi yang “tidak biasa” dan “sangat berbeda” dari varian SARS-CoV-2 yang pernah ada.
Omicron mempunyai 50 mutasi secara keseluruhan dan lebih dari 30 mutasi pada spike protein. Bicara soal penyebaran, menurut Dr Ulrich Elling, ahli biologi molekuler di Institute of Molecular Biotechnology, Wina, Omicron mungkin lima kali lebih menular dari varian Delta.
Meski lebih menular, gejala dari COVID-19 varian Omicron diyakini lebih ringan dari Delta. Ini diungkapkan sendiri oleh Dr Angelique Coetzee, Kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan, juga merupakan orang pertama yang mencurigai kemunculan Omicron.
Nah, itulah fakta seputar Delmicron yang perlu kamu tahu. Untuk meminimalkan risiko terpapar COVID-19 baik Delta maupun Omicron, selalu terapkan protokol kesehatan serta jangan lupa untuk vaksinasi, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.