Share This Article
Seiring dengan kasus COVID-19 varian Omicron terus menjadi perhatian khusus seluruh dunia termasuk Indonesia, apakah kamu tahu efek yang terjadi jika terkena anak anak?
Berikut penjelasan tentang efek Omicron pada anak-anak.
Efek Omicron pada anak-anak
Varian Omicron adalah jenis virus COVID-19 yang akan menyebar lebih cepat daripada SARS-CoV-2 asli. Namun seberapa cepat varian Omicron ini akan menyebar jika dibandingkan dengan Delta masih dalam tahap investigasi.
Central of Disease Control (CDC) menyebutkan bahwa siapapun yang terinfeksi Omicron dapat menyebarkan virus ke orang lain, bahkan bagi mereka yang telah mendapatkan vaksin. Menurut sebuah studi ditemukan bahwa ada peningkatan jumlah anak kecil yang dirawat di rumah sakit, khususnya bayi berusia di bawah satu tahun.
Anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat COVID-19, sebanyak 42 persen berusia di bawah 1 tahun, dan menunjukkan kasus yang ringan. Dr. Rochelle Walensky, selaku Direktur CDC menyampaikan bahwa belum melihat sinyal varian Omicron lebih parah pada anak kecil berusia di bawah 5 tahun, meskipun ada peningkatan rawat inap.
Di luar negeri, anak-anak dan remaja yang harus dirawat inap di rumah sakit terus meningkat, namun tetap lebih rendah daripada kelompok usia lainnya. Peningkatan tersebut kemungkinan tidak hanya semata-mata akibat varian Omicron saja.
Para ahli mengatakan, kenaikan itu mungkin juga karena alasan lain dan secara kebetulan dites positif COVID-19 selama pemeriksaan rutin. Selain itu, penting juga untuk menyadari bahwa terkadang anak-anak dirawat karena alasan non-medis, seperti adanya anggota keluarga yang sakit.
Penularan Omicron pada anak-anak
Melansir dari ABC News, sejauh ini bukti menunjukkan infeksi Omicron lebih sering mengakibatkan gejala yang ringan dibandingkan dengan varian virus Corona sebelumnya.
Pada tingkat individu, Omicron tampaknya lebih kecil kemungkinannya untuk membuat kamu harus menjalani perawatan di rumah sakit, khususnya jika sudah divaksinasi.
Sementara para ilmuwan masih mempelajari tentang bagaimana varian baru memengaruhi anak-anak. Dokter spesialis penyakit menular pediatrik, Asha Bowen mengatakan bahwa umumnya anak-anak yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron akan menunjukkan gejala ringan.
“Secara keseluruhan, sebagian besar anak-anak menunjukkan gejala yang sangat ringan, seperti pilek, demam, atau merasa tidak enak badan selama beberapa hari,” kata Dr Bowen dari Telethon Kids Institute. Melanjutkan penjelasannya, anak-anak juga akan lebih cepat pulih dan mayoritas tidak membutuhkan perawatan medis secara khusus.
Sementara Dr Jesal Sheth, Konsultan Senior-Dokter Anak, Rumah Sakit Fortis mengatakan penyebaran Omicron di kalangan anak-anak memang lebih tinggi daripada gelombang sebelumnya.
Varian ini memiliki efek pada saluran pernapasan bagian atas dan kondisi tersebut membuat anak-anak cenderung lebih rentan terhadap komponen di udara.
Gejala croup pada anak yang terinfeksi Omicron
Selain itu, dilaporkan juga anak-anak di bawah usia 5 tahun yang terinfeksi varian Omicron menunjukkan gejala croup, yang menyebabkan batuk menggonggong.
Croup adalah suatu kondisi infeksi saluran napas bagian atas, yang tidak hanya menghalangi pernapasan. Tetapi juga memicu suara gonggongan yang khas. Biasanya, disertai dengan demam, suara serak dan sesak napas.
Cara mencegah anak-anak dari penularan virus Omicron
Pandemi COVID-19 yang terus berlanjut, membuat anak-anak bahkan hingga orang dewasa bisa terpapar varian terbaru yaitu Omicron. Namun, kondisi ini bukan menjadi alasan bagi kamu untuk tidak mempersiapkan diri.
Berikut ada beberapa hal-hal yang dapat dilakukan untuk melindungi anak-anak di tengah lonjakan Omicron seperti dilansir dari Today Parents:
1. Vaksinasi anak jika telah memenuhi syarat
Setiap orang yang telah memiliki perlindungan vaksin baik anak-anak dan orang dewasa akan memiliki risiko penularan virus yang lebih kecil. Jadi, apabila usia anak telah memenuhi syarat tak adalah salahnya untuk segera mendapatkan vaksin.
2. Pastikan anak menggunakan masker saat melakukan kegiatan di luar rumah
Masker adalah lapisan pencegahan utama baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Ukuran masker dan ketebalannya pun wajib diperhatikan. Jika ukuran masker tidak cocok untuk anak-anak maka tidak akan memberikan perlindungan yang maksimal.
3. Batasi kontak saat berada di tempat umum
Mulai untuk batasi kontak fisik anak saat berada di tempat umum. Mengingat penularan Omicron yang lebih cepat, sebaiknya kurangi aktivitas anak-anak di luar rumah.
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!
Sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan tempatmu bekerja? Ayo, manfaatkan layanannya dengan menghubungkan benefit asuransi milikmu ke aplikasi Good Doctor! Klik link ini, ya.