Share This Article
Dalam mencegah penularan COVID-19 dan mengurangi keparahan gejalanya, vaksinasi sangat diperlukan. Karena itu, hingga saat ini banyak jenis atau merek vaksin yang telah diberikan dengan efektivitas beragam.
Merek vaksin yang diketahui memiliki tingkat efektivitas cukup tinggi adalah Moderna dan Pfizer. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai efektivitas vaksin Moderna dan Pfizer dalam mencegah COVID-19, yuk simak penjelasannya berikut!
Baca juga: Vaksin COVID-19 Pfizer Bisa Sebabkan Payudara Membesar, Benarkah?
Efektivitas vaksin Moderna dan Pfizer untuk cegah COVID-19
Dilansir Foxnews.com, vaksin virus corona yang dikembangkan pada teknologi mRNA, seperti Moderna dan Pfizer, sangat efektif dalam mengurangi infeksi. Bahkan termasuk kasus tanpa gejala.
Hasil ini didapat dengan memeriksa efek pemberian vaksin pada hampir 4.000 pekerja esensial yang berisiko, seperti tenaga kesehatan. Ditemukan adanya penurunan 90 persen dalam risiko infeksi setelah peserta diberi vaksin dua dosis.
Temuan ini kemudian menggarisbawahi tingkat perlindungan yang tinggi setelah hanya satu dosis, di mana risiko infeksi peserta berkurang 80 persen dua minggu setelah vaksinasi awal dilakukan.
Studi mengenai efektivitas vaksin Moderna dan Pfizer
Vaksin mRNA resmi memberikan perlindungan awal yang substansial terhadap infeksi bagi tenaga kesehatan. Beberapa studi mengenai kedua vaksin, antara lain sebagai berikut:
Vaksin Moderna
Vaksin Moderna direkomendasikan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Berdasarkan bukti uji klinis pada orang berusia 18 tahun ke atas, vaksin Moderna 94,1 persen efektif mencegah infeksi COVID-19 setelah menerima dua dosis.
Vaksin ini juga sangat efektif dalam uji klinis untuk mencegah COVID-19 di antara orang-orang dari berbagai kategori usia, jenis kelamin, ras, dan etnis, serta orang dengan kondisi medis tertentu.
Namun, dalam uji klinis ini gejala reaktogenisitas atau efek samping selama 7 hari setelah divaksinasi mungkin dapat terjadi. Kondisi tersebut sangat umum di mana sebagian besar gejalanya ringan hingga sedang.
Jika kamu pernah mengalami reaksi alergi parah atau anafilaksis terhadap bahan apapun dalam vaksin mRNA COVID-19, maka hindari penerimaan vaksin tersebut. Hindari pula penerimaan dosis kedua apabila terjadi alergi parah setelah mendapatkan dosis pertama vaksin mRNA COVID-19.
Vaksin Pfizer
Vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech diberikan persetujuan untuk penggunaan darurat pada individu berusia 16 tahun ke atas. Pfizer merupakan vaksin mRNA yang mirip dengan vaksin Moderna.
Vaksin Pfizer memerlukan dua dosis dan bekerja dengan memberikan instruksi kepada tubuh tentang cara membuat protein lonjakan unik untuk virus corona. Sistem kekebalan kemudian akan memproses informasi ini dan membangun respons kekebalan, termasuk antibodi.
Menurut sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di jurnal Lancet, dosis tunggal vaksin Pfizer memiliki tingkat efektivitas 85 persen. Setelah dosis kedua hingga minggu pertama setelahnya, perlindungan naik menjadi 91 persen.
Untuk mencegah infeksi pada orang tanpa infeksi sebelumnya, vaksin Pfizer memiliki tingkat kemanjuran hingga 95 persen. Mengenai varian COVID-19, vaksin Pfizer terbukti secara signifikan mengurangi tingkat penularan dan penyakit serius.
Vaksin mana yang sebaiknya dipilih?
Centers for Disease Control and Prevention atau CDC tidak merekomendasikan satu vaksin di atas yang lain. Untuk itu, tidak disarankan untuk menunggu merek tertentu karena setiap vaksin memiliki efektivitas yang berbeda sesuai dengan persyaratan uji klinisnya.
Demografi uji coba dapat bervariasi dan biasanya dilakukan pada waktu yang berbeda. Hal ini diartikan bahwa varian yang ada pada waktu tersebut juga bervariasi, sehingga vaksin tetap efektif dalam mencegah COVID-19 meski berbeda merek.
Baca juga: Apakah Aman Menggunakan Jenis Vaksin Berbeda untuk Booster?
Konsultasi lengkap seputar COVID-19 di Klinik Lawan COVID-19 dengan mitra dokter kami. Yuk, klik link ini untuk download aplikasi Good Doctor!