Share This Article
Dari banyaknya varian dari virus corona yang telah ditemukan, Delta adalah salah satu yang menjadi perhatian serius di banyak negara. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan bahwa penularannya menyerupai penyakit cacar air.
Benarkah demikian? Bagaimana dengan penyebaran virus corona varian Delta di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini!
Karakteristik varian Delta
Delta adalah nama untuk varian dari virus corona B.1617.2. Varian ini sebenarnya sudah muncul lama, tapi baru dikelompokkan dalam variant of concern (VOC) pada 31 Mei 2021.
Delta merupakan sebutan untuk varian virus corona yang ditemukan pertama kali di India pada Desember 2020. Penyebutan varian ini sendiri untuk menggantikan istilah ‘varian India’ yang dinilai cenderung memojokkan negara tertentu.
Varian ini perlu diwaspadai karena punya risiko penularan yang lebih tinggi. Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan bahwa varian tersebut 40 kali lebih menular ketimbang varian lain.
Bukan hanya itu, menurut World Health Organization (WHO), varian virus yang masuk kelompok VOC seperti Delta mempunyai karakteristik seperti:
- Berpeluang memperburuk pandemi karena tingkat penularannya yang tinggi
- Berpotensi memengaruhi efektivitas pengobatan tertentu
- Berisiko memperburuk gejala COVID-19
Baca juga: Virus Corona Delta, 40 Kali Lebih Menular dan Sudah Masuk ke Indonesia!
Penularannya seperti cacar air, benarkah demikian?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam penjelasannya pada dokumen internal yang diduga bocor, seperti dikutip dari Washington Post, menyebutkan bahwa varian ini memiliki kemungkinan penularan yang sama seperti cacar air dan memicu penyakit yang lebih parah.
Disebutkan pula bahwa risiko penularan tersebut lebih cepat dan tinggi ketimbang penyakit yang sudah mewabah sebelumnya, seperti Ebola. CDC menganggap pengendalian varian Delta sebagai ‘perang yang telah berubah’.
Artinya, otoritas berwenang di tiap negara perlu melakukan upaya lebih keras dalam mengendalikan penyebaran varian tersebut. Ini terbukti dari penyebaran varian virus yang sangat cepat.
Dalam dokumen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis pada 28 Juli lalu, varian Delta diketahui telah menyebar ke lebih dari 130 negara di seluruh dunia.
Memahami penularan cacar air
Cacar air atau chickenpox adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella. CDC menyebutkan, cacar air merupakan penyakit yang sangat menular. Jika satu orang sudah terinfeksi, 90 persen orang di sekitarnya yang tidak punya imun kuat berpotensi tertular.
Cacar air juga bisa berubah menjadi kondisi yang serius, bahkan mengancam nyawa. Penyakit tersebut bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan wanita hamil, terutama yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Gejala paling umum dari cacar air adalah ruam kemerahan yang gatal. Ruam pertama kali muncul di dada, punggung, dan wajah. Lalu, menyebar ke seluruh tubuh.
Anjuran tetap pakai masker meski sudah vaksinasi
Dugaan bocornya dokumen internal ke publik tidak ditanggapi serius oleh CDC yang terkesan tutup mulut. Meski begitu, banyak kalangan menilai bahwa dokumen yang bocor tersebut ada kaitannya dengan langkah CDC yang merevisi aturan memakai masker.
Akhir Juli lalu, CDC meminta orang yang sudah vaksinasi dosis penuh tetap memakai masker meski di dalam rumah. Menurut penjelasan salah satu petinggi CDC Rochelle Walensky, pemakaian masker meski telah vaksinasi guna menghindari penularan varian Delta yang makin meluas.
Apalagi, varian Delta diketahui telah bermutasi menjadi Delta Plus, yang berpotensi bisa memperparah kondisi ketika seseorang sudah terinfeksi. Orang yang sudah vaksinasi masih dapat menyebarkan virus, yang dapat menghambat langkah pengendalian.
Sebaran varian Delta di Indonesia
Menurut Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, varian Delta sudah masuk ke Indonesia sejak awal Juni. Virus tersebut pertama kali terdeteksi di sejumlah daerah, seperti Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Namun, satu bulan setelahnya, varian tersebut sudah menyebar ke 24 provinsi. Bahkan, disebutkan bahwa varian Delta telah mendominasi sekitar 86 persen spesimen yang dilakukan sequencing dalam 60 hari terakhir.
Nah, itulah ulasan tentang varian Delta yang diketaui memiliki penularan seperi cacar air dan berpotensi memicu penyakit yang lebih parah. Untuk meminimalkan risiko terpapar, tetap gunakan masker meski sudah mendapat vaksin, ya!
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!